Secara administratif, Curug Sodong berada di Desa Ciwaru, Kecamatan Ciemas, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Nama Desa Ciemas mungkin kalah populer dibandingkan dengan nama Ciletuh ataupun Geopark Ciletuh. Nama Ciletuh diambil dari nama Teluk yang berada tepat di depan Pantai Palangpang dan masuk ke dalam wilayah administrasi Kecamatan Ciemas, bukan nama bagian wilayah administrasi. Untuk menuju lokasi Curug Sodong ini membutuhkan waktu yang cukup banyak, selain jaraknya yang cukup jauh dari kota besar terdekat, kondisi jalan dan rute menuju ke lokasi ini pun cukup sulit dan masih belum memadai untuk dibuka sebagai tujuan wisata. Lokasi air terjun ini memang berada di tengah desa yang jauh dari manapun, tepat di sebuah studio alam bagi beberapa ilmu pengetahuan. Air terjun ini termasuk ke dalam wilayah Geopark Ciletuh yang sedang digencarkan promosinya. Terdapat Beberapa akses untuk menuju lokasi Curug Sodong yang berada di Kawasan Geopark Ciletuh. Dari sekian banyak akses yang dapat dilalui, ada tiga akses utama yang direkomendasikan, yaitu melalui jalur Sukabumi – Palabuhanratu, Sukabumi – Lengkong – Kiaradua, dan Sukabumi – Lengkong – Waluran.
Sukabumi – Citarik – Simpenan – Curug Sodong
Jalur ini merupakan jalur yang sama bila akan menuju Palabuhanratu dari arah Kota Sukabumi ataupun Jakarta/Bogor via Cibadak. Ikuti Jalan Pelabuhan II hingga Desa Citarik. Tepat sebelum memasuki Kelurahan Palabuhanratu, ambil jalan ke arah Kecamatan Simpenan pada koordinat -7.011061, 106.566965, ikuti terus hingga tiba di perkebunan teh yang sudah masuk ke wilayah administrasi Kecamatan Kiaradua. Jarak tempuh normal dari pertigaan Citarik hingga masuk area perkebunan teh di Kecamatan Kiaradua adalah satu jam. Medan jalan akan banyak melewati area perbukitan dengan jalan berkelok dan didominasi oleh tanjakan. Sepanjang Simpenan – Cihaur akan banyak ditemui titik yang rawan longsor, jadi bagi yang melintas di jalur ini harus berhati-hati. Jalan cukup sempit, menyusuri dinding bukit yang rawan longsor di sisi satu dan jurang yang cukup dalam di sisi lainnya, tidak ada penerangan, jarang ditemui permukiman penduduk hanya ada beberapa warung tempat berhenti truk, serta kabut yang sesekali turun menjadikan jalur ini tidak terlalu direkomendasikan jika dilewati pada malam hari, kecuali sudah terbiasa dan dengan rombongan yang cukup banyak. Pada beberapa keterangan, jalur ini melewati lembah Cimandiri yang di dasar jurangnya mengalir Sungai Cimandiri.
Setelah memasuki area perkebunan teh di Kecamatan Kiaradua, maka patokan berikutnya adalah pertigaan Pal Tilu yang ditandai dengan adanya papan selamat datang ke Desa Girimukti pada koordinat -7.117871,106.595254, ambil kanan. Ikuti jalan hingga melewati area perkebunan Bojongasih. Kondisi jalan akan melewati jalan dengan aspal yang sudah mengelupas dan lubang yang cukup besar, bila musim hujan akan tergenang oleh air yang cukup tinggi. Kondisi ini akan dilalui hingga memasuki Dusun Sangarawa di Desa Mekarjaya. Sepanjang jalur Pal Tilu hingga Desa Mekarjaya, jalan akan berada di tengah area perkebunan teh, perkebunan karet, buah Naga, hingga padang ilalang yang tingginya melebihi tinggi mobil. Selepas Desa Mekarjaya, kondisi jalan akan sedikit membaik dan sudah banyak area permukiman di dekat jalan hingga Desa Tamanjaya. Waktu tempauh dari Pal Tilu hingga Desa Mekarjaya kurang lebih satu jam. Medan dari Desa Tamanjaya hingga Desa Ciwaru cukup berbahaya, banyak terdapat titik longsor, tikungan dan turunan curam, tidak ada penerangan, dan kabut tebal yang terkadang turun. Kondisi jalannya pun sangat buruk. Banyak terdapat lubang yang lebar dan dalam di sepanjang jalan. Waktu tempuh dari Desa Tamanjaya hingga Desa Ciwaru kurang lebih dua jam. Setibanya di Desa Ciwaru, patokan berikutnya adalah sebuah minimarket tidak jauh dari kantor Desa Ciwaru. Mini market tersebut berada di pertigaan, dan untuk menuju Curug Sodong, ambil jalan ke arah kiri dan ikuti terus sampai masuk area parkir Curug Sodong dengan kondisi jalan yang cukup baik.
