Tulisan ini sudah dipublikasikan juga di Majalah Online Travelnatic Magazine
https://travelnatic.com/mengenal-curug-cina-di-subang-jawa-barat/
Secara administratif, Curug Cina berada di Desa Curugagung, Kecamatan Sagalaherang, Kabupaten Subang, Jawa Barat dan berada pada koordinat -6.628399,107.689085. Curug Cina merupakan satu dari beberapa air terjun yang berada di wilayah Desa Curugagung. Curug Cina merupakan air terjun yang belum lama ini dibuka untuk wisata, pengelolaannya pun masih swadaya dari masyarakat setempat. Masih ada beberapa air terjun lain yang berada di wilayah Desa Curugagung, namun belum dibuka aksesnya. Salah satunya adalah air terjun yang lokasinya tepat di pinggir jalan utama desa, di aliran sungai yang mengalir sejajar jalan raya Desa Curugagung.
Curugagung merupakan nama salah satu desa di Kecamatan Sagalaherang, meskipun menurut kabar, memang ada nama air terjun ‘Curug Agung’ di lokasi Desa Curugagung, tepatnya di Kampung Batukapur. Desa Curugagung berbatasan dengan empat desa lain, diantaranya, Desa Jambelaer (sebelah utara), Desa Bunihayu (sebelah selatan), Desa Parung (sebelah timur), dan Desa Leles (sebelah barat). Nama Curug Cina diambil berdasarkan peristiwa yang terjadi pada zaman dahulu. Menurut penuturan (hampir) sebagian besar warga setempat, pada zaman dahulu seorang pemburu keturunan tionghoa (Cina) meninggal dalam kecelakaan pada saat berburu. Pemburu tersebut, beserta anjing-anjing pemburunya jatuh dari puncak Curug Cina dan kemudian meninggal.
Penamaan Curug Cina yang dikenal hingga saat ini sebenarnya insidentil, bukan berdasarkan geomorfologi atau kepercayaan, atau ciri khas daerah tersebut. Sehingga, nama sebenarnya air terjun ini sebelum adanya kejadian pemburu tersebut masih belum diketahui. Apakah memang tanpa nama, atau ada nama lain selain penamaan yang beredar saat ini.
Lahan di sekitar Curug Cina hampir semuanya lahan kebun dan sawah. Menurut informasi warga setempat, lahan yang berada di sekitar Curug Cina dan sekitarnya saat ini sudah berada di bawah kepemilikan pribadi. Kedepannya, pemilik kebun ini berencana untuk membuka dan mengelola Curug Cina sebagai objek wisata.
Untuk menuju Desa Curugagung, tingkat pencapaiannya tidak terlalu sulit. Kondisi jalan relatif bagus, medan jalan tidak terlalu sulit, serta jalur yang dilalui akan terus menyusuri permkiman penduduk dengan jarak yang tidak terlalu jauh. Patokan arah menuju Curug Cina dari beberapa daerah terdekat seperti Bandung, Subang, Purwakarta, dan Sumedang akan diuraikan sebagai berikut:
BANDUNG – BUNIHAYU – CURUGAGUNG
Arahkan kendaraan menuju Kota Lembang. Setiba di Lembang, arahkan kendaraan menuju objek wisata Tangkubanparahu, kemudian Ciater, Sariater, dan masuk ke wilayah Jalancagak. Ketika ujung jalan menemui pertigaan, ambil arah ke Purwakarta (arah kiri) pada koordinat -6.677496, 107.682609. Kondisi jalan hingga persimpangan di koordinat ini cukup bagus dan akan cukup ramai ketika akhir pekan. Setelah belok ke arah Purwakarta, patokan berikutnya adalah SMAN 1Jalancagak. Tepat di seberang SMAN 1 Jalancagak terdapat jalan kecil dan pangkalan ojek, ambil jalur tersebut.
Kondisi jalan selanjutnya akan lebih kecil dan aspalnya sedikit menghilang digantikan lubang-lubang. Ikut jalan utama menuju Desa Curugagung. Sepanjang jalan akan banyak melewati permukiman, jika ragu dapat bertanya pada warga setempat jalur menuju Desa Curugagung. Kondisi jalan tidak terlalu baik, tapi juga tidak terlalu jelek, hanya saja ada beberapa medan yang sedikit sulit untuk dilalui. Terdapat beberapa turunan curam dan jalan yang berbatu, tetapi tidak terlalu sulit. Jalur ini akan berujung di sebuah lapangan sepakbola. Lapangan sepakbola ini merupakan lokasi terakhir yang dapat dijangkau oleh kendaraan bermotor dan sudah berada di wilayah Desa Curugagung. Kendaraan dapat dititipkan pada warga dan diparkirkan di sekitar lapangan sepakbola tersebut.
