CURUG CITAMBUR


upload-128

Secara administratif, Curug Citambur berada di Desa Karangjaya, Kecamatan Pasirkuda, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Letaknya berada di Cianjur bagian Selatan menjadikan objek wisata ini masih hanya dikenal sebatas masyarakat sekitar.Curug Citambur berjarak kurang lebih 65 Km dari pusat Kota Cianjur dan 40 Km dari Ciwidey, Kabupaten Bandung. Secara posisi, letak Curug Citambur cukup berdekatan dengan Kabupaten Bandung dan masih berada dalam deretan perbukitan yang membatasi Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, dan Kabupaten Cianjur. Letaknya yang berada di antara tiga kabupaten secara langsung memberikan beberapa akses jalan untuk menuju Curug Citambur.

Kota Cianjur

Apabila perjalanan dimulai dari Kota Cianjur, maka ambil arah menuju Terminal Pasirhayam, kemudian ambil arah ke Selatan (Sidangbarang). Perjalanan akan melewati Kecamatan Cibeber, Kecamatan Campaka, Kecamatan Sukanagara, Kecamatan Pagelaran, Kecamatan Tanggeung, kemudian Kecamatan Pasirkuda. Di sepanjang perjalanan ada beberapa akses menuju objek wisata lain yang akan terlewati, diantaranya akses menuju Situs Megalitikum Gunungpadang dan Curug Cikondang di Kecamatan Campaka, akses menuju Rawa Beber, Rawa Galuga, Rawa Kajar-kajar, Rawa Beber Awi, Curug Ngebul, dan PLTMh Cijampang II di Kecamatan Pagelaran, serta akses menuju Situ Rawa Gede I dan Rawa Sukamanah di Kecamatan Tanggeung.

 upload-228

Secara keseluruhan kondisi jalan menuju Curug Citambur di Kecamatan Pasirkuda dari arah Kota Cianjur sudah cukup baik. Ruas jalan Campaka hingga Tanggeung sudah mengalami perbaikan jalan yang merupakan bagian dari program pemerintah peningkatan jalan di bagian Selatan Jawa Barat. Kekurangan sepanjang jalur ini hanyalah kurangnya sarana kelengkapan jalan seperti marka jalan, pembatas jalan, serta lampu penerangan jalan. Tidak dianjurkan untuk melintas di sini setelah pukul 17.00 karena selain sepi, kabut tebal akan sering turun, terutama di sekitar perkebunan teh Pagelaran, Kecamatan Pagelaran hingga Kecamatan Campaka. Selain itu, lalu lintas selaps pukul 17.00 akan sangat sepi, apabila malam hari hanya akan didominasi oleh truk pengangkut kayu dan ELF yang menuju Sindangbarang. Sepeda motor dan kendaraan pribadi cukup jarang melintas. Ketersediaan SPBU pun hanya ada di Kecamatan Pagelaran dan Kecamatan Sukanagara, selebihnya hanya mengandalkan penjual bensin eceran yang bila sudah mulai malam akan cukup sulit mencarinya.

 upload-322

Rute perjalanan menuju Kecamatan Pasirkuda dimulai dari Terminal Pasirhayam dengan terus mengikuti jalur utama hingga Kecamatan Pagelaran, tepatnya tidak terlalu jauh dari SPBU di Kecamatan Pagelaran akan ditemukan papan penunjuk arah menuju Curug Citambur. Jalan masuk menuju Kecamatan Pasirkuda berada di sebelah kiri jalan dan merupakan jalan kecil, sehingga bila tidak jeli, maka akan terlewat. Hingga saat ini hanya jalan tersebut yang merupakan akses termudah menuju Curug Citambur dari arah Kota Cianjur. Kondis jalan akan menanjak dari Kecamatan Cibeber hingga Kecamatan Pagelaran. Tikungan tajam serta jalan yang berkelok-kelok akan menjadi medan utama yang akan dilewati, Setelah belok menuju Kecamtan Pasirkuda melalui Kecamtan Tanggeung, ukuran jalan akan sedikit menyempi. Medan jalan di sini cukup berat, tanjakan dan tikungan cukup tajam akan sering ditemui hingga mendekati wana wisata Curug Citambur. Sebaiknya berhati-hati jika melintas di jalur ini, karena kondisi jalan cukup sempit, tanjakannya cukup berat, tikungannya patah dan seringkali truk pengangkut kayu pun melintas di jalur ini. Wana Wisata Curug Citmabur berada di sebelah kiri jalan dengan gapura dan papan nama, sehingga tidak akan terlalu sulit untuk mencarinya.

