Secara administratif, Curug Bojong berada di Kampung Cihandiung, Desa Sukahurip, Kecamatan Pangandaran, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat dan berada pada koordinat 7°38’45.2″S 108°40’48.3″E. Curug Bojong merupakan satu dari sekian banyak wisata air terjun yang berada di Kabupaten Pangandaran. Curug Bojong termasuk ke dalam objek wisata selain wisata pantai yang sudah dikelola di Kabupaten Pangandaran.
Lokasi Curug Bojong berada di kawasan milik Perhutani, sehingga area di sekitar Curug Bojong masih berupa hutan sekunder/hutan produksi. Pembukaan akses wisata Curug Bojong pertama kali dilakukan pada 1 September 2013 atas permintaan warga setempat. Luas Wana Wisata Curug Bojong kurang lebih sekitar 14 Ha. Curug Bojong berada pada ketinggian 100 – 150 meter diatas permukaan laut.
Hingga kini, pengelolaan Curug Bojong dapat terlihat dari adanya pemasangan papan penunjuk arah ketika memasuki jalan Desa Sukahurip, area parkir, area camping yang bernama Buper Curug Bojong, retribusi, ruang ganti, bahkan disediakan juga pelampung bagi pengunjung. Pengunjung ditarik retribusi sebesar Rp 10.000,00/orang yang terdiri dari Rp 5.000,00 untuk Perhutani dan Rp 5.000,00 untuk karcis kerjasama dan sudah termasuk asuransi. Secara keseluruhan, akses menuju Curug Bojong sangat mudah dengan kondisi jalan yang sebagian besar sudah dalam keadaan baik. Berikut beberapa rute dapat dipilih untuk menuju ke Curug Bojong.
Bandung – Banjar – Curug Bojong
Rute ini merupakan rute utama menuju Pangandaran melewati jalan provinsi. Arahkan kendaraan dari Bandung menuju Nagreg – Limbangan – Malangbong – Gentong – Ciawi – Cihaurgeulis – Ciamis – Banjar. Kondisi jalan ketika pagi hari akan cukup ramai dengan kendaraan pribadi dan bus tujuan Jawa Tengah.
Kondisi jalan yang berkelok dari mulai Limbangan dan tanjakan-tanjakan cukup panjang di daerah Malangbong akan menyebabkan antrian di beberapa titik, terutama jika lalu lintas sedang ramai dengan bus dan truk yang melintas. Secara keseluruhan, kondisi arus lalu lintas di sepanjang jalur ini cukup ramai, terutama ketika akhir pekan dan libur panjang.
Setiba di Cikoneng, terdapat dua alternatif jalur. Pertama adalah jalur utama yang melintasi alun-alun Ciamis dan yang kedua adalah jalan lingkar luar Ciamis yang masih satu arah menuju Jembatan Cirahong. Jalur lingkar luar Ciamis ini tidak akan melewati alun-alun Ciamis dan akan bertemu kembali dengan jalur utama di sekitar Cijeungjing. Tepatnya setelah Pasar Bojong jika dari arah alun-alun Kota Ciamis.
Setelah kembali ke jalan provinsi, ikuti jalan utama hingga tiba di Kota Banjar. Ambil jalan menuju Pangandaran di persimpangan pada koordinat -7.365943, 108.543502. Sepanjang jalur provinsi akan ditemui papan penunjuk jalan yang lengkap. Setelah memasuki Kota Banjar, ikuti jalan raya utama menuju Kalipucang lalu Putrapinggan.
Jalur termudah menuju Desa Sukahurip adalah melalui Putrapinggan. Patokannya yaitu SPBU Babakan yang berada di kiri jalan bila datang dari arah Banjar dan berada pada koordinat -7.673884, 108.680999. Patokan berikutnya yaitu Museum Nyamuk yang berada tidak jauh dari SPBU Babakan dan berada di kanan jalan jika datang dari arah Banjar dan berada pada koordinat -7.673951, 108.679896.
