Kalau sebelumnya tulisan saya lebih sering membahas Ciemas dari sisi travelling, maka kali ini saya coba menulis Ciemas dari sisi perencanaan ruang (gaya bener). Sebenarnya penulisan tentang Ciemas ini lebih menguraikan secara singkat gambaran tentang Ciemas dari Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sukabumi 2012-2032. Kenapa? soalnya beberapa kali saya mengajak teman ke Ciemas, pertanyaan yang selalu dan paling sering muncul adalah “Ciemas itu dimana?” dan disusul dengan pertanyaan berikutnya “Ada apa di Ciemas?” Yayaya nasibmu Ciemas, namamu belum setenar Palabuhanratu atau Ujunggenteng yang mengapitmu.
Gambaran Lokasi dan Aksesibilitas
Jadi, secara administratif, Ciemas itu nama salah satu kecamatan di Kabupaten Sukabumi, jelasnya Kecamatan Ciemas, Kabupaten Sukabumi dan juga merupakan kecamatan terluas di Kabupaten Sukabumi sebelum pemekaran menjadi dua kecamatan, yaitu Kecamatan Ciemas dan Kecamatan Simpenan. Letaknya sendiri di peta persis berada diatas Pantai Ombak Tujuh dan Cibuaya Kecamatan Ciracap dan tepat berada di Selatan Teluk Palabuhanratu. Kecamatan Ciemas memiliki delapan desa, diantaranya Desa Ciwaru, Cibenda, Tamanjaya, Girimukti, Mekarjaya, Mekarsakti, Mandrajaya, Ciemas.
Untuk mencapai Kecamatan Ciemas dapat melalui dua jalur utama, yaitu jalur Sukabumi-Palabuhanratu kemudian mengambil jalan kerah Selatan (Kecamatan Simpenan dan Kecamatan Kiaradua) di daerah Bagbagan dan melalui jalur utama Sukabumi-Ujunggenteng yang kemudian mengambil kaerah Utara menuju Kecamatan Waluran di perbatasan Kecamatan Lengkong – Kecamatan Waluran – Kecamatan Jampang Kulon. Apabila melalui jalur utama Kota Sukabumi – Kecamatan Palabuhanratu, maka sepanjang perjalanan akan melewati beberapa kota kecamatan yang cukup ramai dan kondisi lalu lintas yang cukup padat, terutama pada jam pulang sekolah dan juga pabrik. Kendaraan yang melintas pun beraneka ragam, mulai dari sepeda motor, kendaraan pribadi, truk pengangkut kayu dan hasil pertanian, mikro bus hingga angkutan umum mini bus, dan ELF.
Selain itu, di tengah perjalanan juga akan melewati objek wisata rafting tepat di pinggir jalan. Untuk guna lahannya, lebih didominasi oleh permukiman, warung-warung di pinggir tebing, beberapa terminal mulai dari tipe A hingga C sampai yang berupa pengumpan, pasar sekaligus pusat kecamatan dan juga jurang yang didasarnya mengalir sungai-sungai yang cukup besar serta perkebunan karet dan penambangan batu kapur. Kondisi jalannya masih dapat dikatakan cukup bagus dan ada beberapa lokasi yang telah dilakukan perbaikan jalan tetapi dengan kondisi yang tidak terlalu sempurna dan memilki jalan yang berkelok-kelok. Tetapi jalur Kecamatan Simpenan – Pal Tilu sudah bagus karena telah dilakukan perbaikan jalan.
Lain halnya bila mengambil jalur utama Kota Sukabumi – Pantai Ujunggenteng. Dari jalur utama yaitu Jalan Pelabuhan, tepatnya di Pasar Pangleseran, kita harus mengambil jalan menuju Kecamatan Lengkong. Kondisi lalu lintas di jalan ini bisa dibilang jauh lebih sepi. Kendaraan yang melintas pun lebih didominasi oleh sepeda motor dan truk pengangkut hasil kebun dan pengangkut batu di malam hari serta ELF. Guna lahan yang dominan di sepanjang jalan merupakan permukiman, beberapa lokasi pelatihan militer, tambang galian tipe C, pabrik pengolahan tambang galian tipe C, perkebunan teh, perkebunan karet, serta hutan dan jurang-jurang yang cukup dalam. Untuk kendaraan umum, beberapa tempat yang biasanya dijadikan lokasi transit diantaranya Bojonglopang, Lengkong, dan perbatasan Kecamatan Lengkon – Kecamatan Waluran – Kecamatan Jampang Kulon.
Kondisi jalan dapat dikatakan kurang baik. Mulai dari Pasar Pangleseran hingga memasuki Bojonglopang, jalanan tidak rata dan berlubang, serta berdebu. Memasuki Kecamatan Lengkong, tepatnya di area perkebunan teh, aspal pelapis jalan banyak yang mengelupas dan betu kerikil berserakan di tengah jalan. Hal ini cukup membahayakan mengingat kondisi jalan yang berkelok-kelok dan memiliki tikungan tajam, kabut yang sering turun di sepanjang Kecamatan Jampangtengah – Kecamatan Lengkong, minimnya penerangan, jarangnya permukiman penduduk, serta banyaknya truk besar yang melintas di malam hari menjadikan jalur ini memiliki risiko kecelakaan lalu lintas yang lebih tinggi dibandingkan jalur Kota Sukabumi – Kecamatan Palabuhanratu. Selain itu, beberapa lokasi dijalur ini pun rawan tindak kriminal. Namun, menurut informasi terbaru, telah dilakukan perbaikan dan pelebaran jalan hingga ke Pantai Ujunggenteng di Kecamatan Ciracap.
Selain kondisi jalan di kedua jalur utama menuju Kecamatan Ciemas yang bisa dikatakan kurang baik, kondisi jalan didalam Kecamatan Ciemasnya pun tidak kalah parahnya. Apabila masuk Kecamatan Ciemas melalui Pal Tilu, kita akan segera disambut oleh papan bertuliskan “Selamat Datang di Desa Girimukti” dengan himbauan yang intinya jika ingin ke Desa Girimukti sebaiknya kita menggunakan kendaraan khusus. Tetapi bila terus mengikuti jalur utama menuju Desa Ciemas, tidak perlu sampai menggunakan kendaraan khusus, tetapi tetap tidak disarankan untuk menggunakan kendaraan jenis sedan untuk beberapa waktu kedepan. Tetapi bila masuk melalui Kecamatan Waluran, maka dapat menggunakan kendaraan jenis sedan tetapi tetap berisiko tinggi, Guna lahan bila masuk melalui Pal Tilu, maka kita akan melewati beberapa perkebunan besar milik pemerintah, swasta, dan perkebunan rakyat.
