CURUG IBUN


upload-1

Curug Ibun secara administratif berada di Desa Sukadana, Kecamatan Argapura, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat dan berada pada koordinat -6.905031, 108.329298. Curug Ibun berjarak kurang lebih sekitar 17 Km dari pusat Kota Majalengka dan sekitar 7 Km dari pusat Kecamatan Maja. Area Curug Ibun sebenarnya bukan objek wisata, karena masih belum dikelola secara resmi dan belum banyak diketahui oleh masyarakat. Nama Curug Ibun baru mulai terdengar sekitar akhir tahun 2013 dan hanya sebatas dari mulut ke mulut. Pembangunan beberapa fasilitas seperti tangga bambu dan pagar pembatas dari bambu dikerjakan secara gotong royong oleh warga Desa Sukanda agar keselamatan pengunjung lebih terjamin seiring dengan meningkatnya jumlah kunjungan sekitar Novmeber 2014. Area Curug Ibun sendiri sebenarnya hingga saat ini masih belum layak untuk dibuka sebagai tujuan wisata karena masih belum dapat memenuhi beberapa persyaratan. Kondisi Curug Ibun yang sering kali disebut sebagai Grand Canyon dari Majalengka bukanlah hal yang mengada-ngada.

upload-2

Curug Ibun berasal dari Sungai Cilongkrang yang mengalir dari kaki Gunung Ceremai. Pada satu bagian dasar Sungai Cilongkrang, batuan dasar sungainya tidak terlalu tahan terhadap aliran air, sehingga runtuh. Runtuhnya bagian dasar Sungai Cilongkrang ini kemudian menimbulkan erosi vertikal. Erosi vertikal inilah yang hingga saat ini lebih dikenal sebagai Curug Ibun. Proses tergerusnya dasar sungai yang tidak kedap air hingga terjadi runtuhnya dasar sungai dan erosi veritkal ini terjadi selama berjuta tahun lamanya. Aliran Sungai Cilongkrang yang runtuh kemudian mengalir di bawah batuan beku yang berasal dari aliran lava Gunung Ceremai sehingga lama kelamaan, batuannya tergerus dan membentuk lorong yang saat ini dapat dilihat di area Curug Ibun dengan ketinggian sekitar 20 m. Dinding di bagian kanan dan kiri aliran Sungai Cilongkrang membentuk guratan-guratan pada batuan yang hampir serupa satu sama lain. Kondisi ini menandakan bahwa area di sekitar Curug Ibun berada di daerah yang lemah terhadap pergerakan (dari dalam bumi). Secara morfologi, Sungai Cilongkrang termasuk ke dalam Sungai Stadia Muda. Sungai Stadia Muda bercirikan banyaknya jeram atau erosi vertikal, yang dapat dilihat dari keberadaan Curug Ibun sebagai hasil dari erosi vertikal di aliran Sungai Cilongkrang. Akses menuju Curug Ibun cukup mudah, ditambah dengan mulai dikenalnya tempat ini oleh masyarakat banyak, sehingga sudah dapat ditemui petunjuk menuju Curug Ibun di Desa Sukanda. Beberapa akses utama menuju Curug Ibun dapat dilihat dari uraian berikut

upload-3

SUMEDANG – WADO – TALAGA – CURUG IBUN

Dari arah Sumedang, ambil jalur menuju Sumedang Selatan ke arah Wado. Ikuti jalan menuju Terminal Wado. Kondisi jalan di sepanjang jalur menuju Terminal Wado cukup baik dan cukup ramai oleh berbagai jenis kendaraan, seperti mobil pribadi, angkutan umum, sepeda motor, bus kecil, dan truk pengangkut pasir. Bila malam, jalur ini akan cukup gelap karena minim penerangan dan masih ada beberapa area yang berupa lahan sawah yang cukup luas dan perbukitan. Tepat di pertigaan pada koordinat -6.945222, 108.092618, ambil ke arah kiri menuju Terminal Wado. Lewati Terminal Wado dan arahkan kendaraan menuju Kirisik kemudian Lemahsugih. Jalur ini sudah jalur tunggal, artinya hanya tinggal mengikuti jalur utama kecuali ada penunjuk jalan. Khusus untuk menuju Kecamatan Talaga, cukup ikuti jalur utama melewati Kirisik – Lemahsugih – Bantarujeg – Talaga. Kondisi jalur cukup sempit dan melewati perbukitan. Medannya dominan tanjakan dengan tikungan tajam yang jarak antar tikungannya cukup pendek. Kondisi jalan pun sebagian besar dalam keadaan rusak, jadi harus sangat berhati-hati. Terlebih, jika menjelang sore, jalurnya akan sangat sepi dan tidak ada lampu penerangan jalan, sehingga masih termasuk ke dalam jalur yang rawan. Setibanya di Kecamatan Talaga, ambil arah menuju Kecmatan Maja. Ikuti jalan utama dengan kondisi sangat baik hingga tiba di Kecamatan Maja, tepatnya di Pasar Maja Selatan. Di Pasar Maja Selatan, tepatnya di koordinat -6.893433, 108.305759, ambil arah kanan, kemudian di pertigaan pada koordinat -6.893321, 108.308844 ambil arah kanan lagi menuju Jalan Veteran Maja. Ikuti terus jalan utama hingga tiba di koordinat -6.903063, 108.326625 yang merupakan sebuah rumah patokan menuju Curug Ibun. Rumah ini merupakan rumah warga yang halamannya dapat digunakan untuk menyimpan motor, setelah meminta ijin terlebih dahulu. Jalan setapak menuju Curug Ibun berada di samping rumah ini dan lebih mirip jalan menuju kebun dibandingkan jalan menuju objek wista, jadi sebaiknya bertanya atau meminta antar. Pembacaan jarak pada peta adalah 79,7 Km dengan waktu tempuh terlama yaitu 2 jam 20 menit

