Secara administratif Curug Cilutung berada di Desa Campaga, Kecamatan Talaga, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat. Lokasi Curug Cilutung berada sekitar 28 Km dari pusat kota Majalengka ke arah Selatan, dan berada di jalur penghubung antara Kecamatan Talaga – Kecamatan Bantarujeg. Rute menuju Curug Citung dapat ditempuh melalui 3 jalur, yaitu:
- Jalur Utara, melalui Kota Sumedang – Cibeureum- Nyalindung – Cimalaka – Kadipaten – Kota Majalengka – Kecamatan Maja – Kecamatan Banjaran – Kecamatan Talaga – Desa Campaga
- Jalur Tengah, melalui Kota Sumedang – Darmaraja – Wado- Kirisik – Padarek – Sadawangi – Lemahsugih – Bantarujeg – Talaga – Desa Campaga
- Jalur Selatan, melalui Nagreg – Limbangan –Malangbong – Ciawi – Pageragung – Lemahsugih – Malausma – Bantarujeg – Talaga – Desa Campaga
Akses menuju Curug Cilutung sudah cukup baik, bahkan ketika musim hujan. Sebagian besar jalannya sudah di aspal, meskipun masih belum ada papan penunjuk arah dan lampu penerangan jalan di sepanjang menuju Curug Cilutung. Satu-satunya petunjuk mengenai Curug Cilutung yaitu Desa Campaga dan PLTM Cilutung. Aliran Curug Cilutung dari Sungai Cilutung dibendung dan dibuat menjadi PLTm yang bernama PTLm Talaga yang saat ini sudah tidak berfungsi dengan baik. Untuk menuju Curug Cilutung, akses angkutan umu, hanya sampai di Kecamatan Bantarujeg dan Kecamatan Talaga, bila akan menuju Curug Cilutung masih belum ada angkutan umum. Kondisi jalan yang sudah cukup bagus memungkinkan pengunjung untuk membawa kendaraan pribadi hingga ke PLTm Talaga. Setelah tiba di PLTm Talaga, selanjutnya penunjung harus menuruni tangga dan menyeberangi kolam penampungan PLTm, menyusuri aliran irigasi hingga tiba di samping aliran Sungai Cilutung. Titik ini merupkan bagian atas dari Curug Cilutung, sedangkan bila ingin melihat keindahan Curug Cilutung, pengunjung harus menuruni bebatuan. Menuruni bebatuan di samping Sungai Cilutung akan cukup berbahaya jika dilakukan pada musim hujan, sedangkan pada musim kemarau, tidak akan terlalu sulit, karena sebagian besar aliran Sungai Cilutung akan mengering.
Objek wisata Curug Cilutung memang sudah dibuka tetapi belum dikembangkan secara maksimal. Masih belum ada sarana kelengkapan jalan yang memadai, sarana dan fasilitas penunjang objek wisata seperti warung dan toilet, serta belum adanya akses angkutan umum. Objek wisata Curug Cilutung ini sebenarnya sudah bisa dijadikan sebagai salah satu tempat tujuan wisata bersama keluarga, meskipun tanpa adanya sarana dan fasilitas penunjang. Waktu yang tepat untuk mengunjungi Curug Cilutung adalah pada bulan November, awal Desember, akhir April, Mei, dan awal Juli.
Sebenarnya, Curug Cilutung termasuk ke dalam Air terjun permanen, yaitu air terjun yang tidak akan surut total meskipun musim kemarau. Air terjun permanen pada umumnya akan memiliki debit jatuhan air yang cukup kecil dibandingkan pada musim hujan. Keuntungan mengunjungi Curug Cilutung pada bulan-bulan yang bercurah hujan tinggi yaitu dapat melihat derasnya dan lebarnya Curug Cilutung, meskipun dengan kekurangan airnya akan berwarna cokelat. Kekurangan lainnya yaitu, pengunjung akan cukup sulit untuk menuruni bebatuan untuk melihat Curug Cilutung dari depan karena bebatuannya akan cukup licin. Pada musim kemarau, debit airnya tidak terlalu besar, tetapi pengunjung dapat melihat Curug Cilutung dari dekat karena batuannya tidak licin karena cipratan air dan dapat bermain di Sungai Cilutung karena airnya surut. Batuan di dasar Sungai Cilutung cukup bagus dan menarik, baik untuk dipelajari, maupun hanya dinikmati saja oleh pengunjung.
Curug Cilutung memiliki klasifikasi dominan sebagai tipe ‘Segmented’ dan ‘Block’. Aliran Sungai Cilutung akan terbagi menjadi dua di bagian tepinya sebelum jatuh. Pembagian aliran sungai ini disebabkan oleh adanya batuan yang tepat berada di tenga-tengah lintasan aliran air. Pembagian arus air pada sesaat sebelum jatuh bebas hingga selama proses jatuhnya cukup sesuai dengan salah satu ciri klasifikasi ‘Segmented’ waterfall. Sungai Cilutung merupakan sungai yang cukup kebar, sehingga secara keseluruhan, terutama pada musim hujan, aliran jatuhan Curug Cilutung akan terlihat cukup lebar, meskipun tidak terlalu tinggi. Hal ini cukup sesuai dengan klasifikasi ‘Block’ waterfall. Selain dua klasifikasi dominan ‘Segmented’ dan ‘Block’, ada juga klasifikasi yang muncul ketika musin hujan, yaitu ‘Cataract’. Pada musim hujan, aliran Sungai Cilutung cukup deras, sehingga pada saat jatuh, debitnya cukup besar. Debit jatuhan air yang cukup deras ini cukup sesuai dengan salah satu ciri dari tipe ‘Cataract’ waterfall.