Secara administrartif, Cekdam Kadupandak berada di Kampung Karangsari, Desa Kadupandak, Kecamatan Tambakasari, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat dan berada pada koordinat -7.220406, 108.556171. Cekdam Kadupandak memiliki nama lain, yaitu Cekdam Singapraya, namun warga lebih banyak mengenal cekdam ini dengan nama Cekdam Kadupandak. Nama Cekdam Kadupandak diambil dari nama desa lokasi cekdam, yaitu Desa Kadupandak.
Cekdam Kadupandak merupakan cekdam buatan yang dibangun sekitar tahun 2000-an. Fungsi utama dari Cekdam Kadupandak adalah sebagai penahan erosi, penyuplai air untuk wilayah Desa Kadupandak serta Desa Kaso, sumber air bersih untuk wilayah sekitar cekdam, objek wisata, dan budidaya ikan keramba. Jenis ikan yang ada di Cekdam Kadupandak diantaranya ikan Nila, Gurame, Tawes, dan ikan Nilem.
Tanggul Cekdam Kadupandak Jebol
Pada 1 Juni 2010, tanggul penahan di Utara sepanjang 15 m hancur akibat tidak mampu menahan gerusan air setelah wilayah Desa Kadupandak diguyur hujan lebat. Desa Tambaksari merupakan daerah dengan tingkat rawan bencana longsor yang cukup tinggi. Tercatat sudah sejak 2008 gerakan tanah di wilayah Desa Kadupandak termasuk yang cukup tinggi.
Total luas cekdam yang jebol seluas 6 Ha dan menyebabkan 195 Ha areal sawah serta tiga peternakan ayam hancur tersapu banjir bandang. Selain itu, bajir bandang juga menghancurkan Jembatan Cibeureum yang menghubngkan Dusun Sukamandi dengan Dusun Walahar. Getaran akibat hancurnya tanggul memicu longsoran tanah di beberapa titik sehingga menyebabkan rumah-rumah warga di sekitar tanggul rusak. Pembangunan tanggul kembali dilakukan pada 12 April 2013 oleh pemerintah.
Akses Menuju Cekdam Kadupandak
Akses menuju Cekdam Kadupandak termasuk cukup mudah. Jalur yang harus dilalui pun tidak terlalu sulit untuk dicari, baik dari arah Bandung, Subang, maupun Cirebon.
Bandung – Kawali – Cekdam Kadupandak
Arahkan kendaraan dari Bandung menuju Kadipaten melalui Nagreg – Limbangan – Malangbong. Ikuti jalan provinsi hingga melewati Gentong (perbatasan Kabupaten Garut – Kabupaten Tasikmalaya). Setelah melewati Gentong, patokan pertama yaitu pertigaan di Pasar Kadipaten, kabupaten Tasikmalaya. Pertigaan ini berada pada koordinat -7.125025, 108.145547. Ambil arah kiri pada pertigaan ini. Jalur ini disarankan untuk menghindari arus lalu lintas yang akan cukup padat dari Kadipaten hingga Cisaga, terutama pada akhir pekan.
Ikuti jalan raya utama hingga memasuki Kecamatan Pagerageung. Kondisi jalan akan sedikit lebih kecil dibandingkan jalan provinsi. Memasuki Kecamatan Pagerageung, jalan akan terus didominasi oleh tanjakan. Jika melintas di jalur ini pada malam hari akan cukup sepi dan gelap karena tidak ada penerangan jalan.
Patokan berikutnya yaitu Pondok Pesantren Suryalaya yang berada pada koordinat -7.125049, 108.217288. Tidak jauh dari gerbang Pondok Pesantren Suryalaya akan ditemui persimpangan dengan jalur dari arah Cihaurgeulis pada koordinat -7.125560, 108.219203. Lurus terus pada persimpangan ini hingga tiba pada persimpangan menuju Situ Lengkong pada koordinat -7.128402, 108.265018. Ambil kanan pada persimpangan ini menuju area parkir Situ Lengkong.
Arahkan kendaraan menuju alun-alun Panjalu yang berada pada koordinat -7.134585, 108.269500. Setelah melewati alun-alun Panjalu, ikuti terus jalan utama hingga tiba di Desa Lumbung. Setiba di Desa Lumbung jalan akan berujung di sebuah perismpangan besar pada koordianat -7.177386, 108.364036. Ambil arah kiri pada persimpangan ini menjuj Desa Winduraja. Ikuti jalan raya utama hingga tiba di persimpangan dengan jalan menuju Rajadesa pada koordinat -7.165331, 108.371848. Ambil arah kanan menuju Rajadesa.
