Curug Epot berada di Kampung Cipicung, Desa Luyubakti, Kecamatan Puspahiang, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat dan berada pada koordinat -7.446289, 108.091355. Terdapat penamaan lain selain Curug Epot untuk air terjun ini, yaitu Curug Luhur dan Curug Cikuya, namun, yang lebih dulu populer adalah nama Curug Epot. Berdasarkan keterangan beberapa warga setempat, Epot merupakan nama orang yang dituakan di kampung tersebut dan yang selalu membersihkan area di sekitar air terjun.
Secara keseluruhan, akses menuju Curug Epot sudah cukup mudah. Berikut beberapa ulasan jalur menuju Curug Epot.
TASIKMALAYA – PUSPAHIANG – CURUG EPOT
Arahkan kendaraan menuju Singaparna. Setelah tiba di Singaparna, arahkan kendaraan menuju Kecamatan Salawu. Patokan pertama yaitu pertigaan Warungpeuteuy yang berada pada koordinat -7.376965, 108.050397. Ambil kiri pada persimpangan ini. Kondisi jalan dari Kota Tasikmalaya hingga pertigaan Warungpeuteuy sudah sangat baik dengan arus lalu-lintas yang cukup ramai.
Setelah memasuki jalur Salawu – Puspahiang, jalan akan sedikit mengecil dan kondisinya akan mulai rusak. Banyak lubang besar dan lubang kecil namun cukup dalam di sepanjang jalur hingga memasuki Kecamatan Puspahiang. Bila malam hari, jalur ini akan sangat gelap karena tidak ada penerangan jalan. Kendaraan yang melintas jika malam hari akan didominasi oleh truk pengangkut pasir, kayu dan bambu. Pada pagi hingga sore hari lebih didominasi oleh sepeda motor, ELF, dan terkadang truk pengangkut pasir.
Patokan berikutnya yaitu alun-alun Kecamatan Puspahiang. Setelah melewati alun-alun, akan terdapat persimpangan tepat ketika jalan raya utama menikung ke arah kanan. Persimpangan ini berada pada koordinat -7.422370, 108.051151. Ambil jalur kiri pada persimpangan ini dan keluar dari jalur utama Puspahiang – Taraju. Selanjutnya, ikuti jalan desa.
Kondisi jalan akan semakin mengecil lagi, namun kondisinya tetap baik. Medan yang dilalui akan berupa turunan hingga tiba di dasar bukit. Jalan kemudian akan kembali menanjak dan memasuki wilayah Desa Luyubakti. Akan ditemui persimpangan pada koordinat -7.431651, 108.084985, ambil arah kanan di persimpangan ini. Berikutnya akan ditemui persimpangan kedua pada koordinat -7.434842, 108.087946, ambil kanan di persimpangan ini.
Jalur akan menurun terus hingga tiba di persimpangan pada koordinat -7.438119, 108.087742, ambil jalan paling kiri. Kondisi jalan akan berubah menjadi makadam dengan medan turunan. Ikuti jalan hingga bertemu jembatan. Parkirkan kendaraan di sekitar jembatan atau titipkan di rumah warga. Perjalanan berikutnya hanya akan dapat ditempuh dengan berjalan kaki. Jarak dan waktu tempuh yang tertera pada peta yaitu 36,2 Km dalam waktu kurang lebih 1 jam 29 menit.
GARUT – PUSPAHIANG – CURUG EPOT.
Arahkan kendaraan menuju Kecamatan Cilawu. Ikuti jalur Cilawu – Salawu yang juga merupakan jalur penghubung antara Kabupaten Garut dengan Kabupaten Tasikmalaya. Kondisi jalan sepanjang Cilawu hingga Salawu akan berkelok-kelok dan rawan longsor di musim hujan. Pada malam hari, arus lalu-lintas akan sangat gelap dan sepi, namun pagi hingga sore hari arus lalu-lintas akan cukup ramai.
Patokan pertama yaitu SPBU Salawu. Tidak jauh dari SPBU Salawu akan ditemui persimpangan Warungpeuteuy yang terletak di koordinat -7.376965, 108.050397. Ambil kanan pada persimpangan ini. Jalur berikutnya yaitu jalur yang sama dengan jalur dari arah Kota Tasikmalaya. Pembacaan jarak dan waktu tempuh pada peta yaitu 43,9 Km dalam waktu kurang lebih 1 jam 30 menit.
KAMPUNG CIPICUNG – CURUG EPOT
Perjalanan dari Kampung Cipicung menuju Curug Epot hanya dapat diteruskan dengan berjalan kaki. Jalur treking cukup membingungkan karena akan ditemui beberapa persimpangan di pematang sawah dan kebun warga. Jika ragu, disarankan bertanya atau meminta antar penduduk setempat. Jalur treking akan melewati kebun dan pematang sawah hingga di lokasi Curug Epot. Jalur trekking akan tiba di tingkatan pertama Curug Epot. Untuk menuju tingkatan paling bawah, bisa turun lagi melalui jalan setapak yang cukup curam atau menuruni dinding air terjun.
Curug Epot merupakan air terjun non permanen, artinya airnya akan kering jika musim kemarau. Curug Epot secara keseluruhan memiliki klasifikasi Multi Step Waterfall. Curug Epot memiliki setidaknya memiliki empat tingkatan. Tingkatan pertama merupakan yang tertinggi dan cukup vertikal. Tingkatan lainnya sedikit melandai, bahkan terdapat bebatuan yang menonjol di dinding air terjunnya yang dapat digunakan sebagai pijakan.
Tingkatan pertama Curug Epot memiliki klasifikasi dominan Paralel Waterfall. Klasifikasi lainnya yaitu Horsetail dan Tiered Waterfall. Aliran jatuhan pada tingkatan pertama akan terbagi menjadi dua aliran tepat di tengah lintasan, bukan terbagi ketika jatuh dari tepi tebing. Hal inilah yang memunculkan klasifikasi Paralel. Permukaan dinding air terjun memiliki karaktersitik batuan yang tidak rata, sehingga cenderung membentuk jenjang kecil sepanjang lintasan jatuhan. Hal inilah yang memunculkan klasifikasi Tiered.
Tingkatan kedua hingga keempat Curug Epot masing-masing memiliki klasifikasi dominan Horsetail Waterfall. Sama dengan permukaan dinding pada tingkatan pertama, tingkatan kedua hingga keempat pun memiliki karaktersitik batuan yang tidak rata, sehingga membentuk jenjang kecil. Jenjang-jenjang kecil ini dapat dipergunakan sebagai pijakan bila ingin memanjat atau menuruni masing-masing tingkatan Curug Epot.
Seluruh tingkatan Curug Epot memiliki area datar yang cukup luas sebelum akhirnya air jatuh kembali membentuk tingkatan kedua, ketiga, dan keempat. Kolam cukup dalam hanya akan ditemui di tingkatan pertama dan keempat. Pada tingkatan keempat, kolam air terjun sudah langsung bergabung kembali menjadi sistem sungai. Pada tingkatan kedua dan ketiga, kolam belum terbentuk sempurna, masih merupakan permukaan batuan yang membentuk cekungan cukup dalam akibat tergerus aliran air.
Belum terdapat fasilitas apapun di sekitar Curug Epot, sehingga disarankan membawa logsitik masing-masing. Area di sekitar Curug Epot juga cukup sempit. Bila musim hujan, seluruh jalur treking yang merupakan jalan tanah akan sangat licin dan berlumpur.