CURUG CILEUTAK


Secara administratif, Curug Cileutak berada pada perbatasan antara Desa Sindangasih, Kecamatan Cikatomas, Kabupaten Tasikmalaya dengan Kampung Leuwi Leutak/Cikarees, Desa Harumandala, Kecamatan Cigugur, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat. Aliran Curug Cileutak berasal dari aliran Sungai Cileutak, namun ada juga yang menyebutkan Sungai Ciharuman. Aliran sungai ini sendiri merupakan pembatas geografis antara Kabupaten Tasikmalaya dengan Kabupaten Pangandaran. Curug Cileutak berada pada koordinat -7.572906, 108.356362.

Sungai Cileutak memiliki debit yang stabil, bahkan pada musim kemarau. Oleh karena itu, warga berinisiatif membangun pembangkit listrik mikrohidro secara swadaya. Setelah listrik masuk ke Kampung Leuwi Leutak, listrik dari tenaga mikrohidro masih dipergunakan, hanya tidak oleh semua warga. Terdapat rumah pompa mikrohidro di dekat area Curug Cileutak. Listrik yang dihasilkan dari pembangkit ini sekitar 4000 Watt yang lumayan cukup untuk menerangi waga kampung Cikarees yang berjumlah sekitar 44 kepala keluarga ini yang dimana tiap warga di bebani iuran sebesar 15.000 rupiah perbulan untuk pemeliharaan pembangkit listrik tersebut.

Meskipun berada di perbatasan antara dua kabupaten, namun hingga saat ini, akses masuk menuju Curug Cileutak berada di wilayah Kabupaten Pangandaran. Akses masuk menuju Curug Cileutak saat ini berada di Kampung Leuwi Leutak, Kabupaten Pangandaran, sehingga masih banyak yang salah memposisikan Curug Cileutak sebagai bagian penuh milik Kabupaten Pangandaran.

Rute tercepat menuju Curug Cileutak bila datang dari arah Barat (Bandung, Garut, Cianjur, Tasikmalaya) adalah yang melalui Kecamatan Salopa, Kabupaten Tasikmalaya. Sedangkan bila datang dari arah Utara (Tasikmalaya kota, Majalengka, Sumedang) dapat melalui Manonjaya menuju Kecamatan Salopa kemudian bertemu dengan jalur dari arah Timur. Bila datang dari arah Banjar, Ciamis kota dan sekitarnya, rute yang dapat dilalui yaitu mengikuti jalur utama Ciamis/Banjar – Pangandaran kemudian menuju arah Kecamatan Cijulang kemudian ke Kecamatan Cigugur.

GARUT – SALOPA – CURUG CILEUTAK

Arahkan kendaraan dari Kota Garut menuju Kecamatan Cilawu. Patokan pertama yaitu pertigaan Kebun Teh Dayeuhmanggung di Kecamatan Cilawu yang merupakan gerbang pendakian Gunung Cikuray. Lewati pertigaan tersebut menuju perbatasan Kabupaten Garut dengan Kabupaten Tasikmalaya. Patokan kedua yaitu Kampung Naga di Desa Neglasari, Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya. Lewati Kampung Naga dan terus ikuti jalan raya Salawu menuju Kecamatan Singaparna.

Setiba di Kecamatan Singaparna, patokan berikutnya adalah persimpangan tepat di samping Polres Singaparna. Persimpangan ini berada pada koordinat -7.365577, 108.101789. Ambil arah kanan pada persimpangan ini menuju Jalan Sukaraja – Mangunreja. Ikuti terus jalan utama hingga tiba di patokan berikutnya, yaitu persimpangan dengan objek wisata Situ Sanghyang di Desa Cibalanarik, Kecamatan Tanjungjaya. Lewati persimpangan tersebut menuju Kecamatan Sukaraja.