Tidak jauh dari Museum Nyamuk, akan ditemui pertigaan kecil. Di sisi kiri jalan jika dari arah Banjar akan terdapat baligo Curug Bojong yang cukup besar. Sementara, jalan menuju Desa Sukahurip berada di kanan jalan. Pertigaan menuju Desa Sukahurip berada pada koordinat -7.674929, 108.677552. Ambil arah kanan pada pertigaan ini. Setelah masuk ke jalan desa, patokan berikutnya yaitu SMP 2 Pangandaran yang berada pada koordinat -7.668015, 108.675148. Ikuti terus jalan utama desa.
Tidak jauh dari SMPN 2 Pangandaran, akan ditemui persimpangan ckup besar pada koordinat -7.666355, 108.666947. Ambil kanan pada persimpangan ini. Setelah belok kanan, akan ditemui gapura sebagai penanda memasuki area Curug Bojong. Patokan berikutnya yaitu Kantor Desa Sukahurip yang berada pada koordinat -7.663668, 108.666171. Setelah melewati Kantor Desa Sukahurip, akan ditemui pertigaan cukup besar pada koordinat -7.653393, 108.670343. Ambil arah kanan pada persimpangan ini.
Total jarak dan waktu tempuh jalur ini pada pembacaan peta adalah 213 Km dalam waktu 5 jam 49 menit.
Bandung – Rancabuaya – Curug Bojong
Jalur ini merupakan jalur terpanjang dengan waktu tempuh terlama. Jalur ini merupakan jalur yang cocok bagi yang senang menyusuri pantai-pantai di Selatan Jawa Barat. Arahkan kendaraan dari Bandung menuju Pangalengan. Setelah tiba di Pangalengan, ambil jalur menuju Situ Cileunca kemudian Perkebunan Cukul. Memasuki jalur di Perkebunan Cukul, jalan akan berkelok-kelok dan berada di jalur rawan longsor. Kondisi jalan dari Pangalengan hingga Rancabuaya sudah baik dan jika akhir pekan akan cukup ramai.
Setiba di Rancabuaya, ambil arah Timur menuju Pameungpeuk. Setiba di Pameungpeuk, arahkan terus kendaraan menuju Sancang – Cipatujah – Cikalong – Cimerak. Patokan berikutnya yaitu Cijulang. Sepanjang Rancabuaya hingga Cimerak, jalur akan berada di pesisir, sehingga ada banyak pilihan lokasi untuk beristirahat di pinggir pantai. Arus lalu lintas di jalur ini termasuk yang sangat sepi serta akan sangat gelap dan sepi ketika malam hari.
Setiba di Cijulang, arahkan kendaraan menuju Parigi kemudian objek wisata Pangandaran. Setiba di persimpangan objek wisata Pangandaran, arahkan kendaraan menuju arah Kalipucang. Patokan terakhir yaitu persimpangan Putrapinggan menuju jalan Desa Sukahurip. Persimpangan ini berada pada koordinat -7.652687, 108.670557. Lokasi persimpangan berada tepat sebelum Museum Nyamuk yang berada pada koordinat -7.673951, 108.679896. Ambil arah kiri pada persimpangan ini.
Setelah masuk ke jalan desa, patokan berikutnya yaitu SMP 2 Pangandaran yang berada pada koordinat -7.668015, 108.675148. Ikuti terus jalan utama desa.
Tidak jauh dari SMPN 2 Pangandaran, akan ditemui persimpangan cukup besar pada koordinat -7.666355, 108.666947. Ambil kanan pada persimpangan ini. Setelah belok kanan, akan ditemui gapura sebagai penanda memasuki area Curug Bojong. Patokan berikutnya yaitu Kantor Desa Sukahurip yang berada pada koordinat -7.663668, 108.666171. Setelah melewati Kantor Desa Sukahurip, akan ditemui pertigaan cukup besar pada koordinat -7.653393, 108.670343. Ambil arah kanan pada persimpangan ini.