Jarak dan waktu tempuh dari Bandung menuju Desa Curugagung melalui Kampung Bunihayu adalah sejauh 45,3 Km dengan waktu tempuh kurang lebih 1 jam 43 menit.
BANDUNG – BATUKAPUR – CURUGAGUNG
Arahkan kendaraan menuju Kota Lembang. Setiba di Lembang, arahkan kendaraan menuju objek wisata Tangkubanparahu, kemudian Ciater, Sariater, dan masuk ke wilayah Jalancagak. Ketika ujung jalan menemui pertigaan, ambil arah ke Purwakarta (arah kiri) pada koordinat -6.677496, 107.682609. Kondisi jalan hingga persimpangan di koordinat ini cukup bagus dan akan cukup ramai ketika akhir pecan. Setelah belok ke arah Purwakarta, patokan berikutnya adalah objek wisata Batu Kapur.
Pertigaan yang merupakan jalur menuju objek wisata Batu Kapur berada pada koordinat -6.669296, 107.659160 dan ditandai dengan jalan menikung, pangkalan ojek, dan papan penunjuk arah yang bertuliskan objek wisata Batu Kapur. Ambil arah ke kanan kemudian ikuti jalur utama. Kondisi jalan awalnya akan sangat baik, namun ketika jalan sudah mulai memasuki area pesawahan, kondisi jalan akan mulai memburuk. Semakin menuju ke arah hutan/kebun, medan jalan akan terus menurun dan akan semakin buruk. Jalan aspal akan berganti dengan batu dan cukup licin jika hujan disertai medan jalan yang berupa turunan panjang. Turunan akan berakhir ketika sudah tiba di jembatan yang cukup besar.
Setelah jembatan ini, jalur sudah mulai memasuki Kampung Batukapur, Desa Curugagung. Setelah jalan menanjak melewati jembatan akan ditemui pertigaan menuju objek wisata Batu Kapur. Ikuti jalan utama desa, jangan belok ke arah objek wisata. Kondisi jalan utama Desa Curugagung sudah sangat baik. Hamparan sawah yang cukup luas dan perbukitan di sisi kanan jalan akan menjadi pemandangan di sepanjang jalur Desa Curugagung.
Memasuki pusat Desa Curugagung akan ditemui aliran sungai yang cukup besar dan deras di sisi kiri jalan (jika datang dari arah Kampung Batukapur). Di aliran sungai inilah, menurut informasi yang masih simpang siur terdapat Curug Agung. Letak Curug Agung sebenarnya tepat berada di aliran sungai di sisi jalan raya utama desa, hanya belum ada akses untuk mendekati aliran Curug Agung.
Patokan untuk menuju Curug Cina adalah sebuah SD Impres. Tepat sebelum SD ini akan ada jalan kecil di kanan jalan (jika dari arah Kampung Batukapur) dengan sebuah gapura pada koordinat -6.620400, 107.683318. Ambil arah kanan pada koordinat tersebut. Tidak jauh setelah masuk ke jalan kecil tersebut, akan ditemui lapangan sepakbola di sisi kiri jalan. Jarak dan waktu tempuh dari Bandung menuju Desa Curugagung melalui Kampung Batukapur adalah sejauh 50,5 Km dengan waktu tempuh kurang lebih 2 jam 10 menit.
PURWAKARTA – WANAYASA – CURUGAGUNG
Arahkan kendaraan menuju Wanayasa. Patokan pertama adalah Situ Wanayasa yang berada tepat di sisi jalan raya pada koordinat -6.677614, 107.556782. Tepat setelah Situ Wanayasa akan terdapat pertigaan pada koordinat -6.681010, 107.555298. Ambil kiri pada pertigaan tersebut menuju Sagalaherang melalui Jalan Raya Wanayasa – Sagalaherang. Ikuti jalan utama hingga tiba di patokan berikutnya, yaitu pertigaan menuju Curug Cijalu pada koordinat -6.667554, 107.604257. Ikuti terus jalan raya utama, jangan belok menuju Curug Cijalu. Patokan berikutnya yaitu Kantor Kecamatan Serangpanjang.