Jalan akan berakhir di persimpangan tepat di samping alun-alun Kecamatan Sukaraja. Persimpangan ini berada pada koordinat -7.451706, 108.194131. AMbil arah kanan pada persimpangan ini menuju Jalan Raya Karangnunggal. Ikuti jalan utama hingga tiba di persimpangan menuju arah Cikalong dan Salopa pada koordinat -7.464941, 108.195523. Ambil arah kiri di persimpangan ini menuju Jalan Raya Papayan. Patokan berikutnya di jalur ini adalah pusat Kecamatan Jatiwaras.

Setelah tiba di Kecamatan Jatiwaras, ikut terus jalan raya utama hingga di pusat Kecamatan Salopa. Lewati pusat Kecamatan Salopa menuju patokan berikutnya, yaitu area perkebunan karet. Area kebun karet ini biasa dikenal dengan sebutan daerah Bolang. Ikuti jalan di area perkebunan karet hingga bertemu persimpangan pada koordinat -7.531577, 108.279130. Ambil kiri pada persimpangan ini menuju Jalan Haurkuning – Mandalaguna. Ikuti terus jalan utama hingga tiba di patokan berikutnya.

Patokan berikutnya di jalur ini adalah persimpangan menuju Curug Cimanitin di Desa Tanjungsari, Kecamatan Salopa, Kabupaten Tasikmalaya. Ikuti terus jalan utama di persimpangan ini menuju Desa Mulyasari. Kondisi jalan dari persimpangan kebun karet (daerah Bolang) hingga persimpangan Curug Cimanitin sudah sangat baik. Setelah persimpangan Curug Cimanitin, kondisi jalan akan berubah menjadi makadam. Kondisi jalan makadam akan terus dilalui hingga memasuki perbatasan Kabupaten Tasikmalaya dengan Kabupaten Pangandaran.

Setelah persimpangan dengan Curug Cimanitin, patokan berikutnya yaitu persimpangan cukup besar dan SD tepat di persimpangannya. Persimpangan ini berada pada koordinat -7.524139, 108.324640. Ambil arah kanan pada persimpangan ini menuju Desa Jayasari, Kecamatan Langkaplancar, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat. Kondisi jalan cukup buruk dan merupakan perlintasan truk pengangkut kayu. Umumnya, truk pengangkut kayu akan mulai banyak melintas di jalur ini sedari sore hingga larut malam.

Ikuti terus jalan utama hingga melewati tugu perbatasan Kabupaten Tasikmalaya dengan Kabupaten Pangandaran. Setelah tugu perbatasan, kondisi jalan akan sedikit membaik. Ikuti terus jalan utama hingga tiba di persimpangan pada koordinat -7.539880, 108.347160. Ambil arah kanan pada persimpangan ini menuju Jalan Ciupuray. Terdapat warung nasi sebagai patokan tepat pada persimpangan ini. Jangan ragu bertanya pada warga setempat jalur menuju Curug Cileutak atau lebih dikenal dengan sebutan Leuwi Leutak disini.

Ikuti jalan utama setelah belok ke arah kanan pada persimpangan. Kondisi jalan akan membaik. Kondisi jalan akan berubah menjadi jalan beton setelah melewati tugu batas Kecamatan Langkaplancar dengan Kecamatan Cigugur, Kabupaten Pangandaran. Medan yang dilalui berupa turunan sangat panjang dan cukup curam.Patokan terakhir adalah persimpangan pada koordinat -7.564684, 108.356772. Ambil arah kanan pada persimpangan ini menuju jalan yang menurun dan lebih kecil. Bila ragu, jangan sungkan untuk bertanya pada warga di sepanjang jalur ini.

Setelah ambil kanan pada persimpangan tersebut, ikuti jalan hingga rumah terakhir di jalur ini. Kondisi jalan akan sedikit lebih buruk, Jalan semen dan makadam serta medan yang cukup curam menjadi medan yang harus dilalui. Titipkan motor ke rumah warga, setelah meminta izin terlebih dahulu. Perjalanan berikutnya akan dilanjutkan dengan berjalan kaki. Total pembacaan jarak dan waktu tempuh pada peta yaitu 91,4 Km dalam waktu 2 jam 58 menit.