Diantaranya perkebunan teh Bojongpicung, perkebunan karet yang sekaligus juga menjadi lokasi penambangan, baik swasta mapupun rakyat untuk bahan galian emas, perkebunan buah naga dan kelapa, lahan persawahan dan juga hutan yang masih alami sekaligus lokasi latihan tempur Kostrad. Sedangkan bila melalui jalur dari Kecamatan Waluran, guna lahan akan sangat dominan oleh permukiman penduduk dan perkebunan karet serta teh. Memasuki Desa Tamanjaya, Kecamatan Ciemas, maka akan ditemui beberapa bendungan.
Ciemas dalam Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang
Dalam Kebijakan Penataan Ruang Kabupaten, Kecamatan Ciemas diarahkan untuk pengembangan agribisnis berorientasi sistem agropolitan dan minapolitan, pengembangan wisata budaya, alam, dan buatan. Sedangkan dalam Rencana Struktur Ruang, Kecamatan Ciemas termasuk kedalam pusat kegiatan dengan sistem perdesaan yang berada dibawah sistem kegiatan perkotaan Palabuhanratu yang merupakan Pusat Kegiatan Nasional-Provinsi/Pusat Kegiatan Wilayah sekaligus juga merupakan pusat Wilayah Pelayanan di Selatan Kabupaten Sukabumi dan membawahi 28 kecamatan. Sedangkan dalam sistem perdesaan, Kecamatan Ciemas termasuk kedalam sistem perdesaan wilayah Selatan dengan pusatnya adalah Desa Cibenda dan Desa Ciwaru.
Dari segi jaringan transportasi, kondisi prasarana jaringan jalan, baik dari kondisi jalan, lebar jalan, kontur jalan, sarana kelengkapan jalan, ketersediaan terminal, kemudahan dan ketersediaan angkutan umum, Kecamatan Ciemas masih dinilai kurang. Terlebih lagi dalam segi peningkatan pelayanan dan kualitas jaringan jalan. Peningkatan pelayanan dan kualitas tersebut termasuk derah-daerah yang berada di luar batas administrasi Kecamatan Ciemas. Adapun disebutkan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sukabumi, terdapat beberapa rencana pengembangan terkait jaringan transportasi, diantaranya:
- Rencana pengembangan jaringan jalan strategis kabupaten pada ruas jalan Cibutun – Balewer – Ciwaru pengembangan jalan lokal primer prioritas pada ruas jalan Jaringao – Cibuaya dan ruas jalan Cibutun – Balewer – Ciwaru
- Preservasi dan peningkatan jalan kolektor primer empat pada pengembangan jaringan Jalan Simpenan (Loji) – Ciemas – Surade – Ujunggenteng mendukung pembangunan jaringan jalan koridor Jawa Barat Selatan
- Pengembangan jalan lokal primer priotitas pada ruas Jalan Jaringao – Cibuaya dan ruas Jalan Cubutun – Balewer – Ciwaru
- Pengembangan jaringan jalan strategis kabupaten pada ruas jalan Cibutun – Balewer – Ciwaru dan ruas jalan ekonomi menuju kawasan industri, wisata, dan kawasan strategis lainnya, dalam hal ini, Kecamatan Ciemas sebagai tujuan wisata.
Untuk mengatasi kekurangan dan untuk mempermudah pergantian moda transportasi serta meningkatkan pelayanan moda transportasi, maka dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sukabumi ini dicantumkan pembangunan Terminal tipe C di Kecamatan Ciemas, tepatnya di Desa Ciwaru. Kecamatan Ciemas merupakan salah satu kecamatan yang memiliki pesisir, yaitu Teluk Ciletuh yang tepat berada di Selatan Teluk Palabuhanratu dan memiliki arahan pengembangan minapolitan sehingga transportasi laut, sungai, danau, dan penyebrangan pun perlu diperhatikan. Dalam rencana pengembangan sistem transportasi sungai, danau, dan penyebrangan telah ditetapkan rencana pembangunan Pelabuhan Palangpang sebagai pelabuhan penyeberangan lintas dalam Kabupeten dan juga Alur pelayaran angkutan sungai dan penyeberangan Palangpang – Palabuhanratu.
Sebenarnya untuk saat ini, selain melalui jalan darat, cara lainnya untuk berkunjung ke Ciemas yaitu melalui jalur laut dari Palabuhanratu ke Pantai Palangpang dengan waktu tempuh kurang lebih dua jam. Penyeberangan selama dua jam biasa menggunakan kapal yang tidak terlalu besar dan tepat di perbatasan Teluk Palabuhanratu – Teluk Ciletuh merupakan daerah dengan ombak yang cukup tinggi dan arus yang cukup kencang. Selain itu, untuk potensi pariwisata, beberapa pengunjung yang datang ke Kecmatan Ciemas yang terkenal dengan tebing-tebing batuan tertua dengan jejeran air terjunnya juga ada yang mendatangi Pantai Cikepuh, Pantai Karangantu, Pulau Kunti, Pulau Mandra, Pantai Sodongparat, bahakan ada yang menyusur dari arah Kecamatan Ciracap hingga ke Pantai Citirem yang berbatasan dengan Pantai Cibuaya di Kecamatan Ciracap melalui jalur laut.
Hanya saja, untuk saat ini kemudahan informasi mengenai lamanya waktu tempuh penyeberangan, jenis kapal yang digunakan, penyusunan rute menuju objek tujuan wisata yang ada, informasi biaya, bahkan informasi mengenai waktu-waktu yang tepat untuk berkunjung masih sulit didapat. Jangankan untuk informasi mengenai wisata bahari di sekitaran Teluk Ciletuh, Kecamatan Ciemasnya pun masih jarang dan sedikit sekali ter-ekspose. Sehingga diharapkan dengan adanya beberapa rencana pengembangan dalam sistem transportasi untuk Kecamatan Ciemas dan juga akses masuk menuju Kecamatan Ciemas dapat dibenahi dan dapat menjadi pemicu perkembangan wilayah Kecamatan Ciemas pada umumnya.
