Secara administratif, Curug Genclang berada di Blok Sawiyah, Desa Sangiang, Kecamatan Banjaran, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat dan berada pada koordinat (-6.934558, 108.379981). Curug Genclang berada di Gunung Pucuk, salah satu gunung yang berada mengelilingi Gunung Ceremai. Sumber aluran Curug Genclang adalah Sungai Cigenclang. Dalam satu aliran Sungai Cigenclang terdapat sembilan rangkaian air terjun yang saat ini dinamai Curug Genclang 1 hingga 9.
Curug Genclang memiliki beberapa nama lainnya, diantaranya Curug Sawiyah pada awal penamaannya, tetapi kemudian diganti menjadi Curug Remis karena banyak ditemukan remis di sekitar aliran sungai dan Curug Genclang. Dari ketiga nama ini, Curug Remis dan Genclanglah yang paling banyak digunakan. Sembilan rangkaian Curug Genclang merupakan primadona baru di Kabupaten Majalengka yang pengelolaannya masih dari masyarakat setempat. Areal Curug Genclang masih termasuk ke dalam wiayah TNGHC namun masih terbilang baru dibuka untuk keperluan wisata.
Posisi areal Curug Genclang berada di tengah-tengah jalur pendakian Ceremai via Apuy dan via Palutungan. Bahkan menurut informasi, jika diterukan mengikuti aliran sungai hingga ke hulu akan bertemu dengan jalur pendakian Ceremai via Apuy. Sebagai objek wisata yang baru dikenal, masih banyak yang harus dibenahi di area Curug Genclang ini. Yang sudah terlihat dibenahi adalah jalur treking yang cukup panjang dan cukup sulit kini sudah dipasangi pembatas dan pegangan dari kayu pada titik yang dianggap cukup sulit, serta pada trek yang cukup curam, trek sudah dibuat menyerupai tangga.
Jika musim hujan, jalur treking yang seluruhnya berupa tanah akan sangat licin dan berlumpur. Selain pembenahan di aspek prasarana, pembenahan di aspek sarana pun masih harus dilakukan, terutama sarana kebersihan. Sayang sekali jika jalur treking dan kondisi di sekitar Curug Genclang yang masih alami harus tercemar sampah pengunjung. Areal Curug Genclang berada di ketinggian sekitar 1400 m atas muka laut, sehingga udara akan terasa lebih sejuk dan kemungkinan kabut turun lebih besar dibandingkan dengan derah yang berada lebih rendah. Udara yang sejuk serta kondisi di sekitar Curug Gencalng yang masih rimbun dan alami akan membayar rasa lelah karena treking yang cukup jauh dari parkiran hingga areal utama Curug Genclang 1.
Ketinggian rangkaian air terjun di aliran sungai ini bervariasi. Ketinggian Curug Genclang 1 yang juga merupakan air terjun tertinggi di aliran sungai ini sekitar 80 m. Ketinggian air terjun lainnya ada yang sekitar 20 m, 30 m dan dengan karakteristik dinding air terjun serta aliran jatuhan yang berbeda-beda. Semakin ke bawah, dinding air terjun semakin landai sehingga aliran jatuhannya pun memiliki bentuk yang berbeda dari aliran sebelumnya. Untuk menuju Curug Genclang, patokan yang paling mudah adalah dari Alun-alun Kota Majalengka. Berikut uraian jalur menuju Curug Genclang.
Arahkan kendaraan dari alun-alun kota Majalengka menuju Kecamatan Maja melalui Jalan Raya Cigasong. Setelah melewati pasar dan terminal Kecamatan Maja, patokan berikutnya adalah SPBU di kanan jalan tepat setelah melewati pasar dan terminal Maja. Akan ditemui pertigaan pada koordinat -6.897998, 108.306622, ambil arah kiri pada pertigaan ini menuju Jalan Tegalsari – Sagara. Jalan yang dilalui kali ini akan lebih sempit dan akan banyak melewati areal sawah dan kebun. Jalan yang dilalui sudah memasuki wilayah Kecamatan Argapura.
Di jalur ini akan banyak ditemui banyak persimpangan, cukup ikuti jalan utama. Memasuki Desa Cibunut, medan jalan akan mulai didominasi oleh tanjakan. Pemandangan di sekitar jalur pun mulai lebih terbuka. Jejeran perbukitan yang ditanami oleh tanaman bawang, bawang daun, kentang, dan lainnya menjadi pemandangan utama. Jika sempat, berhentilah sejenak untuk mengabadikan pemandangan dari jalur ini, baik ke arah perbukitan dengan terasiring kebun yang unik ataupun ke arah areal sawah di bawah bukit.
Kondisi jalan yang dilalui sangat baik meskipun sudah jauh menanjak ke area perbukitan. Tidak akan ditemukan papan penunjuk jalan, sehingga bila ragu, tanyakan arah menuju Blok Sawiyah. Daerah setelah Cibunut merupakan daerah yang sering turun kabut, sehingga terkadang siang hari pun kabt sudah turun. Memasuki Desa Sangiang, medan jalan akan didominasi oleh turunan. Pemandangan di sepanjang jalur ini bisa disamakan dengan kawasan wisata Dieng di Jawa Tengah.
Ujung jalan yang dilewati akan tiba di persimpangan pada koordinat -6.940000, 108.349263. Ambil arah kiri pada persimpangan ini menuju Jalan Talaga Sangiang. Medan jalan yang datar akan mendominasi jalur ini. Gunung Ceremai dan beberapa gunung yang lebih rendah akan menjadi pemandangan utama di sisi kiri jalur ini jika cuaca cerah.