 upload-423

Kota Bandung

Apabila perjalanan dimulai dari Kota Bandung, ambil arah menuju Ciwidey kemudian Rancabali. Tepat seteleah gapura selamat datang di Kecamatan Rancabali, akan ditemui pertigaan menuju Cipelah melalui perkebunan Sinumbra, belok ke arah jalan tersebut. Kondisi jalan hingga kompleks kantor dan pabrik teh perkebunan Sinumbra cukup baik dengan beberapa turunan dan jalan yang berkelok-kelok. Selama perjalanan akan disuguhi pemandangan berupa hamparan luas perkebunan teh dengan deretan perbukitan sebagai latar belakangnya. Setelah keluar dari kompleks pabrik teh Sinumbra, jalan akan sedikit meyempit dan kondisinya cukup rusak. Lubang dan lapisan aspal yang menghilang diganti dengan bebatuan akan menjadi kondisi utama sepanjang perkebunan teh Sinumbra hingga Desa Cipelah. Medan jalan dominan lurus dan datar, hanya ketika akan menuju Desa Cipelah jalur akan menuruni bukit, menyeberangi aliran sungai kemudian naik kembali ke atas bukit hingga masuk ke Desa Cipelah.

 upload-521

Dari Desa Cipelah, ambil jalan menuju pasar Desa Cipelah kemudian belok kiri di pasar menuju PLN Cipelah, ikuti jalurnya hingga perbatasan Kabupaten Bandung dengan Kabupaten Cianjur. Kondisi jalan setelah PLN Cipelah akan jauh lebih buruk. Turunan panjang dan curam serta jalan yang berupa tanah dan batu cukup besar akan menjadi kondisi jalan utama. Jika musim hujan tidak dianjurkan melintas di sini, terutama bagi yang menggunakan mobil karena jalan akan menjadi sangat licin dan memang rawan terjadi kecelakaan. Tebing di sisi kiri rawan longsir, sementara di sisi kanan merupakan jurang yang cukup dalam.

 upload-618

Setelah turunan panjang, jalan akan didominasi oleh tanjakan dan turunan dengan bebatuan besar dan lubang yang pada musim hujan akan berisi lumpur hingga Desa Cisabuk, desa terakhir di Kabupaten Bandung. Dari sini akan ditemui dua buah turunan yang sangat curam dan berbahaya. Turunan pertama merupakan pembatas antara Desa Cipelah dengan Desa Cisabuk. Meskipun tidak terlalu panjang, tetapi sangat curam dengan bebatuan yang mudah lepas dan akan menjadi sangat licin ketika musim hujan. Turunan yang kedua berada tepat setelah Desa Cisabuk. Turunan ini sangat panjang dan sangat curam, bahkan permukaan jalannya sudah dilapisi oleh sekam karena batuannya sudah menghilang digantikan dengan tanah merah. Penampang jalan di turunan ini juga sangat tidak layak dan sangat rawan amblas. Apabila masih siang, akan ada beberapa warga yang berjaga di turunan ini, karena memang sering terjadi kecelakaan. Setelah melwati turunan tersebut, tidak lama akan tiba di perbatasan Kabupaten Bandung dengan Kabupaten Cianjur. Memasuki Kabupaten Cianjur, kondisi jalan akan sangat berubah. Permukaan jalan yang semula batu dan lumpur akan berganti menjadi aspal yang kondisinya masih cukup baik.

 upload-713

Di sepanjang jalur ini pemandangan akan didominasi oleh hamparan kebun teh, deretan perbukitan terjal, pegunungan yang menjadi pembatas antara Kabupaten Bandung Barat dan Kabupaten Bandung, lahan sawah yang menghiasi lereng, sungai cukup besar dan jernih di dasar jurang, beberapa embung, mata air, serta dua buah air terjun di Desa Cisabuk, yaitu Curug Cipelah dan Curug Cisabuk yang keduanya merupakan air terjun non permanen. Kedua air terjun ini terjun bebas di dinding Gunung Gedongan yang diatasnya terdapat sungai yang juga merupakan aliran air Curug Citambur. Khusus untuk jalur ini, tidak disarankan untuk membawa mobil dan sebaiknya untuk jalur pulang jika hujan menggunakan jalur menuju Kota Cianjur yang lebih memutar bagi yang belum terbiasa.