Berdasarkan pengalaman pribadi berkunjung tiga kali ke Ciemas, mungkin kunjungan saya yang terakhir dapat dijadikan pembelajaran bagi pihak-pihak pelaku perencanaan. Dalam kunjungan terakhir saya pertengahan November 2013 lalu merupakan kondisi terburuk yang pernah saya alami selama empat kali bolak-balik ke Ciemas. Setelah menempuh perjalanan hampir dua belas jam dengan medan yang berbukit dan berkelok-kelok, kondisi jalan mulai dari yang paling mulus hingga yang paling hancur, mulai dari menerjang debu, kabut, sampai harus sedikit merendam motor di genangan air yang cukup dalam di tengah jalan akibat kondisi jalan yang rusak berat, dari mulai panas terik, mendung, lembab, hujan deras, sampai hujannya berhenti kami lalui untuk sampai di Dusun Cikanteh, salah satu wilayah dalam administrasi Kecamatan Ciemas yang letaknya sudah dekat dengan Pantai Palangpang.
Tidak hanya sampai disana, lelahnya perjalanan dan beratnya medan yang harus ditempuh harus ditambah dengan kondisi seluruh Desa Ciwaru (bahkan menurut salah satu pedagang di Pasa Desa Ciwaru tidak hanya Kecamatan Ciemas, tpi juga sampai Kecamatan Surade dan Jampangkulon) listrik mati. Menurut ibu pedagang (lagi) sudah bukan hal yang aneh kalau hujan besar atau hujan seharian, listrik mati biasanya ada kerusakan di gardu di Surade. Otomatis kalau tidak ada listrik, tidak ada air dan proses transaksi di salah satu minimarket yang cuku ‘ajaib’ karena ada di tempat ini pun dilakukan secara manual! Ya, dihitung manual menggunakan kalkulator sehingga hampir empat puluh menit saya dan beberapa teman menunggu teman lainnya berbelanja disana dengan barang belanjaan yang sebenarnya tidak seberapa banyak.
Permasalahan tidak hanya mengenai ketiadaan listrik dan air, tetapi juga ada kesalahpahaman mengenai tempat kami menginap disana. Setelah menyelesaikan kesalahpahaman, kami menempati rumah yang berbeda dengan yang bulan Mei 2013 kemarin saya tempati dan kamar mandi dirumah ini belum bisa digunakan. Meskipun listrik di Desa Ciwaru tidak padam, tetap saja air di kamar mandi ini belum bisa mengalir. Jadilah untuk keperluan mandi dan lainnya yang membutuhkan kamar mandi dan air bersih kami lakukan dengan menumpang di kamar mandi di salah satu rumah warga lainnya yang kebetulan berdekatan dengan Masjid dan memiliki penampungan air bersih yang cukup banyak untuk kami bertiga belas ditambah dengan keluarga pemilik rumah itu sendiri.
Benar-benar kondisi terburuk. Pertanyaannya bagaimana jika saya dan yang lainnya belum memiliki kenalan untuk sekedar menumpang mengistirhatkan badan? Setelah lelah menempuh medan yang berat dengan jarak yang cukup jauh hampir dua belas jam lamanya, begitu tiba di tempat tujuan, tidak ada listrik, tidak ada rumah tempat tinggal, tidak ada fasilitas umum yang bisa digunakan (dalam hal ini WC)
Sebenarnya dalam permasalahan penyediaan dan pelayanan sumber energi, dalam hal ini energi listrik, sudah ditetapkan Rencana Energi Alternatif dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten untuk mengatasi keterbatasan energi listrik, diantaranya adalah adanya jaringan transmisi SUTT 150 Kv yang melewti Kecamatan Ciemas, pembangunan dan pengembangan potensi PLTA Ciemas, serta pembangunan PLTMH Ciemas. Hal ini didasarkan pada adanya beberapa DAS yang mengalir melalui dan disekitar Kecamtan Ciemas. Setidkanya dengan adanya pembangunan PLTMH di Kecamatan Ciemas, dapat memberikan cadangan sumber energi listrik untuk kebutuhan diseluruh desa di Kecamatan Ciemas.
Terkait dengan banyaknya sungai yang mengalir didalam Kecamatan Ciemas maupun disekitar Kecamatan Ciemas, maka dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sukabumi ditetapkan adanya rencana pengelolaan wilayah sungai, diantranya DAS Cileuteuh, DAS Cimarinjung, DAS Ciemas, DAS Cihaur, dan DAS Cihaur Tengah yang berada di wilayah administrasi Kecamatan Ciemas, serta DAS Cisaar, DAS Cipatuguran. dan DAS Cipamenang yang mengalir berdekatan dengan wilayah administratif Kecamatan Ciemas.
Selain terkenal dengan cukup banyaknya aliran sungai yang melalui Kecamatan Ciemas dan disekitar Kecamatan Ciemas, terdapat juga potensi untuk sumber energi alternatif lainnya seperti pengelolaan potensi waduk, embung, dan situ, diantaranya Waduk Ciletuh yang berada di Desa Caringinnunggal Kecamatan Waluran dan pengelolaan daerah irigasi Ciletuh dengan luas total 6.248 Ha meliputi Kecamatan Ciemas dan Kecamatan Ciracap dengan kewenangan langsung dibawah pemerintah pusat.
Rencana lain dalam pemanfaatan dan pengembangan energi alternatif lainnya yaitu dalam aspek Sistem Jaringan Air Baku, diantaranya rencana pengembangan penyediaan air baku pertanian yang berasal dari Sungai Cimandiri, Citarik, Cibareno, Ciletuh, Cikaso, dan Cikarang untuk pertanian di wilayah Selatan Kabupaten. Dari beberapa sungai yang dimanfaatkan sebagai sistem jaringan air baku pertanian, ada yang mengalir langsung didalam wilayah administratif Kecamatan Ciemas, yaitu Sungai Ciletuh. Sungai Ciletuh juga dimanfaatkan sebagai sisten jaringan drainase primer. Sementara dalam sistem jaringan air minum, dalam RTRW Kabupaten Sukabumi telah ditetapkan perlindungan, pengembangan dan peningkatan pelayanan sumber air minum perkotaan.
