CURUG CIBALI


Secara administratif, Curug Cibali berada di Desa Cikondang, Kecamatan Cingambul, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat dan berada pada koordinat -7.055293,108.373423. Posisi Curug Cibali berada di perbatasan tiga Kabupaten, yaitu Kecamatan Cingambul Kabupaten Majalengka, Kecamatan Panawangan Kabupaten Ciamis, dan Kecamatan Darma Kabupaten Kuningan, Jawa Barat.

Lokasi Curug Cibali sebenarnya dapat dilihat dari pinggir jalan raya, namun untuk benar-benar tiba di lokasi Curug Cibali masih diperlukan treking melewati pematang sawah selama kurang lebih lima belas menit. Secara keseluruhan, akses dan tingkat pencapaian menuju Curug Cibali cukup mudah, berikut uraian akses menuju Curug Cibali.

Kota Majalengka

Arahkan kendaraan menuju Kecamatan Talaga melalui Jalan Raya Cigasong yang merupakan jalan raya utama. Kondisi jalan akan sangat baik hingga Kecamatan Talaga. Arus lalu lintas akan cukup ramai hingga Kecamatan Maja. Selepas Kecamatan Maja, arus lalu lintas akan relatif sepi hingga memasuki Kecamatan Talaga. Arahkan kendaraan hingga melewati alun-alun Kecamatan Talaga. Ikuti jalan raya utama hingga memasuki Jalan Talaga Kulon 1 menuju Kecamatan Cikijing. Setelah tiba di Kecamatan Cikijing, pada persimpangan di koordinat -7.016260, 108.365770 ambil arah kanan menuju Jalan Raya Panawangan.

Ikuti Jalan Raya Panawangan hingga tiba di persimpangan pada koordinat -7.025890, 108.351537. Pada persimpangan ini ambil arah kiri menuju Jalan Raya Panawangan. Kondisi jalan yang dilalui dari Kecamatan Talaga hingga Jalan Raya Panawangan cukup baik dengan arus lalu lintas yang tidak terlalu ramai. Ikuti jalan hingga tiba di persimpangan pada koordinat -7.074782, 108.385283. Ambil arah kiri pada koordinat ini menuju Jalan Muhara. Ikuti jalan hingga tiba di koordinat -7.059850, 108.372702. Parkirkan kendaraan di jalan kecil pada koordinat ini. Tidak ada lahan kosong ataupun rumah penduduk yang dapat dijadikan lahan untuk menitipkan kendaraan, sehingga sebaiknya parkirkan kendaraan dengan rapi dan gunakan kunci ganda.

Perjalanan berikutnya dilanjutkan dengan berjalan kaki menyusuri pematang sawah yang berada di seberang jalan. Ikuti jalan setapak di pinggi pematang sawah hingga bertemu kolam saluran irigasi. Sebrangi saluran irigasi kemudian lanjutkan perjalanan melewati pematang sawah. Perjalanan berikutnya yaitu menyeberangi aliran sungai kecil kemudian dilanjutkan dengan menyusuri aliran sungai kecil lainnya ke arah hulu. Medan treking berikutnya yaitu menyusuri kebun. Jalur treking berupa jalan setapak sudah tidak akan ditemui lagi. Ilalang dan semak belukar akan cukup tinggi menutupi pandangan. Setelah melewati ilalang, perjalanan akan tiba di Curug Cibali. Total jarak pembacaan pada peta adalah 47,2 Km dengan waktu tempuh tercatat adalah 1 jam 20 menit.

Kota Ciamis

Bila perjalanan dimulai dari arah Selatan (Kota Ciamis), dari alun-alun arahkan kendaraan menuju Jalan Raya Kawali. Ikuti jalan raya utama menuju alun-alun Kecamatan Kawali. Kondisi jalan cukup baik dengan medan menanjak dan jalan berkelok-kelok. Setiba di alun-alun Kecamatan Kawali, ambil jalan menuju Kecamatan Panawangan melalui Jalan Raya Panawangan. Kondisi jalan secara umum masih sama dengan kondisi pada Jalan Raya Kawali. Ikuti jalan hingga tiba di persimpangan pada koordinat -7.074782, 108.385283. Ambil arah kiri pada koordinat ini menuju Jalan Muhara. Ikuti jalan hingga tiba di koordinat -7.059850, 108.372702. Parkirkan kendaraan di jalan kecil pada koordinat ini. Tidak ada lahan kosong ataupun rumah penduduk yang dapat dijadikan lahan untuk menitipkan kendaraan, sehingga sebaiknya parkirkan kendaraan dengan rapi dan gunakan kunci ganda.