CIJULANG – CIGUGUR – CURUG CILEUTAK

Arahkan kendaraan dari Cijulang menuju Jalan Raya Cijulang – Parigi hingga tiba di perismpangan dengan jalur menuju Kecamatan Cigugur. Persimpangan ini berada pada koordinat -7.699761, 108.495284. Ambil arah kanan pada persimpangan ini menuju Jalan Raya Parigi – Cigugur. Ikuti terus jalan utama hingga tiba di patokan berikutnya, yaitu Masjid Kaum Cigugur yang berada pada koordinat -7.632532, 108.416822.

Lewati masjid dan ikuti jalan utama (Jalan Jurago) hingga tiba di jembatan tepat diatas aliran Sungai Cigugur. Setelah melintasi jembatan, akan ditemui persimpangan pada koordinat -7.608438, 108.387982. Lurus terus di persimpangan ini. Persimpangan ini merupakan pertemuan jalur antara yang melalui Cijulang – Cibanten – Kertajaya – Pagerbumi dengan jalur Cijulang – Parakanmanggu – Pagerbumi. Ikuti terus jalan utama hingga tiba di persimpangan pada koordinat -7.567222, 108.362358. Ambil kiri pada persimpangan ini. Persimpangan ini sudah termasuk ke dalam wilayah Desa Harumandala.

Ikuti terus jalan utama hingga tiba pada persimpangan pada koordinat -7.564665, 108.356768. Ambil arah kiri pada persimpangan ini. Bila datang dari arah Cigugur, persimpangan ini tidak terlalu terlihat, karena posisinya yang membelakangi jalan raya dan menurun. Setelah belok kiri pada persimpangan ini ikuti jalan hingga rumah terakhir di jalur ini. Kondisi jalan akan sedikit lebih buruk, Jalan semen dan makadam serta medan yang cukup curam menjadi medan yang harus dilalui. Titipkan motor ke rumah warga, setelah meminta izin terlebih dahulu. Perjalanan berikutnya akan dilanjutkan dengan berjalan kaki. Total pembacaan jarak dan waktu tempuh pada peta yaitu 32,1 Km dalam waktu 1 jam 8 menit.

Perjalanan menuju Curug Cileutak akan ditempuh dengan berjalan kaki selama kurang lebih 24 menit. Jalur treking pertama-tama akan melewati pematang sawah hingga bertemu dengan pipa mikrohidro. Terdapat dua jalur yang bisa dilalui. Pertama, naik ke atas pipa mikrohidro, atau sedikit turun menuju jalan setapak yang cukup sempit di samping pipa. Medan akan terus menurun hingga tiba di areal Curug Cileutak.

Area di sekitar Curug Cileutak cukup luas. Terdapat lahan kosong dengan tumbuhan bambu yang dominan sebagai tempat untuk menyimpan barang-barang. Area tepat di depan Curug Cileutak sangat terbuka dan cukup luas. Terdapat bongkahan-bongkahan batu di pinggir sungainya. Air Curug Cileutak berwarna tosca pada area kolamnya. Namun, ketika masuk kembali ke sistem sungai, airnya tidak berwarna tosca lagi tetapi jernih. Kebanyakan pengunjung memanfaatkan kolam Curug Cileutak yang cukup dalam dan jernih untuk berenang.

Curug Cileutak termasuk air terjun yang memiliki dinding lebar. Lebar Curug Cileutak kurang lebih 20 m dengan ketinggian sekitar 10 – 15 m. Dinding air terjun yang cukup lebar, menjadikan Curug Cileutak dapat termasuk ke dalam klasifikasi Block Waterfall. Block Waterfall merupakan air terjun dengan karaktersitik aliran sungai dan dinding air terjun yang cukup lebar. Selain itu, Curug Cileutak juga dapat diklasifikasikan kedalam tipe Horsetail. Aliran jatuhannya tetap mempertahankan kontak dengan dinding air terjun secara terus menerus.

Sumber lainnya:

http://ngabolangngabolang.blogspot.co.id/2016/02/curug-cileutak.html


About Dya Iganov

Penyuka traveling, tidak hanya mendaki gunung, tapi juga touring, rafting, explore, city tour, kemping ceria, susur pantai, dll