Bahaya di Kecamatan Ciemas
Kabupaten Sukabumi, termasuk salah satu Kabupaten yang memiliki daerah rawan bencana alam yang cukup banyak. Terdapat 2 jenis bencana yang dicantumkan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sukabumi 2012-2032, yaitu Kawasan Rawan Bencana Alam dan Kawasan Rawan Bencana Geologi. Kecamatan Ciemas dan memiliki beberapa kawasan rawan bencana alam dengan tingkat risiko yang cukup besar diantaranya rawan gelombang pasang/tsunami, angin puting beliung, kekeringan dan kebakaran, serta gempa bumi. Hal ini dapat dilihat dari bentuk topografi dan posisi geografis Kecamatan Ciemas. Kecamatan Ciemas merupakan daerah perbukitan dengan topografi berbukit-bukit terjal serta dataran yang lebih rendah yang berada tepat di pesisir berupa cekungan yang cukup luas dan membentuk tapal kuda yang biasa disebut dengan “Amphiteater Teluk Ciletuh”.
Kawasan Amphiteater Teluk Ciletuh merupakan kawasan yang memiliki tingkat risiko cukup tinggi untuk bencana alam gempa bumi gelombang pasang/tsunami serta angin puting beliung, sedangkan Kecamatan Ciemas yang berada di perbukitan memiliki tingkat risiko tinggi terhadap bencana alam kekeringan dan kebakaran serta angin puting beliung terutama di areal perkebunan di sepanjang lereng yang berbatasan antara perbukitan dengan daerah Amphiteater Teluk Ciletuh. Selain itu untuk daerah perbukitan dan didalam cekungan tepat berada di tepi lereng tebing-tebing yang membentuk Amphiteater Teluk Ciletuh memiliki tingkat risiko tinggi untuk jenis bencana alam tanah longsor. Sedangkan bencana alam geologi yang memiliki tingkat risiko tinggi di Kecamatan Ciemas yaitu abrasi yang termasuk kedalam pantai selatan dan memiliki luas total 85 Ha.
Untuk mengantisipasi dan mengurangi tingkat risiko bencana, maka telah ditetapkan Jalur Evakuasi Bencana di Kecamatan Ciemas, yaitu:
- Jalur Evakuasi bencana gelombang pasang, tsunami, dan abrasi
- Jalur Evakuasi bencana angin puting beliung
- Jalur Evakuasi bencana gempa bumi
- Jalur Evakuasi bencana kekeringan dan kebakaran
- Jalur Evakuasi bencana tanah longsor
Sedangkan yang dapat dimanfaatkan sebagai Ruang Evakuasi Bencana diantaranya:
- Lapangan terbuka di seluruh Kecamatan
- Gedung pemerintahan di seluruh kecamatan
- Gedung olahraga dan fasilitas lainnya baik milik pemerintah maupun swasta di seluruh kecamatan, serta
- Penggunaan shelter tsunami di kecamatan
Dari beberapa deliniasi kawasan rawan bencana, satu-satunya bencana yang pernah saya alami secara langsung yaitu tanah longsor, yaitu pada kunjungan ketiga dengan menggunakan mobil. Di Desa Tamanjaya, tepat didekat air terjun yang digunakan sebagai sumber air bersih salah satu instansi militer, terdapat longsoran tebing yang menutup hampir seluruh badan jalan yang lebarnya tidak seberapa, ditambah lagi dengan aliran jatuhan air dari tebing di sisi kanan dan batang pohon yang tumbang mengakibatkan jalur tersebut harus dibersihkan terlebih dahulu dengan peralatan seadanya oleh warga setempat yang juga tidak terlalu banyak jumlahnya.
Pola Ruang Kecamatan Ciemas
Pola Ruang Kecamatan Ciemas diatur sedemikian rupa agar terdapat batas yang jelas antara pemanfaatan ruang untuk kawasan lindung dan untuk kawasan budidaya agar pembangunannya tidak malah merusak alam dan mengancam kehidupan masyarakatnya. Seperti contoh yang sudah ada sebagai dampak dari pemanfaatan ruang kawasan budidaya yang merugikan penduduk adalah adanya penambangan emas di hulu sungai-sungai yang mengalir melewati desa-desa serta bermuara di Laut di Kecamatan Ciemas, serta beralih fungsinya beberapa kawasan penyangga sebagai antisipasi alami terhadap beberapa kejadian bencana alam contohnya beralihfungsinya kawasan kebun kelapa menjadi kebun buah di areal perbukitan yang memiliki tingkat kerawanan terhadap bencana angin puting beliung yang tinggi serta bencana tanah longsor karena tidak adanya tumbuhan untuk menyerap air hujan.
Tetapi bila kegiatan pertambangan dan perkebunan dilarang secara total, maka mata pencaharian sebagian besar penduduk di Kecamatan Ciemas akan menghilang dan tingkat kesejahteraan dan pertumbuhan pembangunan Kecamatan Ciemas pun akan menurun. Padahal selama beberapa tahun ini, mata pencaharian dan sumber penghasilan terbesar masyarakat Kecamatan Ciemas adalah dari sektor pertambangan, baik swasta maupun mandiri dan juga dari sektor perkebunan baik perkebunan besar milik negara, swasta, hingga perorangan. Lalu, bagaimana agar tercipta suatu kondisi pembangunan wilayah yang kondusif tetapi juga tidak merusak lingkungan dan mengancam kehidupan masyarakat didalamnya? Oleh karena itu, disusunlah beberapa ketentuan Pola Ruang dalam pemanfaatan guna lahan untuk Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya.
Untuk perencanaan Kawasan Lindung, di Kecamatan Ciemas terbagi menjadi beberapa rencana kawasan lindung, diantaranya
- Kawasan Hutan Lindung yang berada dibawah Kesatuan Pemangkuan Hutan
- Kawasan yang Memberikan Perlindungan Terhadap Kawasan Bawahannya di Kecamatan Ciemas yaitu kawasan resapan air
- Kawasan Perlindungan Setempat diantaranya Kawasan sempadan pantai yaitu sepanjang garis pantai di Kecamatan Ciemas,Kawasan sempadan sungai yaitu di kanan dan kiri sungai di Kecamatan Ciemas, Kawasan sekitar situ, kawasan sekitar sempadan mata air, dan kawasan sempadan RTH perkotaan.