Perjalanan berikutnya dilanjutkan dengan berjalan kaki menyusuri pematang sawah yang berada di seberang jalan. Ikuti jalan setapak di pinggi pematang sawah hingga bertemu kolam saluran irigasi. Sebrangi saluran irigasi kemudian lanjutkan perjalanan melewati pematang sawah. Perjalanan berikutnya yaitu menyeberangi aliran sungai kecil kemudian dilanjutkan dengan menyusuri aliran sungai kecil lainnya ke arah hulu. Medan treking berikutnya yaitu menyusuri kebun. Jalur treking berupa jalan setapak sudah tidak akan ditemui lagi. Ilalang dan semak belukar akan cukup tinggi menutupi pandangan. Setelah melewati ilalang, perjalanan akan tiba di Curug Cibali. Total jarak pembacaan pada peta adalah 51,7 Km dengan waktu tempuh tercatat adalah 1 jam 37 menit.

Curug Cibali merupakan air terjun yang memiliki setidaknya lima umpakan besar. Dinding air terjun Cibali memiliki permukaan batu yang rata, bila tidak terlalu licin, pengunjung bisa memanjat dinding batuan air terjun hingga umpakan ketiga dari atas. Meskipun permukaan dinding air terjun rata dan terkadang tidak terlalu licin, pengunjung tetap harus berhati-hati memilih pijakan agar tidak terpeleset. Menurut informasi, aliran air di Curug Cibali sedikit mengandung belerang, sehingga bagi sebagian pengunjung akan terasa sedikit gatal.

Aliran jatuhan di Curug Cibali termasuk yang sulit untuk mencapai volume terbesarnya, bahkan di musim hujan sekalipun. Curah hujan di sekitar wilayah Curug Cibali sedikit lebih rendah dibandingkan dengan wilayah yang berada tepat di kaki Gunung Ceremai (Kecamatan Maja, Banjaran, Argapura, dan Argalingga). Curug Cibali merupakan air terjun non permanen, sehingga pada musim kemarau alirannya akan kering total. Pada musim hujan sekalipun, jika intensitasnya tidak stabil dalam kondisi tertinggi, volume aliran jatuhannya pun akan cepat menyusut.

Secara keseluruhan, Curug Cibali dapat diklasifikasikan ke dalam tipe Tiered/Multistep, Fan, dan Slide. Curug Cibali yang memiliki banyak umpakan cukup mewakili salah satu ciri dari Tiered/Multi Step Waterfall. Umpakan pertama dan kedua dari Curug Cibali dapat diklasifikasikan ke dalam tipe Cascade, Horsetail, dan Slide. Tipe Cascade dapat dimunculkan karena volume aliran jatuhannya tidak terlalu deras namun mengalir konstan dengan tetap mempertahankan kontak dengan dinding air terjun (salah satu ciri utama Horsetail) dengan aliran yang mengikuti kemiringan dinding air terjun (salah satu ciri tipe Slide).

 Umpakan ketiga Curug Cibali memiliki kalsifikasi dominan Scree/Talus dan Fan. Volume jatuhan air pada tingkatan ketiga Curug Cibali sangat kecil dan lintasan jatuhan dominannya berada di celah bebatuan. Setelah melewati lintasan diantara celah bebatuan yang cukup sempit (lintasan tunggal), aliran jatuhan kemudian akan jatuh di atas permukaan dinding air terjun yang memiliki lintasan jatuhan air yang jauh lebih lebar. Lintasan jatuhan minor akan terlihat ketika volume jatuhannya besar, sehingga dinding air terjun di samping lintasan utama diantara bebatuan akan ikut tertutup air.

Umpakan ke-4 dan ke-5 Curug Cibali memiliki bentuk lintasan dan klasifikasi yang sama. Lintasan jatuhan utama pada umpakan keempat dan kelima berada di sisi kanan dinding air terjun (bila menghadap ke arah air terjun). Aliran jatuhan pada kedua umpakan ini dapat diklasifikasikan ke dalam tipe Horsetail dan Slide. Aliran jatuhan tetap melakukan kontak dengan dinding air terjun sekaligus mengikuti dinding air terjun yang lebih landai dibandingkan dinding air terjun pada tingkatan-tingkatan sebelumnya. Setelah umpakan kelima, aliran jatuhan akan masuk ke dalam kolam kecil, sebelum akhirnya membentuk sistem sungai dengan umpakan-umpakan kecil (aliran jatuhan minor) hingga memasuki sistem sungai yang lebih stabil.

Waktu yang tepat untuk mengunjungi Curug Cibali adalah ketika musim penghujan dengan intensitas yang cukup tinggi untuk mendapatkan volume jatuhan terbaiknya. Bila mengunjungi Curug Cibali, sebaiknya membawa perbekalan terlebih dahulu karena sepanjang jalur treking hanya akan melewati pematang sawah. Bawa juga obat anti serangga dan perlengkapan lainnya.


About Dya Iganov

Penyuka traveling, tidak hanya mendaki gunung, tapi juga touring, rafting, explore, city tour, kemping ceria, susur pantai, dll