Ikuti jalan utama menuju Sagalaherang. Patokan berikutnya adalah pertigaan menuju objek wisata Batu Kapur. Pertigaan yang merupakan jalur menuju objek wisata Batu Kapur berada pada koordinat -6.669296, 107.659160 dan ditandai dengan jalan menikung, pangkalan ojek, dan papan penunjuk arah yang bertuliskan objek wisata Batu Kapur. Ambil arah ke kiri kemudian ikuti jalur utama. Kondisi jalan awalnya akan sangat baik, namun ketika jalan sudah mulai memasuki area pesawahan, kondisi jalan akan mulai memburuk. Semakin menuju ke arah hutan/kebun, medan jalan akan terus menurun dan akan semakin buruk. Jalan aspal akan berganti dengan batu dan cukup licin jika hujan disertai medan jalan yang berupa turunan panjang. Turunan akan berakhir ketika sudah tiba di jembatan yang cukup besar.
Setelah jembatan ini, jalur sudah mulai memasuki Kampung Batukapur, Desa Curugagung. Setelah jalan menanjak melewati jembatan akan ditemui pertigaan menuju objek wisata Batu Kapur. Ikuti jalan utama desa, jangan belok ke arah objek wisata. Kondisi jalan utama Desa Curugagung sudah sangat baik. Hamparan sawah yang cukup luas dan perbukitan di sisi kanan jalan akan menjadi pemandangan di sepanjang jalur Desa Curugagung.
Memasuki pusat Desa Curugagung akan ditemui aliran sungai yang cukup besar dan deras di sisi kiri jalan (jika datang dari arah Kampung Batukapur). Di aliran sungai inilah, menurut informasi yang masih simpang siur terdapat Curug Agung. Letak Curug Agung sebenarnya tepat berada di aliran sungai di sisi jalan raya utama desa, hanya belum ada akses untuk mendekati aliran Curug Agung.
Patokan untuk menuju Curug Cina adalah sebuah SD Impres. Tepat sebelum SD ini aka nada jalan kecil di kanan jalan (jika dari arah Kampung Batukapur) dengan sebuah gapura pada koordinat -6.620400, 107.683318. Ambil arah kanan pada koordinat tersebut. Tidak jauh setelah masuk ke jalan kecil tersebut, akan ditemui lapangan sepakbola di sisi kiri jalan. Lapangan sepakbola ini merupakan lokasi terakhir yang dapat ditempuh oleh kendaraan bermotor. Parkirkan dan titipkan kendaraan bermotor di lapangan sepakbola ini.
Jarak dan waktu tempuh dari Purwakarta menuju Desa Curugagung melalui Wanayasa dan Kampung Batukapur adalah sejauh 47,3 Km dengan waktu tempuh kurang lebih 1 jam 43 menit.
SUMEDANG – KASOMALANG – CURUGAGUNG
Dari alun-alun Kota Sumedang, arahkan kendaraan menuju Jalan Kutamaya. Pertigaan menuju Jalan Kutamaya berada pada koordinat -6.852837, 107.922427. Ikuti terus jalan utama, hingga tiba pada persimpangan di koordinat -6.842079, 107.900897. Ambil arah kiri pada koordinat ini menuju Jalan Raya Sumedang – Cisalak. Ikuti terus jalan utama. Sepanjang jalur ini memang akan banyak ditemui persimpangan dengan jalan-jalan menuju kampung dan permukiman warga. Ikuti terus jalan utama hingga memasuki wilayah Kecamatan Selaawi.
Pada jalur ini akan ditemui pertigaan dari arah Rancakalong pada koordinat -6.811680, 107.863252. Pada persimpangan ini terus ikuti jalan raya utama menuju Jalan Raya Rancakalong. Ikuti jalan raya utama hingga melewati Kecamatan Tanjungsiang yang sekaligus perbatasan antara Kabupaten Sumedang dengan Kabupaten Subang. Setelah Kecamatan Tanjungsiang, jalur akan mulai memasuki Kecamatan Kasomalang, yang sudah merupakan bagian dari wilayah Kabupaten Subang. Patokan berikutnya setelah berada di Kecamatan Kasomalang adalah Pasar Kasomalang. Ikuti jalan raya utama setelah melewati Pasar Kasomalang.