- Kawasan Suaka Alam, Pelestarian Alam, dan Cagar Budaya diantaranya: Kawasan Suaka Margasatwa Cikepuh dan Kawasan Konservasi lainnya berupa perairan laut Palangpang untuk ikan hias, perlindungan area peneluran penyu di Suaka Margasatwa Cikepuh sejauh 4 Km, serta cadangan kawasan konservasi perairan daerah, perairan laut Citirem, Cibulakan, dan Cikepuh.
- Kawasan Pantai berhutan bakau/mangrove di Desa Ciwaru. Kawasan Cagar Budaya dan Ilmu Pengetahuan berupa Situs Megalith Gunung Rompang di Kecamatan Simpenan serta Kampung Adat dan Situs unggulan berskala Kabupaten
- Kawasan Rawan Bencana Alam yang memiliki tingkat risiko tinggi di Kecamatan Ciemas, diantaranya kawasan rawan gelombang pasang/tsunami, tanah longsor, angin puting beliung, kekeringan dan kebakaran, serta gempa bumi. Kawasan Lindung Geologi, diantaranya berupa kawasan Cagar Alam Geologi termasuk didalamnya Cagar Alam Geologi Ciletuh, Blok Gunung Badak, Blok Ciletuh, dan Blok Citirem-Cibuaya.
- Kawasan Rawan Bencana Geologi yaitu Kawasan Rawan Abrasi yang terdapat di sepanjang pantai selatan
Kawasan yang Memberikan Perlindungan Terhadap Air Tanah yang terdapat di Kecamatan Ciemas yaitu sempadan mata air. Kawasan Lindung Lainnya yang berada di Kecamatan Ciemas yaitu Kawasan berterumbu karang di Pantai Cilegok, Karangrapak, Cikepuh, dan Sodongparat serta Kawasan Koridor bagi satwa/biota laut yang dilindungi berupa tempat bertelur penyu hijau sepanjang lima Kilometer di Pantai Cikepuh
Selain menentukan pemanfaatan ruang untuk Kawasan Lindung dengan tujuan menjaga kelestarian alam di Kecamatan Ciemas, terdapat juga beberapa pemanfaatan ruang yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan perkembangan wilayah dengan tetap memperhatikan daya dukung lingkungannya. Adapun kawasan budidaya yang direncanakan dalam pemanfaatan guna lahan di Kecamatan Ciemas antara lain:
Kawasan Peruntukan Pertanian, termasuk didalamnya yaitu
- Pertanian lahan kering Ciemas untuk padi sawah dan padi gogo
- Pertanian tanaman sayuran dataran rendah
- Pertanian tanaman buah-buahan dalam hal ini pisang tanduk, semangka, melon, rempah-rempah, dan biofarma
Kawasan Peruntukan Perkebunan, termasuk didalamnya yaitu
- Kawasan perkebunan besar swasta di beberapa lokasi diantaranya Gunung Titiran untuk tanaman karet dan Maranginan untuk tanaman cengkeh
Kawasan Peruntukan Peternakan, termasuk didalamnya yaitu
- Kawasan ternak sapi potong, kerbau, kambing, domba, ayam, dan itik
- Kawasan Peternakan Rakyat
- Kawasan Penggembalaan Umum
- Kawasan peruntukan Budidaya Ikan Laut seperti Kerapu, Baronang, Cobia, Udang, Lobster, dan lainnya
- Kawasan peruntukan rumput laut
- Kawasan peruntukan benih ikan laut
- Peruntukan budidaya air payau seperti udang vaname, windu, dan kepiting
- Kawasan minapolitan berbasis perikanan tangkap sekaligus sebagai kawasan penyangga minapolitan Palabuhanratu
- Kawasan pengolahan perikanan skala menengah – kecil
Penyelenggaraan penyediaan prasarana perikanan, meliputi
- Pengembangan TPI Ciwaru
- Pengembangan Pelabuhan Perikanan yaitu PPI Ciwaru
- Pengembangan tempat pemasaran hasil kelautan dan perikanan pasar ikan segar laut dan pasar pengolahan ikan
- Pengembangan pos pengawasan sumber daya kelautan dan perikanan, termasuk diantaranya pos pengawasan sumber daya perikanan laut, tawar, dan payau
Kawasan peruntukan pertambangan di Kecamatan Ciemas meliputi
- Mineral logam seperti emas, perak, tembaha, seng, timah, timbal, zirkonium, besi, magnetit, ilminitit, titanium, galena, dan mangan
- Wilayah potensi pertambangan seperti minyak dan gas bumi
Kawasan peruntukan industri di Kecamatan Ciemas diantaranya
- Kawasan industri tertentu untuk usaha mikro, kecil, dan menengah, seperti PIK gula merah
- Kawasan industri lainnya seperti industri logam, teh, pengolahan kayu, dan hasil laut
Kawasan peruntukan wisata, diantaranya
- Pariwisata Alam, termasuk didalamnya wisata bahari Pantai Palangpang, Cikepuh, Cititrem, Cisaar, dan Karangantu dan wisata curug, termasuk didalamnya Curug Cikanteh, Cimarinjung, dan Cikadal
Kawasan pesisir laut yang diarahkan untuk perikanan budidaya tawar, payau, dan laut, perikanan tangkap, pariwisata, penelitian, dan konservasi
Kawasan strategis sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi termasuk dalam Kawasan Strategis Provinsi Bagian Selatan
Kawasan strategis sudut kepentingan Fungsi dan Daya Dukung Lingkungan Hidup termasuk dalam Kawasan Strategis Kabupaten Pesisir Sukabumi
Rencana Pola Ruang untuk kawasan budidaya yang telah disusun di Kecamatan Ciemas ternyata seiring dengan adanya rencana pengembangan Geopark yang meliputi Kecamatan Palabuhanratu, Kecamatan Cikakak, Kecamatan Cisolok, Kecamatan Simpenan, Kecamatan Ciemas, Kecamatan Ciracap, Kecamatan Surade yang dikenal salah satunya dengan nama Geopark Ciletuh. Oleh karena itu, pembangunan dalam bidang prasarana transportasi dan sektor pariwisata serta kawasan lindung Geologi cukup gencar dilakukan.