sumedang-curug-ibun

CILEUNYI – SUMEDANG – JATIWANGI – CURUG IBUN

Jalur ini merupakan jalur utama Sumedang – Jatiwangi dengan kondisi jalan yang cukup baik, meskipun ada beberapa ruas jalan yang rusak berat, seperti Cimalaka – Tomo. Arus lalu lintas cukup ramai, dan truk pengangkut hasil tambang serta hasil hutan akan melintas 24 jam di jalur ini. Pagi hingga menjelang malam, kendaraan yang melintas ditambah dengan kendaraan pribadi, sepeda motor, dan ELF berbagai jurusan. Ambil arah Majalengka di persimpangan Jatiwangi. Setelah masuk jalur utama Majalengka, ikuti jalan utama sampai tiba di bunderan Cisayong. Belok kanan di Bundaran Cisayong menuju arah Kecamatan Maja. Ikuti terus jalan utama hingga tiba di Pasar Maja Selatan. Bila datang dari arah ini, ambil kiri pada koordinat -6.893433, 108.305759, kemudian pada pertigaan berikutnya pada koordinat -6.893321, 108.308844 ambil kanan ke arah Jalan Veteran Maja. Ikuti terus jalan utama hingga tiba di koordinat -6.903063, 108.326625 yang merupakan sebuah rumah patokan menuju Curug Ibun. Rumah ini merupakan rumah warga yang halamannya dapat digunakan untuk menyimpan motor, setelah meminta ijin terlebih dahulu. Jalan setapak menuju Curug Ibun berada di samping rumah ini dan lebih mirip jalan menuju kebun dibandingkan jalan menuju objek wista, jadi sebaiknya bertanya atau meminta antar. Pembacaan jarak pada peta adalah 96,1 Km dengan waktu tempuh terlama yaitu 3 jam 10 menit

cileunyi-curug-ibun

SUBANG – CIKAMURANG – MAJALENGKA – CURUG IBUN

Arahkan kendaraan menuju Jalan Raya Cijelag – Cikamurang. Jalur ini merupakan jalur alternatif ketika Lebaran. Setelah tiba di Cikamurang, ikuti terus jalan utama menuju Jatiwangi. Dari Jatiwangi, ikuti jalan utama menuju Kota Majalengka. Setiabnya di Majalengka, ikuti terus jalan utama hingga tiba di Bundaran Cisayong. Belok kanan di Bundaran Cisayong menuju arah Kecamatan Maja. Ikuti terus jalan utama hingga tiba di Pasar Maja Selatan. Bila datang dari arah ini, ambil kiri pada koordinat -6.893433, 108.305759, kemudian pada pertigaan berikutnya pada koordinat -6.893321, 108.308844 ambil kanan ke arah Jalan Veteran Maja. Ikuti terus jalan utama hingga tiba di koordinat -6.903063, 108.326625 yang merupakan sebuah rumah patokan menuju Curug Ibun. Rumah ini merupakan rumah warga yang halamannya dapat digunakan untuk menyimpan motor, setelah meminta ijin terlebih dahulu. Jalan setapak menuju Curug Ibun berada di samping rumah ini dan lebih mirip jalan menuju kebun dibandingkan jalan menuju objek wista, jadi sebaiknya bertanya atau meminta antar. Pembacaan jarak pada peta adalah 97,6 Km dengan waktu tempuh terlama yaitu 2 jam 26 menit.

subang-curug-ibun

MALANGBONG – WADO – TALAGA – CURUG IBUN

Jalur ini merupakan jalur yang melalui Jalan Nasional III melewati Rancaekek – Nagreg – Malangbong. Ikuti jalan utama hingga tiba di pertigaan Jalan Raya Bandrek – Malangbong, Kecamatan Malangbong (-7.060947, 108.086638) belok kiri menuju Jalan Raya Sumedang – Cibeureum. Jalur ini kemudian akan bertemu dengan Jalur alternatif di Kecamatan Wado, tepatnya di perimpangan -6.945297, 108.092506 ambil arah Terminal Wado, kemudian ikuti jalur seperti pada jalur alternatif yang sudah dipaparkan sebelumnya. Total pembacaan jarak pada peta adalah 58,5 Km dengan waktu tempuh terlama adalah 1 jam 42 menit.