Patokan berikutnya adalah pabrik salah satu air minum kemasan di Kecamatan Cisalak. Setelah pabrik air mineral kemasan ini, jalan akan bertemu dengan pertigaan/bunderan dari arah Kota Subang, pada korrdinat -6.678409, 107.688922. Koordinat ini lebih dikenal sebagai bunderan/pertigaan Jalancagak. Pada koordinat ini ambil arah Subang (kanan). Tidak jauh setelah belok ke arah Subang, akan ditemui PTP Nusantara VIII di sisi kanan jalan (dari arah Lembang/Jalancagak) dan di sisi kirinya akan terdapat jalan kecil. Lokasi ini berada pada koordinat -6.666728, 107.704070. Ambil kiri pada persimpangan ini.
Ikuti jalan utama hingga menuju patokan berikutnya, yaitu Kantor Desa Bunihayu. Setelah melewati Kantor Desa Bunihayu, akan terdapat persimpangan pada koordinat -6.653420, 107.688062. Ambil arah kanan pada pertigaan ini. Pertigaan ini juga merupakan pertemuan dari arah yang dari seberang SMAN 1 Jalancagak. Ikuti terus jalan utama hingga tiba di ujung jalan yang berupa turunan panjang. Setelah turunan panjang ini akan ditemui lapangan sepakbola. Lapangan sepakbola ini merupakan lokasi terakhir yang dapat ditempuh oleh kendaraan bermotor. Parkirkan dan titipkan kendaraan bermotor di lapangan sepakbola ini.
Jarak dan waktu tempuh dari Sumedang menuju Desa Curugagung melalui Kasomalang dan Kampung Bunihayu adalah sejauh 53,2 Km dengan waktu tempuh kurang lebih 1 jam 56 menit.
KOTA SUBANG – DESA CURUGAGUNG
Arahkan kendaraan menuju Jalancagak. Tepat setelah RM. Sangkuriang dan Minimarket di Warungkadu, akan ditemui pertigaan pada koordinat -6.595093, 107.734265. Ambil arah kanan pada koordinat ini (dari arah Kota Subang). Ikuti jalan raya utama hingga tiba pada persimpangan di koordinat -6.596995, 107.726337. Ambil arah kanan pada pertigaan ini. Jalur ini merupakan jalur alternatif menuju Kecamatan Sagalaherang tanpa harus melewati pusat Kecamatan Jalancagak yang lebih memutar. Jalur ini akan langsung menuju Desa Curugagung. Patokan berikutnya adalah SD Impres di Desa Curugagung.
Tepat setelah SD Impres ini akan ditemui jalan kecil di sisi kiri jalan (dari arah Subang) pada koordinat -6.620392, 107.683319. Ambil arah kiri hingga menemukan lapangan sepakbola di sisi kiri jalan. . Lapangan sepakbola ini merupakan lokasi terakhir yang dapat dijangkau oleh kendaraan bermotor dan sudah berada di wilayah Desa Curugagung. Kendaraan dapat dititipkan pada warga dan diparkirkan di sekitar lapangan sepakbola tersebut.
Jarak dan waktu tempuh dari Kota Subang menuju Desa Curugagung melalui jalan alternatif Sagalaherang adalah sejauh 13,3 Km dengan waktu tempuh kurang lebih 38 menit.
DESA CURUGAGUNG – CURUG CINA
Setelah memarkirkan kendaraan bermotor di lapangan sepakbola Desa Curugagung, perjalanan kemudian dilanjutkan dengan berjalan kaki. Awalnya, jalan akan menanjak terus hingga memasuki perkebunan. Tepat setelah memasuki perkebunan, akan ditemukan patok arah menuju Curug Cina. Dari patok ini, jalan akan sedikit menanjak. Jalur treking merupakan jalan setapak tanah yang memasuki areal kebun warga. Jika hujan akan sedikit licin. Kondisi trek cukup lebar meskipun berada di pinggir jurang.
Sepanjang jalur treking, pemandangan akan didominasi oleh area kebun di medan perbukitan dan area sawah tepat di bawah jalur treking. Tidak ada penunjuk arah menuju Curug Cina di sepanjang jalur treking. Cukup ikuti jalur jalan setapak yang sudah sangat jelas hingga menemukan aliran irigasi di sisi kanan jalur setapak. Tepat di sisi kiri ketika sudah menemui saluran irigasi aka nada jalan yang menurun. Ikuti jalan setapak yang menuju ke arah bawah kebun. Total lama perjalanan dan jarak dari lapangan sepakbola menuju areal Curug Cina kurang lebih 30 menit sejauh 1,08 Km dengan medan yang tidak terlalu sulit.