Beberapa upaya tersebut diantaranya realisasi peningkatan ruas jalan menuju ke Kecamatan Ciemas dari arah Kecamatan Simpenan dan juga sepanjang jalur utama di wilayah Kecamatan Ciemas sesuai dengan rencana pengembangan jaringan transportasi dalam Rencana Tata Ruang Kabupaten Sukabumi yang berlaku dari tahun 2012-2031. Dari sektor pariwisata mulai gencar dilakukan promosi oleh beberapa komunitas, perorangan, bahkan institusi terkait. Promosi yang dilakukan diantaranya dengan membuka informasi mengenai hal-hal terkait wisata bahari dan curug sesuai yang tercantum dalam rencana pengembangan pola ruang kawasan budidaya.
Kegiatan lainnya yaitu mulai dilakukannya penelitian terhadap keanekaragaman hayati serta pelestarian dan promosi kebudayaan setempat. Dari beberapa kegiatan diatas, secara langsung akan memberikan dampak terhadap perkembangan wilayah dan pertumbuhan ekonomi Kecamatan Ciemas dan secara tidak langsung juga akan turut merealisasikan rencana-rencana yang tercantum dalam dokumen-dokumen perencanaan salah satunya yaitu Rencana Tata Ruang Kabupaten Sukabumi Tahun 2012-2013.
mohon info terbaru akses jalan kesana via simpenan seberapa hancur Mah?
soalnya tgl 1 mei mau Turing motor kesana Dari depok hatur nuhun
Hemmm klo dri Depok ga terlalu hafal smpe masuk Sukabuminya ini Nad kasih 2 alternatif rute aja yak
SIMPENAN VIA JAMPANGTENGAN-LENGKONG
1. Begitu belok ke arah Lengkong dari Pasar Pangleseran di Gunungguruh, jalannya ancur banget, kaya kolam di tengah jalan. Abis Magrib-Tengah malem yg lewat truk tambang. Ngangkut batu, pasir, kayu dll. Klo siang-sore banyak truk pertamina sama beberapa pick up, aga rame.
2. Selepas SPBU terakhir di sebelah kiri jalan sebelum Jampangtengah, udah aga bagus jalannya.
3. Selepas Bojonglopang, jalan aga sepi & jalan kondisinya biasa, ga bagus, ga jelek. Ada beberapa jalan yg aga licin klo ujan, soalnya tanah dri kebunnya meleber ke jalan, jalannya belok-belok.
4. Sampe di pertigaan Lengkong-Kiaradua-Waluran, di kanan jalan ada pos Polisi, ambil jalan ke kanan, katanya jalannya udah bagus, nnti tembus di pertigaan Kiaradua-Simpenan-Kebun Bojongasih (Jalan Pal Tilu)
5. Kalo dri Depok lewat Cibadak, berarti begitu sampe di pertigaan jalan Palabuhan 2, ambil kearah Sukabumi, belok di Pasar Pangleseran daerah Gunungguruh.
SIMPENAN VIA JALAN PALABUHAN
1. Nyampe di pertigaan Cibadak-Jalan Palabuhan, ambil jalan kearah PALABUHANRATU
2. Jalannya jelek banget begitu masuk Kecamatan Warungkiara & Bantargadung. Bolong-bolong di pinggir jalan, jadi jalannya harus aga ke tengah, klo dri arah berlawanan rame, lumayan lama
3. Masuk Desa Citarik, jalan udah aga datar & udah lumayan bagus
4. Pertigaan Bagbagan-Simpenan-Jalan Cihaur jalannya belok-belok & nanjak, udah mulai ngelupas aspalnya, aga licin klo ujan, tapi masih bisa dibilang lumayanlah
5. Jalan Pal Tilu-Kebun Bojongasih-Kampung Cikaramat. Jalannya awalnya mulus, ada beberapa titik yang aspalnya ngelupas, tapi masih lumayan
6. Kampung Cikaramat-Desa Ciemas-Pasirangin (kebun karet & kebun buah naga) jalannya mulai jelek, aspalnya ngelupas, klo ujan ada beberapa genangan menuhin jalan, tapi selang-seling sama jalan mulus. Mulai dari sini sampe Desa Sangarawa klo malem gelap banget, ga ada rumah & pohon lkaretnya lumayan rapet & tinggi
7. Pasirangin-Sangarawa (Kebun buah naga-padang ilalang). Jalannya mulai sempit, banyak genangan air menuhin jalan, lumayan dalem, klo malem daerah sini gelap banget, ilalang di kanan-kiri jalan setinggi truk
8. Masuk Desa Sangarawa-Desa Mekarjaya jalan mulai lumayan bagus, ga ada genangan lagi, aspal baru mulai ngelupas, masih bisa dibilang lumayan
9. Pertigaan Desa Mekarjaya-Desa Tamanjaya (sebelun Terminal Ciemas) Jalan masih bagus sampe lewat Bukit Panenjoan & awal-awal kebun kelapa.
10. Desa Tamanjaya-Jalan Ciporeong 2
Mulai dari kebun kelapa jalan udah jelek, banyakan turunan panjang, lumayan curam, klo malem gelap banget. Mulai dari sini udh ga ada rumah.
11. Jalan Ciporeong 2- Desa Mekarmukti
Selepas Kebun Kelapa, jalan makin turun, turunan panjang, curam, jalan jelek banget, jarak dari lapisan aspal paling atas sama yang aspalnya udah tinggal batu lumayan tinggi & posisinya ampir nutupin semua bagian jalan, kadang harus aga melipir ke pinggir, kearah jurang, tebing-tebing disepanjang sini sering longso klo ujan.Pohon juga kadang banyak yg tumbang. Ada juga beberapa tanjakan
Ada beberapa jembatan yang patah, jadi pelan-pelan aja biar bagian bawah motor ga kepentok. Ada beberapa genangan lumayan dalem, di pinggir kanan-kiri bisa jalan, cuman klo ujan kanan-kirinya lumpur klo lewat pinggir pelan-pelan aja, kanan-kirinya sawah. Daerah sini masih belom ada rumah.
12. Desa Mekarmukti
Udah ga ada turunan panjang, cuman jalan masih aga belok-belok & masih tetep jelek banget. Aspalnya kebanyakan udah ngelupas & lumayan tinggi jarak dri aspal ama batu. Udah mulai banyak rumah.
13. Desa Ciwaru
Masuk Desa Mekarmukti sampe Desa CIwaru jalannya udah lumayan, udh tinggal jalan aspal desa, tapi udah ga ada jalan batu lagi.
