Situ Sangkuriang merupakan salah satu danau yang terletak tidak terlalu jauh dari Kota Bandung. Situ Sangkuriang terletak di dalam areal kawasan agrowisata Bukitunggul, tepatnya di Desa Cipanjalu, Kecamatan Cilengkrang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Terdapat dua akses menuju Situ Sangkuriang, yang pertama melalui alun-alun Kecamatan Ujungberung- Desa Palintang-Desa Cipanjalu, yang kedua melalui jalur objek wisata Maribaya-Desa Cibodas-Desa Suntenjaya-Desa Cipanjalu. Dalam tulisan kali ini, rute pergi yang kami tempuh adalah melalui alun-alun Kecamatan Ujungberung. Waktu tempuh normal menuju Desa Cipanjalu pada hari kerja (Senin-Jumat) kurang lebih sekitar dua jam hingga ke Situ Sangkuriang. Perjalanan kali ini hanya bermodalkan patokan jalan menuju Desa Palintang dan Gunung Bukitunggul tanpa ada pengecekan jalur dan pembuatan patokan desa/landmark.
Kami berangkat menuju Situ Sangkuriang pada Jumat 20 Desember 2013 dengan menggunakan sepeda motor. Kami memulai perjalanan pukul 09.00 WIB tepat. Perjalanan menuju Situ Sangkuriang kali ini diawali dengan mesin motor yang mati beberapa kali di tanjalan selepas alun-alun Ujungberung. Menurut teman saya sekaligus pemilik motor, memang beberapa hari terakhir motornya sedikit bermasalah, terutama karburator. Penyakitnya adalah motor cepat panas dan kehilangan tenaga yang membuat perjalanan sedikit terhambat. Untung saja perjalanan kali ini merupakan perjalanan dengan rute pendek, jalan yang dominan sudah cukup bagus, masih melewati banyak permukiman penduduk, tidak terlalu jauh masuk ke dalam hutan seperti yang biasa saya alami ketika meng-eksplore suatu tempat atau mencari satu objek wisata yang belum tersebar informasinya.
Setelah sempat berhenti beberapa saat untuk mendinginkan mesin motor sambil menikmati pemandangan Kota dan Kabupaten Bandung di bawah sana, perjalanan kami lanjutkan. Kali ini kami memasuki wilayah Desa Palintang. Nama Palintang sudah tidak asing lagi bagi kami berdua. Beberapa teman saya memang ikut komunitas mobil offroad dan motor trail yang biasa mengambil jalur melalui Desa Palintang. Kebetulan, teman motoran saya kali ini juga salah satu yang ikut komunitas motor trail dan Palintang jadi salah satu rute rutin.
Lahan perkebunan warga, hutan pinus, sampai perkebunan kina menjadi suguhan pemandangan utama selama melintas dari Desa Palintang hingga Desa Cipanjalu. Kondisi jalan secara keseluruhan bisa dikatakan cukup baik. Selepas alun-alun Ujungberung, jalanan akan didominasi oleh tanjakan yang cukup panjang sampai ke batas desa. Berikutnya jalanan masih tetap didominasi tanjakan dengan beberapa ruas yang sedikit datar, tetapi perkerasan jalannya berubah dari aspal menjadi bebatuan yang ketika musim hujan akan berubah menjadi campuran lumpur dan bebatuan licin. Ketika memasuki Desa Palintang, jalan akan kembali membaik dengan perkerasan (entah) beton atau hanya semen seadanya yang baru saja selesai dikerjakan oleh warga setempat.
Ketika memasuki Desa Palintang, terdapat percabangan jalan dengan papan bertuliskan “Mohon maaf motor cross dilarang masuk” dan sebagai gantinya diberilan jalur alternatif. Selepas Desa Palintang, jalanan kembali memasuki areal perkebunan kina dengan kondisi jalan ketika saya lewati cukup baik, seperti baru beberapa minggu diperbaiki, aspal mulus dengan pemandangan dominan pepohonan Kina. Kondisi jalan dengan aspal yang masih mulus tidak lama kami nikmati, tepat di tengah-tengah areal perkebunan kina, kondisi jalanan kembali berubah menjadi aspal yang sudah mengelupas sampai memasuki kawasan argowisata Bukitunggul. Selepas Desa Palintang sudah tidak akan ditemui lagi desa, hanya beberapa pos/shelter dan beberapa percabangan jalan untuk memasuki jalur kegiatan offroad dan juga pintu masuk menuju Bumi Perkemahan Oray Tapa.
