CURUG CIBODAS


Curug Cibodas, secara adminstratif berada di Desa Mekarsewu, Kecamatan Cisewu, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Cisewu berasal dari kata Ci dan Sewu. Ci dalam Bahasa Sunda berarti air, sedangkan Sewu berasal dari Bahasa Jawa yang berarti seribu, jadi Cisewu dapat diartikan sebagai tempat dengan seribu air. Air yang dimaksud yaitu air terjun. Sepanjang jalur Kecamatan Talegong Kecamatan Cisewu medannya melalui perbukitan terjal dan sepanjang tebing-tebing bukit tersebut sering ditemui air terjun. Air terjun yang berada di sepanjang jalur ini sebagian besar merupakan air terjun non permanen, artinya, hanya ada ketika musim hujan Air terjun yang berada di sepanjang jalur ini memiliki karakteristik yang hampir sama dengan yang ada di Kecamatan Naringgul hanya beda di letaknya saja. Bila di Kecamatan Naringgul kita dapat melihat dengan jelas air terjun karena posisi jalan yang berada tepat di tengah-tengah dinding perbukitan, sedangkan di Kecamatan Cisewu, posisi jalan berada di lereng salah satu dinding perbukitan.

Curug Cibodas merupakan salah satu air terjun yang dapat dilihat langsung dari pinggir jalan, tepatnya berada sebelum pusat kota Kecamatan Cisewu. Meskipun tidak terlalu tinggi, tetapi pemandangan areal sawah dan perbukitan hijau serta kabut tebal yang sering turun di daerah ini menjadi daya tarik sendiri bagi Curug Cibodas. Medan yang harus ditempuh untuk sampai tepat di bawah Curug Cibodas memang cukup sulit. Bisa melewati pematang sawah yang tepat berada di pinggir jalan, tetapi di ujung pematang akan terbatasi oleh jurang yang juga merupakan sungi dari aliran Curug Cibodas. Jalur lainnya yaitu sedikit memutar perbukitan dan akan muncul tepat di atas aliran Curug Cibodas. Untuk sampai di Kecamatan Cisewu, jalur paling dekat yaitu melalui Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung. Jalur ini merupakan jalur utama menuju Kecamatan Caringin, Pantai Rancabuaya. Medannya memang sedikit berat, melewati perbukitan dengan jalur berkelok, tikungan tajam, tanjakan dan turunan curam, bahkan tidak jarang akan kita temui longsoran batu, tanah, air, pohon tumbang, bahkan jalan yang patah di sepanjang jalur ini. 

Curug Cibodas dapat diklasifikasikan ke dalam tipe ‘Ledge’ dan ‘Horsetail’. Termasuk ke dalam tipe ‘Ledge’ karena bentuknya seperti air terjun pada umumnya, struktur batuan dinding tebing dan lebar aliran jatuhan tidak terlalu banyak mengalami perubahan yang disebabkan oleh faktor geologis. Termasuk ke dalam tipe ‘Horsetail’ karena aliran jatuhannya tetap mempertahankan kontak dengan dinding air terjun secara terus menerus. Kontak aliran air dengan dinding air terjun merupakan salah satu faktor yang menyebabkan tingginya tingkat erosi di sekitar aliran sungai dan air terjun Cibodas. Curug Cibodas merupakan air terjun non permanen, karena hanya akan ada ketika di musim hujan. Kabut yang cukup tebal turun di sekitar daerah ini terkadang membuat air terjun ini tidak terlihat. Nama Cibodas pada air terjun ini bukan merupakan nama resmi, hanya sebutan dari warga sekitar. Ci yang berasal dari Bahasa Sunda memiliki arti air dan Bodas yang juga berasal dari Bahasa Sunda memiliki arti putih, sehingga Curug Cibodas memiliki arti ai yang putih, karena aliran airnya yang memang sangat jernih, berbeda dengan aliran air Sungai Cilaki dan Sungai Cilayu yang airnya cokelat ketika musim hujan.


About Dya Iganov

Penyuka traveling, tidak hanya mendaki gunung, tapi juga touring, rafting, explore, city tour, kemping ceria, susur pantai, dll

Leave a comment