Klo boleh tau Ciemasnya rencanya mu kemana aja? soalnya masih ada beberapa daerah yang ga rekomen jalannya klo musim ujan/klo ujan disana. 😀
aduuhh lengkap banget infonya klo Dr depok ke plabuan ratu kbtulan sdh hafal karna klo mudik saya Dari depok ke surade lewat plabuan ratu kbetulan jg sy asli keturunan surade cuman sy belum pernah keciemas.
mklum anak dusun ga prnah jalan JD selepas skolah lngsung merantau ke depok smpe skarang
insya alloh tgl 1 mei kami mau jajal memburu karunia Allah yg trnyata masih di negri kita Dan masih daerah kita pula
trimakasih infonya smoga anda slalu dlm keberkahan nya amiin
Intinya klo dari Simpenan sampe ke pertigaan yg sebelum pertigaan Terminal Ciemas, udah lebih bagus dari yg di foto-foto ini ko. Kecuali dari Bukit Panenjoan sampe ke Ciwaru, masih ampir sama aja
nuhun pisan infonya
Punten kaka Dari mana asli nya kynya kaka INI suhu besar mngenai ciemas
saluut
Aaamiinn sama-samaa…. Aaaaa Suradeeeee!!! wah, masih pengen eksplore daerah sanaa…. eemmm kmaren sempet ngebagi Ciemas jadi 3, soalnya 3 hari ga cukup, Ciemas luas bangeetttt
Ciemas yg biasa orang2 sana bilang Ciletuh/Ciwaru, Girimukti, Sama Ciemas yg eksplore pulau-pulau kecilnya smpe ke daerah Cikepuh (utaranya Ombak Tujuh & Citireum)
Klo yg tadi diatas itu cuman buat Ciemas yg Ciletuh/Ciwaru.
Untuk yg Girimukti, itu perlu waktu 1 hari. Dari dusun Cikondang eksplore daerah pesisir (sebenernya bukan pantai jg sih, hanya view laut dri atas tebing, kata bapa yg kmaren kita tanya, enakan jalan kaki, pake motor bisa, cman jalannya jelek banget. Jalan kaki nyantei ke Curug sama nyusur dari atas tebing di pinggir laut. nama daerahny Cibuti, Balewer, Cisaar PP setengah hari
Klo ke Puncak Darma dari Dusun Cikondang pake motor itu sekitar 1,5 jam, soalnya kmaren kita ujan-ujan, jalannya jeleeeeekkk bangeeettt + liciiiiiiiiiinnn banget.
Kmaren kita nginep di Ciemas yg Ciwarunya. Sampe Cikondang jam 3, sampe puncak Darma pas jam set 6 (nunggu ujan berenti dulu). Dari Puncak Darma ke Ciwaru start jam 7 malem sampe ke Ciwaru jam 12 malem. Kondisi jalan liciiiiiiiiiiiinnnnn + gelaaaaaappp banget klo ga ujan kayanya bisa cepet. Jalannya ampun
Klo yg eksplore pulau-pulau kecil harus sepagi mungkin, jdi kayanya sisain waktu 1 hari aja.
Kaka?? huahahaha berasa tua :p, di Bandung, asli Bandung hehehe kebeneran emang tempat favorit ke Ciemas & ga abis-abis, jdi diulik aja ampe semuanya didatengin 😀
ohh ti bandung salam kango urang bandung kbtulan 2 mngu sekali sy pnya tugas rutin ke bandung ke daerah cibodas lembang nengok yg lg mondok di nurulfikri boardingschool
klo surade yg udah umum ya ujung genteng Tp boleh jg di coba pantai minajaya pntainya jauh lebih asri teduh n ada muara jg posisinya sebelum ujg gnteng pas pertigaan cibungur lurid terus jgn ke kanan krna ke kan an ITU keep UG
mngkin aa tteh jg sdh Sana ya oya klo curug ada 2 curug cikaso n cigangsa Tp udah familiar di Google jg ga trlalu secret
o iya rncananya kami mau ke c imarinjung cikanteh n nyebur di pantai oya jam berapa paling telat klo mau
beli ikan tkut ga kebagian hehe
tehhh klo Mao ekplor pulau sekitar palangpang ciwaru aksesnya Dari mana sekaligus costnya berapa TDK lupa tips Biar ga digetok harganya
oya satu lagi klo nginep cost penginapan berapa ya nuhunnn
Klo bisa start ke Sodong & Cikanteh jam 8 pagi. Langsung ke Cikanteh, baru pulangnya mampir foto-foto & istirahat di Curug Sodong. Langsung ke Cimarinjung. Biar ga terlalu sore & air di Cimarinjungnya ga gede. Sayang klo gede hehehe
Iyah, Surade tu penasaran ama Situ Ciroyom, Curug Ciruti (masuknya Ciracap) tpi ada yg bilang udh masuk Ciemas, jalan tembus dri Waluran ke Ciracap-Cibuaya-Citireum, sama Goa yg di Surade (lupa namanya). sama masih penasaran & pengen ambil landscape jalur lintas dri Surade ke Tegalbuleud lewat areal perkebunan jati. Kmaren lewat sana ujan, ga bisa foto-foto huhu
Nah, kebeneran belom pernah klo kesana, cuaca ga mendukung terus :D. Tapi, hasil nanya-nanya sih perahu 200.000, lama nyebrang klo nonstop ke Cikepuh 1,5 jam katanya.Cuman, klo emang ga pada ga terlalu suka eksplore mah ga usah, soalnya pulau-pulau kecilnya pulau karang aja ga ada apa-apa. Cikepuh bagus, pantai pasir putih ama muara sungai juga. Ke daerah hutannya itu Suakamargasatwa + tempat latihan Kostrad. Jadi pilihan objeknya ga terlalu banyak. tkutnya udah lama & jauh ga terlalu banyak yg dieksplore hehehe. Biasanya yg kesini cman buat penelitian geologi aja.
