CURUG BALEGEDE


Curug Balegede ini cocok untuk para petualang karena belum ada akses untuk menuju Curug Balegede 


Curug Balegede berada di Desa Balegede, Kecamatan Naringgul, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Curug Balegede bisa dikategorikan sebagai air terjun non permanen dari segi alirannya. Hal ini dikarenakan aliran jatuhan air terjun akan mengering ketika musim kemarau tiba, sedangkan ketika musim hujan, aliran jatuhan airnya cukup deras. Bahkan, pada musim hujan, ketika curah hujannya cukup besar, terkadang ada aliran jatuhan air terjun baru di sekitar aliran utama Curug Balegede. Adanya aliran jatuhan air terjun yang baru dapat disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya tingginya tingkat erosi pada tebing gunung/bukit yang berhubungan langsung dengan area tangkapan air, kurangnya kemampuan tanah untuk meresap air hujan, serta tingginya curah hujan.

Curug Balegede memiliki klasifikasi Horsetail, Ribbon, Twins/Paralel, Segmented

Ketika musim hujan, aliran jatuhan Curug Balegede tetap berwarna jernih meskipun di sekeliling dinding air terjun merupakan tanah, bukan batuan beku yang kokoh. Curug Balegede dan beberapa air terjun kecil non permanen di sekitarnya merupakan salah satu/sebagian kecil dari air terjun yang dapat kita jumpai di sepanjang jalur utama Desa Cibuni, Kabupaten Bandung dengan pesisir Selatan Cianjur, Kecamatan Cidaun, Kabupaten Cianjur. Di sepanjang jalur ini, tertutama setelah masuk ke dalam wilayah administrasi Kabupaten Cianjur, kita akan disuguhkan pemandangan di kanan dan kiri jalan berupa tebing-tebing terjal yang memiliki puluhan jalur air yang sebagian besarnya membentuk air terjun non permanen.

Pada umumnya air terjun non permanen yang dominan terbentuk dan memiliki aliran cukup deras pada musim hujan ini belum memiliki nama. Sumber aliran air terjun non permanen di sepanjang jalur Rancabali-Malati ini sebagian besar berasal dari parit-parit kecil ataupun lahan kosong di puncak bukit yang tidak dapat/tidak mampu meresap banyaknya air yang jatuh, termasuk juga sumber aliran beberapa aliran air terjun yang ukuran lintasannya lebih kecil dari Curug Balegede, meskipun pada beberapa lokasi, di puncak tebingnya memang terdapat sungai kecil yang mengarah ke ujung tebing hingga akhirnya alirannya airnya membentuk air terjun, termasuk sumber aliran Curug Balegede. 

Curug Balegede memiliki lintasan jatuhan air berupa dinding vertikal hampir tegak lurus. Dinding air terjun sebagian besar merupakan batuan beku yang tidak terlalu lebar serta sebagian besar permukaan tebing di kanan dan kirinya ketika musim hujan hampir tertutup oleh lumut dan rumput liar, sehingga tanah dan batu yang berada di sekitarnya cukup rentan terhadap erosi. Kerentanan yang tinggi terhadap erosi di tebing tempat Curug Balegede dan beberapa air terjun kecil non permanen lainnya dapat berpotensi pada bencana longsor.

Curug Balegede terletak pada Zona Pegunungan Selatan berdasarkan pembagian fisiografi Jawa Barat. Curug Balegede sendiri merupakan air terjun non permanen yang aliran airnya hanya akan terlihat jelas ketika musim hujan. Sebenarnya, penamaan ‘Balegede’ sendiri tidak diketahui asal usulnya, bisa dinamai demikian oleh warga karena memang termasuk ke dalam wilayah administrasi Desa Balegede ataupun oleh orang-orang yang secara kebetulan melintas di jalur Rancabali-Naringgul-Cidaun dan menamai aliran air terjun tersebut dengan nama ‘Balegede’ agar lebih mudah diingat.

Air terjun Balegede sendiri merupakan sekumpulan aliran jatuhan air, dengan tiga aliran jatuhan air yang cukup konstan dari awal hingga ahir musim hujan, dan beberapa aliran non permanen yang hanya ada ketika di puncak musim hujan. Sumber aliran jatuhannya sebenarnya berbeda-beda. Aliran jatuhan pertama yang terletak paling kanan berasal dari sungai kecil yang mengalir dari puncak bukit. Berdasarkan klasifikasi menurut morfologinya, aliran paling kanan dari Curug Balegede ini dapat diklasifikasikan kedalam tipe Ribbon, yaitu aliran jatuhan air mengalir melalui celah panjang dan sempit dan terus mengenai dinding air terjun. Apabila melihat aliran jatuhan airnya yang secara terus menerus mengenai dinding air terjun, maka dapat juga dikalsifikasikan kedalam tipe Horsetail.