Di jalur ini, pada koordinat -6.945555, 108.358422 akan ditemui jalan kecil di kiri jalan yang oleh warga lebih dikenal sebagai jalur menuju objek wisata Puncak Sawiyah. Arahkan kendaraan ke jalan kecil tersebut. Bagi yang belum membeli logsitik, terdapat warung nasi tepat di ujung jalan setelah pertigaan menuju Puncak Sawiyah. Jalur yang dilewati kini menjadi lebih kecil dari sebelumnya dengan kondisi yang tidak terlalu baik. Aspal mengelupas dan jalan berlubang menjadi kondisi yang harus dilalui.
Medan jakan dominan tanjakan dan sedikit lebih berat dibandingkan tanjakan-tanjakan setelah jalur Cibunut – Sangiang sebelumnya. Jalan yang dilalui berada tepat di tengah-tengah kebun bawang yang lagi-lagi menyuguhkan pemandangan yang cukup menarik. Tidak jarang, kabut turun di wilayah yang lebih rendah dari jalur ini sehingga menjadi objek yang menarik untuk diabadikan. Jalan akan berhenti tepat di depan parkiran Curug Genclang. Total pembacaan jarak jika dilihat dari peta yaitu sekitar 24,7 Km dengan waktu tempuh tercatat 53 menit.
Sudah ada spanduk berisikan foto-foto masing-masing aliran Curug Genclang dari yang tertinggi hingga yang terendah. Untuk retribusi, cukup membayar 5.ooo Rupiah pada warga yang menjaga di pintu masuk. Perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kaki selama kurang lebih empat puluh menit dalam hitungan normal. Medan treking dimulai dengan turunan dan sesekali tanjakan hingga tiba di aliran Curug Genclang 5. Selepas ini, medan akan lebih didominasi oleh tanjakan. Jalur treking ini mirip jalur pendakian, sebaiknya pesiapkan alas kaki dan pakaian yang sesuai, tidak ketinggalan logistik, terutama air minum.
Tanjakan licin akan banyak ditemui ketika musim hujan, selain itu akan banyak ditemui akar pohon di sepanjang tanjakan, sehingga berhati-hati jika melangkah agar tidak tersandung. Pada beberapa titik sudah dipasang pembatas sederhana yang dapat dijadikan pegangan ketika melewati jalur yang tebuat dari batang kayu.
Areal terluas akan ditemui ketika tiba di Curug Genclang 3. Lokasi ini merupakan lokasi pertama yang dapat dijadikan sebagai tempat camp. Areal yang cukup datar, luas, dan banyak pepohonan. Dari lokasi ini, Curug Genclang 1 dapat sedikit terlihat. Untuk menuju Curug Genclang 1 dari lokasi ini dibutuhkna waktu sekitar 15 menit treking dengan medan berupa tanjakan yang cukup terjal. Jalur akan melewati bebatuan yang pada beberapa titik dipasangi tangga kayu untuk memudakan pengunjung serta pembatas dari kayu.
Pada sisi kiri akan sebenarnya terdapat aliran Curug Genclang lainnya, tapi hanya terlihat ketika curah hujan benar-benar sangat tinggi. Area di sekitar Curug Genclang 1 cukup luas untuk dijadikan lokasi camp, selain itu, terdapat batu yang cukup besar sebagai spot untuk melihat Curug Genclang dari loaksi yang lebih tinggi.
Secara umum, Curug Genclang 1 dapat diklasifikasikan ke dalam tipe Horsetail. Aliran jatuhan Curug Genclang merupakan satu lintasan vertikal. Selama proses jatuhannya, aliran air tetap mempertahankan kontak dengan dinding batuan air terjun. Aliran jatuhan yang terus menerus mengenai dinding air terjun menjadikan bentuk aliran jatuhannya tidak benar-benar vertikal, terlihat beberapa undakan kecil yang bentuknya mengikuti bentuk batuan dinding air terjun.
Curug Genclang 1 memiliki kolam yang tidak terlalu luas sebelum alirannya kembali jatuh menjadi aliran minor dan kemudian mengikuti lintasan sungai membentuk air terjun beriktnya. Aliran minor dari Curug Genclang merupakan satu lintasan jatuhan kecil diantara bebatuan dan kemudian mengalir kembali menjadi aliran sungai.
Curug Genclang 3 dapat diklasifikasikan ke dalam tipe Slide, Horsetail, dan Scree/Talus. Secara keseluruhan, aliran jatuhan Curug Genclang 3 mempertahankan kontak secara terus menerus dengan dinding air terjun. Aliran jatuhan paling atas mengikuti bentuk dinding air terjun yang cukup landai dan aliran airnya cukup deras. Pada pertengahan proses jatuhan, dinding air terjun kembali membentuk dinding vertikal, sehingga aliran jatuhan pun menjadi lintasan vertikal yang tetap mengenai dinding air terjun. Pada bagian paling bawah dari proses jatuhan ini, aliran air akan mengenai dinding air terjun yang tertutup bebatuan, sehingga aliran jatuhan akan mengikuti celah-celah diantara bebatuan sebelum akhirnya masuk kembali ke lintasan sungai.
Curug Genclang merupakan air terjun non permanen. Ketika musim kemarau aliran air di seluruh rangkaian Curug Genclang akan kering total. Ketika musim hujan pun, jika intensitasnya tidak konstan (dalam hal ini curah hujan tinggi), penyusutan volume jatuhan air akan sangat cepat. Rangkaian air terjun yang berada di hilir aliran sungai merupakan rangkaian yang paling cepat menyusut volume jatuhannya.