Hemm jauh Lembang hahaha tapi Cibodasnya mah tau, Nurulfikrinya blm tau 😀
iya teh disitu psantren pny orang PKS ktnya
oya ditunggu share info jelajah selatan nya yaaa
Siipp.. siipp belum sempet nulis lagi haha
punten teteh msh blm lengkap mnta share pnginapan yg recommended Dan tarif per mlm nya tehh nuhun. pisan
wilujeng enjing
Oh iya lupa, di Pantai Palangpang klo ga salah cman ada 1 atau 2 penginapan, yg sempet ditanya cman 1, harganya 1 kamar 100rb/malem. Klo kita kesana biasanya nginep di rumah warga diarah ke Curug Cikanteh, ga ada patokan harga, kita kasih sesuai kesepakatan temen2 aja, paling klo buat makan kita kasih uangnya trus jumlahnya disesuaikan aja kita mau makan apa. Disana emang belum ada penginapan, itu jg d rumah warga awalnya cman numpang aja soalnya pas taun lalu kesana, nyampenya kemaleman & bingung nginepa dimana, akhirnya ditawarin nginep di rumah itu. Kebeneran cocok, ya sampe sekarang kesana. Jaraknya cman 15 menit ke Curug Sodong enaknya
Ada jg beberapa temen yg kesana nenda. Emang belm dibuka jd tmpt wisata jd emang bener-bener ga ada penginapan. Penginapan yg di Pantai Palangpang jg cman ada 4 kamar kalo ga salah
raos atuh pami tiasa ngehomestay Mah Tp klo bawa sepasukan Genk motor baik hati Mah tkt nya mereka ga ngijinin buwt humstay Mngkn cari pnginapan aj klo bw tenda Mah cuaca msh pancaroba tkut badai
btw nuhun lg infonya
oiya klo mmg msh jrng pnginapan boleh tuh qita invest bkin pnginapan he he he #sokpengusaha mode on
Oh, brp motor rencananya? Haha mungkin blm waktunya untuk buka penginapan 😀
gapapa Kali teh klo Dr sekarang mngkin harga kavling nya masih murah he he beda klo udah rame psti mahal
oiya smntara ini member turing baru 19 motor teh.. kpn. teteh ada rencana kesana lagi?
Hehehe ada bbrp pertimbangan pribadi sama bbrp referensi yg bikin lebh suka liat Ciemas kaya sekarang & klo udh rame ky Sawarna & Ujunggenteng kynya jd aga males jg 😀
setuju … klo tmpat yg Blum rame berasa milik pribadi ya tehh subhanalloh indah banget foto2 pantai curug yg ada di ciemas itu ditambah tdk smua orang bisa mnikmati scara langsung brasa limited edition dehhh
Maha besar Allah yg mnciptakan sgala anugrah pada Negri kita jd ga sabar pngn sgera mluncur ksana smoga diberi kesehatan, kselamatan Dan kemudahan amin
😀
wilujeng enjing Punten teh klo ke ciemas tea via simpenan jalan pal 3 bisa liat view ciwaru Dari ketingian ga yaa seperti yg di foto2 ituu
soalnya anggota Turing PD nanyain teh…
Klo boleh tau, itu liat fotonya dimana? :S
😀
Bisa ko, di Bukit Panenjoan, Desa Tamanjaya, dri abis kluar dri bukit2 yg ilalang itu nanti nemu Desa, ada SD Sanggarawa di kiri jalan, ikutin terus smoe nemu kincir angin di kiri jalam, ga jauh dari situ ada pertigaan, ambil yg kearah Polsek Cieamas, tpi ikutin aja jalannya nnti masuk Desa Tamanjaya, ada yg namanya Bukit Panenjoan di kanan jalan, ada kaya Villa/Pesanggrahan gitu ko gede, ada tulisannya “Panennjoan” nah setelah villa itu ada tanah kosong viewnya aga kebuka, itu Bukit Panenjoan, posisinya sebelum masuk perkebunan kelapa, klo dah masuk perkebunan kelapa, berarti dah kelewat 😀
liat di blognya ride the archipelago nusantara ride . teh
oya itu klo liat view Dr panenjoan jalan nya searah ke palangpang ciwaru ataw ada jalan lain yg hrs dtempuh?
Oowww tulisannya Om Sulis yah 😀 searah ko itu, tapi yg di blog itu mah bukan bukit Panenjoan, itu Puncak Darma di Desa Girimukti, nah klo yg ini ga searah jalannya
iyapp.. btul..
wah beda tempat yaa
kira 2 bagus mana ya view nya
Tp kynya sy pilih yg safe aja spy ga buang waktu Karna nyasar2 he he
lgian tujuan utamanya curug Dan pantai
nuhun pisan
Klo ke Puncak Darma Desa Girimukti, nanti abis lewatin Desa Ciemas, pas sebelum masuk perkebunan karet, ada pertigaan, nah jalan ke kanan itu kearah Desa Girimukti ada papannya “Kantor Desa Girimukti 7,5 Km” nah, nnti klo udh lewatin kantor desa, kayanya jaraknya masih 7,5 Km lg dr kantor desa ke Puncak Darma. Jalannya ancuuuurr bgt, klo ujan tambah susah. Dri Puncak Darma sebenernya bs langaung tembus ke Curug Cimarinjung cman kmaren kita coba ga bisa, ga memungkinkan banget klo ujan. Jdi dri Puncak Darma haru balik lg ke pertigaan awan sebelum kebun karet, baru terusin jalan kearah Desa Ciwaru, termasuk kalo mau ke Bukit Panenjoan. Kmaren kita coba, dri pertigaan kebum karet smpe le Puncak Darma itu dri jam 2 baru sampe Puncak Darma jam 6. Ujan gede banget, jalan super licin, banyak percabangan, kadang warga desa yg ditanya ga bnyk yg tau “Puncak Darma” jd klo mau nanya selain Puncak Darma, coba pake nama “atasnya Curug Cimarinjung” jangan kaget sama jawaban warga yg beda-beda & bikin bingung. Trek rutenya dulu sendiri pake GPS biar ga bingung
Kmaren start dri Puncak Darma jam 7 sampe Desa Ciwaru jam 12 malem, ujan baru berenti pas Magrib soalnya
Klo mai yg safe & emang waktunya sebentar, mending Bukit Panenjoan, klo ini mah udh pada tau ko warga. Klo bingung jalannya, klo kebeneran nemu, ikutin aja ELF Palabuhanratu-Ciwaru jalannya searah ko
Sama aja sih, cman Puncak Darma emang lebih kebuka, posisinya tebing yg deket ke Teluk, klo Bukit Panenjoan itu tebing yg deket ke daratan.
luarr biasa menggelegarrr mantaff
pokonya buat teteh Mah sy ucapin Hatur tengkiu lahhh
sy tunggu tulisan teteh selajutnya tntng sukabumi
Sami-sami 😀