Areal di sekitar Curug Cina memang tidak terlalu luas. Hanya ada satu areal datar dan terbuka yang biasanya digunakan sebagai lapak berdagang warga sekitar. Untuk menuju Curug Cina dari lokasi pedagang ini, pengunjung harus melewati aliran sungai dengan cara melompati bebatuan. Selain Curug Cina, tepat di depan kolam Curug Cina terdapat mata air yang sudah dikelilingi beton. Konon, mata air ini merupakan air panas yang mengandung belerang.
Dari lokasi mata air ini, pengunjung sudah dapat melihat Curug Cina secara jelas, namun jika ingin lebih jelas lagi, pengunjung dapat memanjat batuan di sekitar Curug Cina. Memanjat batuan untuk tiba di tingkatan pertama Curug Cina tidaklah mudah, terlebih jika musim hujan. Tidak direkomendasikan bagi pengunjung untuk memanjat batuan menuju tingkatan pertama Curug Cina.
Curug Cina merupakan air terjun permanen, yang pada musim kemarau masih akan tetap memiliki aliran jatuhan. Aliran Curug Cina berwarna jernih, namun, setelah kembali masuk ke sistem sungai, alirannya akan sedikit keruh. Hal ini dipengaruhi oleh kandungan belerang di mata air yang berada di dekat kolam paling bawah Curug Cina. Batuan di dekat Curug Cina masih banyak yang berupa bongkahan. Artinya, batuan tersebut berasal dari runtuhan dinding di sekitar Curug Cina. Secara umum, Curug Cina dapat diklasifikasikan ke dalam tipe Multi Step dan Punchbowl. Secara keseluruhan, Curug Cina memiliki empat tingkatan dengan perbedaan yang cukup terlihat. Pada tingkatan pertama, aliran air akan jatuh secara vertical namun masih tetap mempertahankan kontak dengan dinding air terjun. Tingkatan pertama tidak terlalu tinggi. Tingkatan pertama pada Curug Cina dapat diklasifikasikan ke dalam tipe Horsetail.
Pada tingkatan kedua, air akan jatuh bebas secara vertikal dengan ketinggian kurang lebih 20 – 30 m. Pada musim hujan, aliran jatuhan akan semakin melebar dan hanya sedikit menyentuh dinding air terjun. Pada musim hujan, tingkatan kedua Curug Cina dapat diklasifikasikan ke dalam tipe Plunge. Pada musim kemarau, tingkatan kedua Curug Cina dapat diklasifikasikan ke dalam tipe Horsetail karena pada saat proses jatuhannya, aliran air akan terus menerus mengenai dinding air terjun.
Tingkatan ketiga Curug Cina dapat diklasifikasikan kedalam tipe Horsetail, baik pada musim kemarau maupun musim hujan. Tingkatan keempat Curug Cina dapat diklasifikasikan ke dalam tipe Cascade Waterfall. Aliran jatuhan akan jatuh melalui beberapa undakan yang tidak terlalu curam dengan jarak yang tidak terlalu jauh. Pada tingkatan keempat, terdapat tiga undakan yang dilewati aliran Curug Cina sebelum akhirnya masuk ke dalam kolam. Masing-masing tingkatan Curug Cina memiliki kolam. Kolam pada tingkatan keempat merupakan kolam yang terluas. Kolam pada tingkatan keempat ini sekaligus sebagai aliran masuk air dari Curug Cina kembali ke sistem sungai yang terpotong karena adanya Curug Cina.
Pembukaan Curug Cina sebagai objek wisata memang masih dilakukan secara swadaya. Hal ini dilakukan oleh warga sekitar tahun 2014 lalu, namun baru mulai ramai sekitar 2015. Hingga saat ini (2016) jumlah kunjungan wisatawan ke Curug Cina terus mengalami peningkatan, meskipun tidak sampai mengalami lonjakan. Penaikan tingkat jumlah kunjungan terjadi secara perlahan namun konstan. Berdasarkan informasi dari warga setempat, tidak hanya wisatawan dari Subang, Jakarta, Bandung, dan Purwakarta saja yang datang (sekaligus menjadi lokasi dominan asal wisatawan), tetapi juga dari Cirebon, Indramayu, bahkan dari Jawa Tengah.
Sumber lainnya:
http://kknmdesacurugagung.blogspot.co.id/2012/02/desa-curugagung-merupakan-salahsatu.html