Curug Cigangsa berada di Desa Batusuhunan, Kecamatan Surade, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Untuk menuju Curug Cigangsa, patokan paling mudah yaitu melalui Kota Sukabumi kemudian mengikuti jalur utama Sukabumi-Ujunggenteng. Letak Curug Cigangsa berada setelah jalur masuk menuju Curug Cikaso dan tepat di alun-alun Kota kecamatan Surade, ambil jalan yang mengarah ke Terminal Surade. Dari bunderan alun-alun Surade sudah banyak ditemukan papan penunjuk arah menuju Curug Cigangsa, hanya saja tertulis di papannya adalah Curug luhur (nama lain dari Curug Cigangsa). Aksesibilitas Curug Cigangsa yang sudah terbilang mudah, dapat dicapai dengan menggunakan kendaraan umum dengan kondisi jalan yang sudah cukup baik, menjadikan Curug Cigangsa sebagai salah satu objek tujuan wisata utama di Sukabumi bagian Selatan ini selain Curug Cikaso dan Kawasan Pantai Ujunggenteng. Berjarak sekitar 110 Km kearah selatan kota Sukabum atau 1 km dari kecamatan Surade. Jika dari Curug Cikaso sekitar hanya 10 km dengan memakan waktu sekitar ± 30 menit dengan berjalan kaki. Curug Cigangsa memiliki ketinggian sekitar 30 m.
Fasilitas yang dapat ditemui di objek wisata Curug Cigangsa sudah terbilang cukup baik. Terdapat areal parkir yang cukup luas, sarana kebersihan yang menunjang, warung, dan beberapa rumah penduduk. Akses menuju air terjun pun sudah baik, jalan setapak menuju air terjun menyusuri pematang sawah dan sudah di beton, diberi tangga serta pegangan tangga sampai tepat ke depan air terjun. Curug Cigangsa dapat dinikmati baik dari atas maupun dari bawah. Maksudnya adalah kita dapat berfoto di aliran sungai ketika berjalan menyusuri pematang sawah, kemudian kita juga dapat berfoto tepat di bawah aliran jatuhan Curug Cigangsa, pada musim kemarau tentunya, karena ketika musim hujan aliran sungai dan Curug Cigangsa akan sangat deras. Berkembangnya Curug Luhur/Curug Cigangsa ini tidak terlepas dari peran masyarakat sekitar. Curug ini pertama kali di tata dan dikelola oleh anak-anak Baladaka yang bekerjasama dengan masyarakat setempat yang kemudian dikelola oleh Pemerintahan Kelurahan Surade.
Curug Cigangsa sebenarnya memiliki nama resmi pertama yaitu Curug Luhur. Nama Cigangsa sendiri sarat dengan sejarah dan budaya masyarakat Surade. Sungai Cigangsa merupakan aliran sungai hanyutnya Nyi Putri Suradewi yang merupakan putri dari Rd. Jagabaya yang menjadi Bupati Galuh Imbanagara dari tahun 1732 – 1751 Masehi. Nyi Putri Suradewi adalah adik dari Rd. Suranangga atau di daerah Surade lebih dikenal dengan nama Eyang Wirasantri Dalem Cigangsa. Beliau adalah tokoh pendiri Surade dan yang menyebarkan ajaran agama Islam serta merupakan pejuang dalam mengusir penjajahan Belanda. Eyang Wirasantri Dalem Cigangsa ini dikenal juga dengan nama Eyang Gangsa. Suatu saat, ketika sedang dikejar oleh tentara Belanda, Eyang Gangsa berlari menuju Curug Luhur dan kemudian menghilang tanpa jejak. Sejak saat itulah, nama Curug Luhur diberi nama Curug Cigangsa, berasal dari nama Eyang Gangsa, tokoh pahlawan setempat. Aliran Sungai Cigangsa yang kemudian terjun menjadi Curug Cigangsa dimanfaatkan juga sebagai sumber irigasi.
Curug Cigangsa secara fisografis terletak di Zona Pegunungan Selatan Jawa Barat yang memiliki medan yang berbukit terjal. Batuan dinding Curug Cigangsa memiliki keuinikan tersendiri, ada beberapa yang menyebut batuannya berasal dari lava yang membeku. Menrutu sumber lainnya, Curug Cigangsa terbentuk karena adanya gempa yang cukup besar di daerah ini sehingga mengangkat batuan dinding air terjun. Curug Cigangsa cocok untuk dikunjungi baik musim kemarau atau pun musim hujan. Bila musim kemarau, airnya akan surut, hanya akan tersisa beberapa aliran jatuhan air dengan debit yang kecil, tetapi kita dapat melihat dengan jelas batuan penyusun dinding air terjun yang terbentuk akibat gempa yang cukup besar (menurut salah satu sumber). Bila kita mengunjungi Curug Cigangsa pada musim hujan, sebaiknya pada awal dan akhir musim hujan, agar debit airnya tidak terlalu besar dan masih bisa menikmati Curug Cigangsa secara leluasa. Bila kita mendatangi Curug Cigangsa pada puncak musim hujan, kita akn dapat melihat dengan jelas Curug Cigangsa dengan debit airnya yang sangat deras dan seluruh permukaan dinding air terjunnya tertutup air, ciri khas dari tipe ‘Cataract’ dan ‘Block’ waterfall.