Total jarak dan waktu tempuh jalur ini pada pembacaan peta adalah 289 Km dalam waktu 8 jam 29 menit.
Bandung – Cikatomas – Curug Bojong
Rute ini merupakan jalur alternatif jika mencari jalur dengan arus lalu lintas yang sepi. Jarak tempuhnya lebih jauh dibandingkan dengan melewati jalan provinsi namun lebih pendek jika dibandingkan dengan jalur yang melewati Rancabuaya.
Arahkan kendaraan dari Bandung menuju Samarang melalui Kamojang. Kondisi jalan dari Bandung hingga Samarang sudah sangat baik. Jalur akan didominasi tanjakan hingga Kamojang. Setelah tiba di Samarang, ambil arah menuju Tarogong kemudian arahkan kendaraan menuju Terminal Guntur. Setelah tiba di persimpangan dengan Terminal Guntur, ambil arah menuju Tasikmalaya.
Jalur ini merupakan jalur yang sama jika akan melakukan pendakian Gunung Cikuray melalui Dayeuhmanggung. Patokan berikutnya yaitu persimpangan dengan jalur kebun teh Dayeuhmanggung. Ikuti terus jalan utama hingga gapura perbatasan Kabupaten Garut dengan Kabupaten Tasikmalaya. Arus lalu lintas akan cukup padat dari Samarang hingga memasuki Cilawu. Selepas Cilawu, arus lalu lintas akan sedikit sepi.
Patokan berikutnya yaitu SPBU di Kecamatan Salawu. Ikuti jalan utama hingga tiba di patokan berikutnya, yaitu Polsek Singaparna. Tepat di sebelah Polsek Singaparna akan ditemui persimpangan pada koordinat -7.365581, 108.101786. Ambil kanan pada persimpangan ini. Ikuti jalan utama hingga tiba di alun-alun Sukaraja. Tepat di alun-alun Sukaraja, akan ditemui persimpangan dengan jalur utama Tasikmalaya – Cipatujah. Ambil arah kanan menuju Karangnunggal.
Tidak jauh dari alun-alun Sukaraja akan ditemui persimpangan menuju arah Cikalong dan Cikatomas pada koordinat -7.464923, 108.195562. Ambil arah kiri pada persimpangan ini. Ikuti jalan utama menuju Jatiwaras – Salopa – Cikatomas. Patokan berikutnya yaitu SPBU Cikatomas pada koordinat -7.627054, 108.262462. Ambil arah kiri pada persimpangan ini menuju Pasar Tawang. Jalur ini juga merupakan jalur yang sama dengan yang menuju Curug Dengdeng.
Ikuti jalan utama hingga tiba di persimpangan dengan jalur Pantai Selatan Jawa Barat di daerah Cimerak. Pada persimpangan di koordinat -7.749054, 108.439555 ambil arah kiri menuju Cijulang. Rute berikutnya merupakan rute yang sama dengan jalur Rancabuaya – Curug Bojong.
Total jarak dan waktu tempuh jalur ini pada pembacaan peta adalah 225 Km dalam waktu 7 jam 26 menit.
Desa Sukahurip – Curug Bojong
Setelah belok kanan di persimpangan setelah kantor Desa Sukahurip, akan ditemui jembatan kayu cukup panjang. Tepat setelah jembatan, ambil jalan ke kanan pada koordinat -7.652687, 108.670557. Kondisi jalan dari mulai pertigaan Putrapinggan hingga jembatan kayu sudah baik, aspal mulus dengan medan yang didominasi tanjakan. Jembatan kayu masih dalam kondisi rusak dan harus berhati-hati ketika menyebrang.
Jalan setelah jembatan kayu masih dalam kondisi kurang baik. Tanah dan batu akan ditemui hingga kurang lebih 500 m. Setelah itu, permukaan jalan akan menjadi jalan rabat beton dan menanjak. Setelah jembatan, akan ditemui papan penunjuk jalan menuju Curug Bojong, namun masih dari papan kayu dan tidak terlalu besar. Papan penunjuk jalan akan terus ditemui hingga memasuki area parkir.