malangbong-curug-ibun

Kondisi jalan setapak akan melewati kebun dan medannya berupa turunan hingga di area sedikit datar yang kini sudah dapat dijumpai beberapa warung sederhana dengan jarak bila ditarik garis lurus adalah kurang lebih sejauh 15 m. Tanah yang masih gembur cukup menyulitkan pengunjung, sehingga pada satu titik di area sawah disediakan kain dan tali seadanya untuk membantu pengunjung. Pada area yang cukup luas ini, bila mengambil arah kiri, maka pengunjung akan tiba di bagian atas Curug Ibun yang areanya cukup sempit dan langsung berbatasan dengan jurang dengan aliran Sungai Cilongkrang di bawahnya. Pada sore hari, bila beruntung akan terlihat pelangi, tepat di atas jurang tidak jauh dari aliran jatuhan Curug Ibun. Sudah ada pagar pembatas sederhana dari bambu. Permukaan di sekitar area ini sebagian merupakan tanah yang akan cukup berlumpur ketika hujan dan batu mirip seperti batuan di dasar sungai sehingga cukup licin jika basah. Bila mengambil jalan ke arah kanan dari area datar ini, maka perjalanan dilanjutkan dengan menuruni jalan setapak yang jauh lebih curam dan lebih licin hingga ke dasar Sungai Cilongkrang dengan jarak kurang lebih 6m. Sudah ada beberapa anak tangga dari bambu sederhana dan pembatas dari kayu dan bambu buatan warga untuk mempermudah pengunjung, meskipun demikian, tetap saja jalur ini akan terasa cukup sulit. Setelah tiba di dasar lembah, maka ikuti aliran Sungai Cilongkrang ke arah hulu untuk mendekati Curug Ibun. Jalan menuju bagian hulu Sungai Cilongkrang merupakan jalan yang harus menyusuri bebatuan yang masih banyak berupa bongkahan dan batuan-batuan kecil yang mudah terlepas, jadi harus sangat berhati-hati dan disarankan menggunakan alas kaki yang sesuai dengan kondisi medan. Suhu udara di dasar lembah akan cukup dingin. Hal ini dipengaruhi oleh angin, kondisi batuan yang lembab dan banyak rembesan air, air Sungai Cilongkrang yang sangat dingin, ditambah percikan air dari Curug Ibun.

desa-sukadana-curug-ibun

curug-ibun

Curug Ibun memiliki klasifikasi dominan Chute Waterfall dan Cataract Waterfall. Alira jatuhan Curug Ibun mengalir melalui lintasan dinding air terjun yang sangat sempit, bahkan hampir menyerupai celah diantara dinding air terjun. Hal ini cukup mendekati ciri dari Chute/Slot/Keyhole Waterfall. Aliran jatuhan Curug Ibun cukup deras, selain karena volume dan debit air sungainya yang besar, derasnya jatuhan air di Curug Ibun juga dipengaruhi oleh sempitnya lintasan jatuhan Curug Ibun, sehingga aliran jatuhan sedikit tertahan kemudian dijatuhkan kembali menjadi lebih besar dari sebelumnya. Pada musim kemarau, aliran Sungai Cilongkang banyak dibelokkan untuk pengairan kebun, sehingga volume jatuhan air Curug Ibun tidak terlalu deras, tetapi tetap dapat memunculkan kalsifikasi Cataract Waterfall yang dipengaruhi oleh lebar dan kemiringan lintasan, serta bentuk batuan dinding air terjunnya. Pada musim hujan, tidak ada aliran Sungai Cilongkrang yang dibelokkan, sehingga volume jatuhan airnya menjadi sangat besar. Volume jatuhan air yang besar akan tertahan karena lebar lintasan jatuhan yang cukup sempit, sehingga pada saat lintasan kembali melebar, volumenya seolah menjadi lebih besar, seperti pada ciri klasifikasi Chute/Slot/Keyhole Waterfall.

 upload-4

Karena kondisi di sekitar Curug Ibun yang masih cukup berbahaya, maka, hanya ada pemandu saja tidak cukup. Perlu pemahaman mengenai gambaran lokasi dan potensi bahaya yang dapat ditimbulkan dari rentannya dinding air terjun serta aliran Sungai Cilongkrang sendiri. Pemandu dan pengunjung sebaiknya mengetahui bagaimana sejauh mana tingkat risiko jika aliran Sungai Cilongkrang meluap, terutama pada musim hujan. Aliran jatuhan Curug Ibun akan langsung menjadi aliran Sungai Cilongkrang yang akan langsung mengalir bebas ke arah hilir dengan beberapa kali jatuhan yang cukup tinggi. Artinya semakin ke hilir, maka kedalaman lembah di sepanjang Sungai Cilongkrang akan semakin bertambah dan aliran sungainya menjadi semakin deras dengan akses masuk dari arah puncak dinding tebing yang semakin sulit.

upload-5

SUMBER LAINNYA:

http://nationalgeographic.co.id/berita/2015/07/curug-ibun-grand-canyon-majalengka

upload-7

upload-8

upload-9

upload-10

upload-12

upload-11


About Dya Iganov

Penyuka traveling, tidak hanya mendaki gunung, tapi juga touring, rafting, explore, city tour, kemping ceria, susur pantai, dll