Berhubung kami tidak tahu letak pastinya Situ Sangkuriang, jadi sedikit berputar-putar sampai akhirnya kami masuk ke dalam kawasan argowisata Bukitunggul. Memasuki kawasan argowisata Bukitunggul, masih tetap tidak ada tanda-tanda lokasi Situ Sangkuriang, yang ada hanya kandang Rusa yang cukup luas, beberapa jalan menuju areal permukiman pekerja perkebunan dan pos satpam. Setelah bertanya, ternyata memang benar ada tempat yang bernama Situ Sangkuriang dan kami mendatangi lokasi yang tepat. Letak Situ Sangkuriang tidak terlalu jauh dari pintu masuk, kondisi jalan cukup bagus, cukup ramai. Kawasan agrowisata Bukitunggul merupakan kawasan wisata yang baru dibuka yang memang diperuntukan untuk keluarga dan beragam kegiatan lainnya seperti pendidikan dasar, outbond, seminar dan lainnya. Situ Sangkuriang dan Curug Batusangkur adalah dua objek yang akan banyak dibahas kali ini.
Situ Sangkuriang merupakan danau buatan sekaligus dibuat sebagai kolam pemancingan. Meskipun Situ Sangkuriang merupakan danau buatan, tetapi Situ Sangkuriang memiliki mata air yang merupakan salah satu mata air Sungai Cikapundung. Aliran sungai yang berada tepat di belakang areal pemancingan Situ Sangkuriang dipergunakan sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMh). Pada aliran sungai yang di jadikan sebagai sumber PLTMh, terdapat Curug Batu Bedegul yang merupakan ai terjum buatan dan tidak terlalu tinggi, lain halnya dengan Curug Batusangkur yang merupakan air terjun alami dan cukup tinggi meskipun sudah dirubah tampilannya agar sedikit lebih indah. Sungai yang mengalir melewati Curug Batusangkur merupakan aliran sungai yang sama dengan yang mengalir masuk ke Situ Sangkuriang dari salah satu mata air Sungai Cikapundung.
Situ Sangkuriang merupakan objek wisata yang berada paling dekat dengan akses keluar masuk kawasan argowisata Bukitunggul. Luas Situ Sangkuriang mencapai 2.000 M2 dengan bendungan buatan sepanjang 40 m yang dibangun pada tahun 2009. Tujuan pembuatan bendungan ini dimaksudkan sebagai areal resapan air bagi kepentingan perkebunan kina, tetapi selain fungsi tersebut, ternyata pemandangan alam di sekitar Situ Sangkuriang menjadi daya tarik sendiri sebagai objek tujuan wisata. Awalnya Situ Sangkuriang ini hanya diperuntukan sebagai areal resapan air dan juga lahan budidaya ikan yang otomatis menjadi tempat pemancingan bagi warga sekitar.
Lama kelamaan, semakin banyak yang mengetahui lokasi dan keindahan alam sekitar Situ Sangkuriang yang berlatar belakang Gunung Bukitunggul, akhirnya semakin banyak juga orang yang datang ke Situ Sangkuriang. Penataan areal di sekitar Situ Sangkuriang ditata sedemikian rupa sehingga cocok untuk kegiatan berkemping atau sekedar beristirahat karena kawasan argowisata ini juga sering di jadikan sebagai salah satu rute akhir kegiatan bersepeda ataupun titik singgahnya. Jadi, secara umum, lokasi kawasan argowisata dan Situ Sangkuriang ini lebih dahulu dikenal karena kegiatan bersepeda.
Situ Sangkuriang juga merupakan jalan masuk untuk menuju ke Gunung Pangparang dan Bukitunggul dengan jalur yang sudah jelas dan tidak terlalu susah. Pada kesempatan kali ini saya dan teman saya hanya menyusuri jalan setapak tersebut hingga ke tempat PLTMh, karena memang perjalanan kali ini tidak dipersiapkan untuk trekking, ditambah lagi cuaca pada saat itu sudah mulai mendung. Aliran sungai yang di gunakan sebagai aliran PLTMh cukup deras dan sangat jernih, masih seperti tipikal sungai dengan stadia awal, alirannya memiliki arus yang deras, mengalir di antara bebatuan dengan luas penampang aliran yang cukup sempit, berada dekat dengan daerah pegunungan/perbukitan (Gunung Bukitunggul dan Gunung Pangparang).