Mobil hanya akan dapat sampai di area parkir, namun motor masih tetap bisa masuk hingga area parkir di dekat Curug Bojong. Setelah pos retribusi, kondisi jalan akan menyempit dan merupakan jalan tanah. Jika musim hujan, kondisi jalan akan sangat licin, sehingga disarankan untuk berjalan kaki. Medan jalan kebanyakan turunan, namun ada juga beberapa tanjakan cukup panjang. Kondisi jalan berupa tanah juga diselingi batuan lepas, akar pohon, dan sebagian besar jalan tertutup daun.
Setelah tiba di area parkir dekat ruang ganti dan penyewaan pelampung, perjalanan hanya akan dapat dilanjutkan dengan berjalan kaki. Arah yang harus diambil adalah menuju aliran sungai yang cukup besar. Pengunjung harus menyeberangi sungai dengan bantuan tambang yang sudah diikatkan ke pohon. Sebelumnya, masih ada jembatan bambu sederhana untuk menyeberang, namun sekitar Juni/Juli 2017, jembatan tersebut ambruk karean banjir bandang.
Setelah tiba di seberang sungai, pengunjung masih harus berjalan menuju aliran Sungai Curug Bojong. Sudah dibuatkan tangga untuk mempermudah pengunjung. Sudah disediakan juga beberapa kursi dari batu untuk beristirahat. Suasana disekeliling Curug Bojong cukup alami karena berada di area milik perhutani. Sudah disediakan juga tangga untuk ke bagian atas Curug Bojong.
Curug Bojong dapat diklasifikasikan ke dalam tipe dominan Block Waterfall. Pada musim hujan, klasifikasinya akan bertambah menjadi Block, Tiered, dan Horsetail Waterfall. Dinding air terjun yang tertutup aliran jatuhan air akan membentuk jenjang namun tidak cukup besar hingga tipe Multi Step. Aliran jatuhannya pun akan mempertahankan kontak dengan dinding air terjun selama proses jatuhannya.
Pada musim kemarau, klasifikasi Curug Bojong yang muncul ialah Plunge, Horsetail dan Cascade. Hanya terdapat satu aliran jatuhan utama pada dinding paling kanan air terjun. Sebagian dinding runtuh sehingga membentuk cekungan cukup dalam dan di dalam cekungan tersebut terbentuk kolam yang cukup dalam.
Air dari kolam kemudian jatuh kembali melewati dinding air terjun yang landai hingga jatuh ke kolam yang lebih kecil. Setelah jatuh ke kolam kedua, aliran jatuhan Curug Bojong kemudian bergabung kembali dengan sistem Sungai Curug Bojong. Jika musim kemarau, bagian dinding air terjun di dekat cekungan dapat dengan mudah dipanjat karena permukaan batuannya tidak tertutup lumut.
Curug Bojong hanya memiliki satu kolam dalam di cekungan yang berada di sisi paling kanan dinding air terjun, selebihnya hanya kolam kecil dan beberapa Pothole. Dasar Sungai Curug Bojong merupakan batuan yang cukup datar. Hanya ditemukan satu bongkahan batuan dengan ukuran yang tidak terlalu besar.
Curug Bojong merupakan air terjun non permanen. Jika kemarau, alirannya akan kering total. Keunikan di Curug Bojong yaitu, aliran Sungai Curug Bojong pada musim hujan relatif aman untuk sekedar bermain air. Berbeda dengan aliran sungai di samping Curug Bojong. Pada musim hujan, banjir bandang sangat mungkin terjadi.
Tulisan lainnya mengenai Curug Bojong:
http://www.mypangandaran.com/wisata/detail/14/curug-bojong.html
http://ngabolangngabolang.blogspot.co.id/2015/01/curug-bojong_20.html