Ikuti jalan raya utama menuju Kecamatan Jatinegara – Kecamatan Rajadesa. Setiba di alun-alun Rajadesa, terus ikuti jalan utama hingga jalan bertemu persimpangan pada koordinat -7.204651, 108.489652. Ambil arah kiri pada persimpangan ini. Ikuti jalan raya utama menuju alun-alun Kecamatan Rancah. -7.197844, 108.503496. Setelah melewati alun-alun Rancah akan ditemui persimpangan pada koordinat -7.198941, 108.505503.
Lurus terus pada persimpangan ini menuju Desa Tambaksari. Ikuti jalan utama. Kondisi jalan setelah persimpangan di Polsek Rancah akan sedikit memburuk. Medan jalan akan didominasi oleh turunan. Jalan aspal mulus dari Kawali akan berakhir di persimpangan Polsek Rancah dan akan berganti dengan jalan berlubang. Jika musim kemarau, jalan akan sangta berdebu.
Patokan berikutnya yaitu persimpangan pada koordinat -7.218259, 108.556963. Ambil kanan pada koordinat ini. Pada persimpangan jalan akan terdapat papan kayu sederhana penunjuk arah menuju Cekdam Kadupandak. Pengunjung yang datang ke Cekdam Kadupandak harus membayar retribusi sebesar Rp 4.000,00/motor. Rertibusi dibayarkan pada warga yang menjaga portal menuju area Cekdam Kadupandak.
Total pembacaan jarak dan waktu tempuh pada peta adalah 131 Km dalam waktu 4 jam 29 menit
Cirebon – Kuningan – Cekdam Kadupandak
Arahkan kendaraan dari Cirebon menuju Cigugur, Kuningan melalui Cirendang. Setelah tiba di Cigugur, arahkan kendaraan menuju Waduk Darma pada koordinat -7.003002, 108.406223. Setiba di Waduk Darma, arahkan kendaraan menuju Alun-alun Cikijing yang terletak pada koordinat -7.017868, 108.369273. Setalah alun-alun Cikijing akan ditemui persimpangan pada koordinat -7.016252, 108.365690. Ambil arah kiri pada persimpangan ini menuju Panwangan.
Kondisi jalan akan didominasi oleh jalan aspal dan akan cukup ramai setiba di alun-alun Cikijing. Jalur Cikijing – Panawangan akan didominasi oleh jalan berkelok-kelok dan akan sangat sepi jika malam hari. Setelah belok kiri di Cikijing, akan ditemui persimpangan pada koordinat -7.025899, 108.351537. Ambil arah kiri pada persimpangan ini.
Ikuti terus jalan utama hingga bertemu persimpangan dengan jalur menuju Rajadesa di koordinat -7.165337, 108.371859. Ambil arah kiri pada persimpangan ini. Jalur berikutnya akan sama dengan jalur yang datang dari arah Panjalu.
Total pembacaan jarak dan waktu tempuh pada peta adalah 107 Km dalam waktu 3 jam 27 menit.
Area di sekitar Cekdam Kadupandak sudah dapat dikelilingi oleh mobil maupun sepeda motor. Terdapat beberapa kampung di pinggir Cekdam. Terdapat area yang cukup rimbun oleh pepohonan dan saung-saung kecil di dekat permukiman warga. Meskipun sudah dibenahi dan memang dibuka untuk tujuan wisata, namun pengunjung ke Cekdam Kadupandak tidak terlalu ramai. Warung-warung pun jumlahnya cukup sedikit.
Tulisan lainnya mengenai Cekdam Kadupandak dapat dilihat di link berikut:
http://dskdpdk.blogspot.co.id/2013/04/profil-desa.html
http://www.pikiran-rakyat.com/jawa-barat/2010/06/01/114893/cekdam-jebol-195-hektar-sawah-hancur
http://kknm.unpad.ac.id/kadupandak/2013/07/30/coretan-desa-kadupandak-rizki-t-bastanta-sinuhaji/
http://dskdpdk.blogspot.co.id/2013/05/pembangunan-cekdam-singapraya.html