Sukabumi – Waluran – Curug Sodong
Jalur ini merupakan jalur yang sama dengan yang menuju Ujunggenteng. Selepas Kota Sukabumi, ambil jalan menuju Palabuhanratu melalui Jalan Pelabuhan II hingga di Pasar Pangleseran, Kecamatan Gunungguruh. Ambil jalan ke arah kiri tepat di pertigaan Pasar Pangleseran. Pada papan penunjuk arah, akan diarahkan menuju Lengkong. Kondisi jalan setelah Pasar Pangleseran akan terus menurun dan meleati kawasan pabrik. Kondisi jalannya sangat jelek, lubang besar dan dalam harus diallui hingga memasuki Kecamatan Cikembar. Jalan di sekitar Kecamatan Cikembar hingga Kecamatan Jampang Tengah relatif baik. Memasuki Kecamatan Jampang Tengah, medan akan banyak menanjak dan akan melewati perbukitan karst Jampang Tengah. Pada sore hingga menjelang subuh, akan banyak truk yang melintas di jalur ini. Jalan berkelok-kelok hingga Bojonglopang akan ditambah dengan kabut tebal dan jalan yang cukup gelap karena minim penerangan jalan. Memasuki Kecamatan Lengkong, kondisi jalan akan kembali berlubang dan berkelok-kelok. Kecamatan Lengkong berada di dataran tinggi, sehingga bila malam kabut akan turun, dan lebih sering turun hujan di daerah ini. Jalan di Kecamatan Lengkong akan melewati area perkebunan teh hingga ke Pertigaan Waluran. Di Pertigaan Waluran, yang terletak pada koordinat -7.198574, 106.614148 ambil jalan ke arah kanan. Papan penunjuk arah akan menunjukkan arah Ciemas. Selepas pertigaan, jalan akan memasuki area perkebunan karet hingga ke pertigaan berikutnya, yaitu pertigaan Waluran – Mareleng pada koordinat -7.259397, 106.540983 ambil ke arah kanan. Setelah pertigaan akan ditemui bendungan irigasi Ciletuh. Patokan berikutnya adalah Terminal Ciemas di Desa Tamanjaya. Seteah Terminal Ciemas, pada koordinat -7.243920, 106.524497 ambil ke arah kiri. Jalan ini merupakan jalur Desa Tamanjaya – Desa Ciwaru sekaligus pertemuan dengan jalur yang melalui Pal Tilu.
Surade – Ciracap – Curug Sodong
Jalur ini merupakan jalur tembus dari objek wisata Ujunggenteng di Kecamatan Ciracap, Kecamatan Surade, dan Kecamatan Jampang Kulon agar tidak perlu memutar jauh ke Kecamatan Waluran. Patokan pertama dari arah Kecamatan Jampang Kulon dan Kecamatan Surade yaitu Kantor Pos Surade, tidak jauh setelah kantor pos Surade, akan ditemui pertigaan pada koordinat -7.356249, 106.543387 ambil arah kanan, bagitu juga dari arah Ujunggenteng. Ambil jalan ke arah Kecamatan Surade hingga ke pertigaan tadi. Kondisi jalan dari pertigaan hingga Kecamatan Ciracap cukup baik. Setelah Kecamatan Ciracap, ikuti jalan menuju Kecamatan Waluran hingga pertigaan Mareleng – Waluran pada koordinat -7.259397, 106.540983. Pertigaan ini merupakan pertemuan jalur dengan jalur yang Sukabumi melewati Kecamatan Lengkong dan Kecamatan Waluran.
Area di sekitar Curug Sodong sudah mulai dikelola, hal ini ditandai dengan adanya penarikan retribusi kepada pengunjung. Area di sekitar Curug Sodong yang semula hanya tanah bekas kebun dan ilalang, kini sudah di tutup paving block dan dibuatkan tangga bagi pengunjung yang berjalan kaki. Bahkan, tidak jarang banyak kendaraan yang dibawa hingga tepat di pinggir tebing di depan Curug Sodong. Area di sekitar Curug Sodong memang harus terus dibenahi, terutama dengan penanaman pohon aga tidak panas dan gersang, penyediaan tempat sampah sebagai efek dari bertambahnya jumlah pengunjung ke Curug Sodong yang juga akan memunculkan beberapa area untuk berjualan.
Curug Sodong merupakan air terjun terakhir dari rangkaian Curug Cikanteh yang alirannya berasal dari Sungai Cikanteh. Curug Sodong termasuk ke dalam air terjun permanen, sehingga bila musim kemarau, alirannya tidak akan kering total. Pada musim kemarau, aliran jatuhan Curug Sodong dan kolamnya akan berwana cokelat. Secara umum, Curug Sodong dapat dikalsifikasikan ke dalam tipe Segmented Waterfall. Tipe ini terlihat sangat jelas karena aliran jatuhan Curug Sodong dari satu aliran sungai terpisah oleh bongkahan batu yang sangat besar yang berada tepat di tengah-tengah aliran sungai di tepi tebing. Tipe lainnya yang dapat dimunculkan adalah Punchbow Waterfall. Tipe ini dapat muncul karena di bawah aliran jatuhan Curug Sodong terdapat kolam yang cukup lebar dan sangat dalam, meskipun aliran kolamnya akan langsung membentuk sistem sungai kembali hingga ke muara. Klasifikasi sekunder pada Curug Sodong muncul pada musim kemarau dan musim hujan. Pada musim hujan, kedua aliran jatuhan yang terpisah oleh bongkahan batu akan sangat besar, sehingga dapat menjadi tipe Cataract Waterfall, bahkan, saking besarnya, kedua aliran jatuhan yang terpisah ini hampir menyatu kembali. Pada musim kemarau, aliran jatuhannya akan sangat kecil, hingga kedua aliran jatuhan yang terpisah oleh bongkahan batu akan lebih menyerupai tipe Classic Waterfall karena hanya langsung jatuh langsung secara vertikal dari ujung tebing.