Situ Sangkuriang dapat dicapai melalui dua akses, yaitu melalui Kecamatan Ujungberung – Kecamatan Cilengkrang – Desa Cipanjalu – Kawasan Argowisata Bukitunggul dan akses satu lagi yaitu melalui arah yang menuju objek wisata Maribaya – Desa Cibodas – arah menuju Desa Suntenjaya – Desa Cipanjalu – Kawasan Argowisata Bukitunggul. Pada perjalanan kali ini, rute menuju Situ Sangkuriang adalah yang melalui alun-alun Ujungberung – Desa Palintang – Desa Cipanjalu – Situ Sangkuriang yang memakan waktu dua jam dengan beberapa hambatan tidak terduga. Kondisi jalan yang dilewati relatif cukup bagus dan didominasi oleh areal hutan pinus sebelum memasuki Desa Palintang dan areal perkebunan kina selepas Desa Palintang hingga kawasan argowisata Bukitunggul. Rute pulang yang kami pilih yaitu meneruskan jalur penghubung Kabupaten Bandung-Kabupaten Bandung Barat melalui jalur yang menuju Desa Suntenjaya dan Desa Cibodas.
Jalur pulang masih didominasi oleh areal perkebunan kina yang melewati beberapa permukiman pekerja perkebunan, tidak seperti areal perkebunan kina selepas Desa Palintang yang merupakan areal perkebunan tanpa ada permukiman di sekitarnya, hanya ada beberapa shelter/pondokan yang biasa digunakan sebagai tempat singgah bila ada kegiatan offroad. Kondisi jalan dengan lapisan aspal paling atas yang sudah berganti dengan batu-batu lepas akan menjadi jalan yang harus dilalui hingga batas perkebunan kina di Desa Cibodas, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Batas areal perkebunan kina ini juga menjadi penanda pemisah jalur yang menuju Desa Suntenjaya dengan Desa Cibodas. Apabila kita akan menuju Bandung, kedua rute tersebut dapat membawa kita menuju Bandung tetapi dengan kondisi yang cukup jauh berbeda.
Menurut beberapa teman saya, bila mengambil jalur menuju Desa Suntenjaya kemudian menuju Batulonceng, maka kondisi jalanan akan semakin menyempit hingga menjadi jalan setapak yang sangat sangat licin ketika hujan dengan jurang yang sangat dalam di sisi satu dan tebing batu bagian dari Sesar Lembang di sisi lainnya. Jalur yang cukup ekstrim sekaligus juga jalur yang biasa dilalui oleh para penggiat kegiatan motor trail ataupun mountain bike. Jalur yang melalui Desa Cibodas merupakan jalur yang lebih bersahabat, meskipun terdapat jalur yang berkelok-kelok dan cukup sempit dengan jurang dalam di sisi jalan.
Perkerasan jalan maupun arus lalu lintas di jalur ini relatif lebih ramai dibandingkan dengan yang melalui Desa Suntenjaya. Sepanjang perjalanan kita akan disuguhi pemandangan alam berupa undakan-undakan perbukitan yang telah berubah fungsi menjadi lahan perkebunan palawija penduduk setempat dan yang paling menarik adalah tebing kokoh bagian dari Sesar Lembang yang akan kita lihat hingga Kecamatan Lembang.
CATATAN PERJALANAN
Rute Pergi
Balun-alun Ujungberung – Kecamatan Cilengkrang – Desa Palintang – Desa Cipanjalu – Argowisata Bukitunggul
Rute Pulang
Kawasan Argowisata Bukitunggul – Desa Suntenjaya – Desa Cibodas – Objek Wisata Maribaya – Kecamatan Lembang
SUMBER LAINNYA
http://www.andyyahya.com/2013/06/share-indahnya-situ-sangkuriang-di-kaki.html
http://wisatakebunkinabukittunggul.blogspot.com/2012/03/situ-sangkuriang-aliran-air-yang-tidak.html
http://citizenmagz.com/?p=1489
http://rickreykey.wordpress.com/2013/07/30/ngabuburit-ke-wisata-kebun-kina-bukit-tunggul-part-2/
http://rickreykey.wordpress.com/2013/07/29/ngabuburit-ke-wisata-kebun-kina-bukit-tunggul/