Secara geometri, air terjun ini termasuk kedalam klasifiasi Ribbon, karena jatuhan airnya mengalir melalui celah yang sempit tetapi lintasan alirannya cukup tinggi dan vertikal. Aliran yang berada di tengah Curug Balegede merupakan salah satu aliran air terjun yang hanya ada ketika memasuki puncak musim hujan. Aliran air terjun ini masuk ke dalam klasifikasi Horsetail. Aliran jatuhannya tetap mempertahankan kontak dengan dinding air terjun hingga ke batas dinding air terjun dengan permukaan tanah di bawahnya

Dinding yang terdapat pada bagian tengah air terjun ini memiliki sedikit lekukan karena pengaruh dari patahan dinding bukit, sehingga memberikan klasifikasi Horsetail yang sedikit berjenjang dan belum dapat dikategorikan sebagai multi step karena jarak lekukan yang masih relatif tidak terlalu jauh dan belum terdapat kolam yang cukup besar, masih berupa genangan kecil yang kemudian dialirkan kembali secara vertikal dengan tetap mempertahankan kontak dengan dinding air terjun. Klasifikasi yang kedua untuk aliran air terjun ini adalah tipe Ribbon karena dinding air terjunnya membentuk suatu aliran panjang yang cukup sempit dan jatuh secara vertikal. 

Aliran jatuhan air yang ketiga di Curug Balegede merupakan aliran air yang terdapat di paing kiri dan memiliki morfologi yang sama dengan aliran air terjun yang berada di tengah dari rangkaian Curug Balegede. Air terjun yang berada di paling ujung kiri Curug Balegede memiliki klasifikasi Horseteil dan Ribbon serta terdapat jalur patahan dinding bukit pada aliran jatuhannya. Perbedaan aliran air terjun yang berada di tengah dengan paling kiri dari Curug Balegede adalah debit aliran jatuhannya. Aliran jatuhan air yang berada paling kiri memiliki aliran air yang lebih konsisten pada musim hujan, sedangkan aliran jatuhan air yang berada di tengah hanya akan mncul ketika puncak musim hujan.

Curug Balegede terdiri dari beberapa rangkaian jatuhan air yang berdekatan. Berdasarkan hasil pengamatan, terdapat tiga aliran jatuhan air yang memiliki debit yang konsisten besarnya selama musim hujan dan beberapa aliran jatuhan air dengan debit lebih kecil yang hanya akan terlihat ketika puncak musim hujan. Meskipun yang dimaksud dengan Curug Balegede ini merupakan serangkaian aliran jatuhan air yang berdekatan, tetapi keseluruhan aliran jatuhan airnya tidak dapat diklasifikasikan ke dalam kategori Twnis/Paralel maupun Segmented. 

Curug Balegede merupakan salah satu dari puluhan air terjun yang berada di jalur utama Rancabali-Cidaun dan dapat terlihat jelas dari pinggir jalan. Dengan cuaca yang cerah dan curah hujan yang sudah tidak terlalu tinggi, setidaknya masih ada dua aliran air terjun yang terlihat, yaitu aliran air paling kanan dan paling kiri. Ketika awal musim kemarau dan awal musim hujan, kita dapat melihat keseluruhan aliran Curug Balegede, bahkan puncak bukit tempat mengalirnya sungai dan parit kecil yang merupakan cikal bakal aliran Curug Balegede. Pada musim hujan, akan sulit sekali melihat Curug Balegede, jangankan melihat keseluruhan alirannya, bahkan untuk menemukan lokasi Curug Balegede pun akan cukup sulit karena tebalnya kabut yang turun. Sepanjang jalur mulai dari Situ Patenggang hingga Kecamatan Malati memang daerah dengan kabut yang sangat tebal dan cukup sering menutupi kawasan ini. 

 

 

 

 

 

 


About Dya Iganov

Penyuka traveling, tidak hanya mendaki gunung, tapi juga touring, rafting, explore, city tour, kemping ceria, susur pantai, dll

Leave a comment