 upload-812

Kondisi di sekitar Curug Citambur masih sangat alami. Tepat setelah pintu masuk Curug Citmabur terdapat Rawa Lewi Soro yang menurut warga setempat merupakan danau alami. Bila musim kemarau, air di danau ini akan berwarna tosca. Leuwi Soro banyak dimanfaatkan oleh warga sekitar untuk mencuci, kebutuhan air, bahkan tempat bermain anak-anak. Untuk menuju Curug Citambur, dari area parkir cukup berjalan sekitar 10-15 menit dengan menyusuri jalan setapak. Bila hujan, akan cukup berlumpur. Sebenarnya bisa saja membawa kendaraan hingga ke area di depan Curg Citambur. Tidka ada fasilitas apa pun disini, sehingga bila memerlukan sesuatu harus menumpang di rumah warga atau fasilitas ibadah dan pendidikan di sekitarnya. Tepat di depan Curug Citambur sebenarnya merupakan area untuk berkemah. Ai rcipratan Curug Citambur akan membuat basah pengunjung, karena volumenya yang besar ditambah angin, sehingga sebaiknya membawa pakaian ganti.

 upload-98

Terdapat dua jalur untuk menuju bagian bawah Curug Citambur. Pertama dengan mengikuti aliran irigasi ke arah jatuhan air terjun tetapi tidak disarankan bila volumenya besar, dan mengambil jalan setapak ke arah kebun warga dan melewati pematang sawah hingga ke aliran sungai dan tingkatan terakhir Curug Citambur. Jalan setapak ini memang bukan jalur untuk pengunjung, melainkan jalur warga untuk menuju kebunnya, sehingga pengunjung yang akan turun ke sungai sebaiknya berhati-hati agar tidak merusak tanaman. Lokasi yang cukup tepat untuk mengabadikan keindahan Curug Citambur sebenarnya dari lokasi yang paling bawah, karena cipratan airnya tidak akan terlalu besar dan hanya akan kena bila ada angin.

 upload-106

Curug Citambur merupakan air terjun permanen yang asal alirannya dari sungai yang mengalir di Gunung Gedongan melalui perkebunan teh Citambur. Curug Citambur merupakan salah satu air terjun tertinggi ke-7 di Jawa Barat, bahkan di Indonesia berdasarkan beberapa informasi. Aliran airnya sangat jernih karena lingkungan baik di hulu maupun di sekitar Curug Citambur masih sangat alami. Pada musim kemarau, aliran jatuhannya tidak sederas pada musim kemarau, tetapi masih dapat digolongkan ke dalam volume yang cukup besar. Berdasarkan pembagian karakteristik bentuk air terjun, Curug Citambur dapat digolongkan ke dalam tipe ‘Plunge’ dan ‘Cataract’. Aliran jatuhan airnya jatuh langsung secara vertikal dan tanpa mengenai dinding air terjun, selain itu volumenya sangat besar, sehingga sesuai dengan beberapa kriteria karakteristik air terjun tipe ‘Catarack’ dan ‘Plunge’. Waktu yang tepat untuk berkunjung ke Curug Citambur adalah sekitar bulan April hingga September. Pada rentang tersebut volume air jatuhannya tidak akan terlalu besar dan pada bulan Juni hingga akhir Spetember volumenya akan mengecil tetapi cukup indah untuk dinikmati.

 upload-1112

Terdapat legenda mengenai asal usul nama Curug Citambur. Konon, pada zaman dahlu terdapat suatu kerajaan bernama Tanjung Anginan dengan raja yang juga bernama Prabu Tanjung Anginan. Letak kerajaan ini berada di antara Desa Simpang dengan Desa Karangjaya. Lokasi kerajaan yang berdekatan dengan curug menjadikan curug ini sebagai tempat mandi sang Raja. Setiap kali Prabu Tanjung Anginan mandi atau membersihkan diri di air terjun ini maka pengawalnya akan membunyikan tambur hingga terdengar ke desa-desa. Hal ini sebagai penanda sekaligus peringatan agar tidak ada warga yang masuk ke areal air terjun ini. Warga desa yang sangat sering mendengar bunyi tambur akhirnya menamai air terjun ini dengan nama Ci Tambur. Sehingga bila diartikan, Curug Citambur berarti air terjun yang sering terdengar suara tambur hinga jarak yang cukup jauh. Bila dikaitkan hal tersebut dapat disebabkan oleh besarnya volume jatuhan air yang mengenai bebatuan keras di lintasannya sehingga menghasilan bunyi-bunyian yang disamarkan oleh pantulan tebing dan gerakan angin sehingga menyerupai bunyi yang dikenal oleh warga.

 upload-129

 

 


About Dya Iganov

Penyuka traveling, tidak hanya mendaki gunung, tapi juga touring, rafting, explore, city tour, kemping ceria, susur pantai, dll

Leave a comment