Curug Sawer secara administratif berada di Kampung Cibeureum, Desa Mandalahurip, Kecamatan Jatiwaras, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. Curug Sawer merupakan tingkatan kedua dari aliran Sungai Cibaregbeg setelah Curug Amoh. Di sekitar Curug Sawer terdapat juga tiga air terjun lainnya di kampung dan desa terdekatnya. Curug Sawer merupakan air terjun yang saat ini mulai banyak didatangi oleh masyarakat, khususnya yang tinggal di sekitar Tasikmalaya. Akses menuju Curug Sawer temasuk yang memiliki tingkat aksesibilitas yang mudah, bahkan dengan tingkat aksesibilitas treking yang cukup mudah. Terdpat dua jalur utama menuju Curug Sawer, yaitu melalui Kota Garut dan Kota Tasikmalaya.
KOTA GARUT – KAMPUNG CIBEUREUM – CURUG SAWER (VIA CIBALONG)
Arahkan kendaraan menuju Cilawu melalui Perkebunan teh Dayeuhmanggung yang cukup terkenal sebagai jaur pendakian utama Gunung Cikuray. Kondisi jalan akan cukup ramai dimulai dari Kota Garut hingga Lapangan Golf Ngamplang. Kondisi jalan selepas Lapangan Golf Ngamplang akan mulai menanjak dan berkelok-kelok. Arus lalu lintas akan didominasi oleh sepeda motor dan angkutan kota dari Terminal Guntur hingga ke Terminal Bojongloa di Kecamatan Cilawu. Ikuti terus jalan utama hingga menuju tugu perbatasan Garut – Tasikmalaya. Kondisi jalan akan semakin berkelok dan sedikit menyempit ketika memasuki Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya. Jalan berada di pinggir tebing dengan jurang berupa sawah dan aliran sungai yang cukup besar di sisi satunya. Lalu lintas akan cukup ramai sore menjelang malam dari arah Garut oleh bus besar dan angkutan barang, sedangkan dari arah Tasikmalaya akan ramai oleh angkutan barang dan ternak, serta mobil pribadi. Tidak ada penerangan jalan sepanjang Kecamatan Cilawu di Kabupaten Garut hingga Desa Neglasari, Kecamatan Salawu sehingga disarankan untuk berhati-hati bila melintas pada malam hari.
Kondisi lalu lintas akan kembali ramai selepas Kantor Kecamatan Salawu hingga memasuki Singaparna. Untuk mempersingkat jarak, ambil arah kanan (menuju Jalan Sukapura) pada persimpangan di koordinat -7.365560, 108.101766 tepat di samping Polres Tasikmalaya. Jalan ini juga merupakan jalan utama menuju objek wisata Situ Sanghyang di perbatasan Desa Cibalanarik dan Desa Cilolohan. Ikuti terus jalan utama (Jalan Sukapura) hingga ke Jalan Cibalanarik. Kondisi jalan mulus hanya akan sampai di perbatasan Jalan Cibalanarik. Selebihnya, kondisi jalan berbatu dan menurun akan menjadi medan yang harus dilewati hingga memasuki Kecamatan Sukaraja. Lalu lintas cukup ramai oleh mobil pribadi dan sepeda motor, sesekali bus berukuran ¾ jurusan Cibalanarik dan ELF pun akan melintas dari pagi hingga siang hari. Ikuti terus jalan utama hingga tiba di persimpangan tepat di alun-alun Kecamatan Sukaraja pada koordinat -7.451698, 108.194136. Pada persimpangan ini ambil arah kanan menuju Karangnunggal. Kondisi jalan sepanjang Jalan Raya Karangnunggal sudah cukup baik dan sedikit berkelok-kelok. Arus lalu lintas akan ramai oleh bus ¾ dan sepeda motor. Ikuti terus jalan utama hingga tiba di Jalan Raya Cibalong. Di jalan Raya Cibalong, ambil jalan menuju Kampung Bantar Payung ditandai dengan gapura pada koordinat -7.506948, 108.188808.
Setelah belok kiri pada koordinat -7.506948, 108.188808 (dari arah Tasikmalaya) jalan akan melewati jembatan gantung di atas aliran Ci Wulan yang bernama Sasak Masini. Di ujung jembatan akan ada warga yang menjaga jembatan sembari menjaga kotak sumbangan dari pengendara yang melintas di Sasak Masini. Jalan kemudian akan menyempit dan melewati area permukiman hingga tiba di koordinat -7.510224, 108.193231. Belok kanan pada koordinat ini. Persimpangan ini merupakan pertemuan jalan dari Kampung Bantarpayung dengan jalan tembusan dari Jalan Raya Papayan – Salopa (Jalur utama Sukaraja – Salopa) dengan kondisi yang lebih mulus dan jalan lebih lebar. Setelah melewati persimpangan tersebut, ikuti jalan utama menuju Desa Mandalamekar dan akan terdapat papan penunjuk arah menuju Desa Mandalamekar di Desa Kersagalih. Papan penunjuk arah ini berada di pertigaan pada koordinat -7.536306, 108.198786. Arah menuju Desa Mandalamekar yaitu yang mengikuti jalan utama. Aspal jalan akan sedikit mengelupas setiba di Kampung Cinunjang, kampung yang berada tepat sebelum Kampung Cibeureum. Perjalanan dengan menggunakan kendaraan bermotor akan berhenti pada koordinat -7.550838, 108.222455 tepat setelah jembatan kecil. Kendaraan bisa dititipkan di rumah warga yang berada persis setelah jembatan di kiri jalan. Setelah koordinat ini, perjalanan akan dilanjutkan dengan berjalan kaki yang dimulai dari jalan setapak tepat di seberang rumah tempat menitipkan kendaraan bermotor. Jika ragu, bisa bertanya atau meminta bantuan warga untuk mengantar ke lokasi Curug Sawer.
Total jarak dan lama waktu perjalanan yang tertera pada pembacaan peta yaitu sejauh 109 Km dengan waktu tempuh selama 2 jam 59 menit.
KOTA GARUT – KAMPUNG CIBEUREUM – CURUG SAWER (VIA JALAN RAYA PAPAYAN – SALOPA)
Arahkan kendaraan menuju Cilawu melalui Perkebunan teh Dayeuhmanggung yang cukup terkenal sebagai jaur pendakian utama Gunung Cikuray. Kondisi jalan akan cukup ramai dimulai dari Kota Garut hingga Lapangan Golf Ngamplang. Kondisi jalan selepas Lapangan Golf Ngamplang akan mulai menanjak dan berkelok-kelok. Arus lalu lintas akan didominasi oleh sepeda motor dan angkutan kota dari Terminal Guntur hingga ke Terminal Bojongloa di Kecamatan Cilawu. Ikuti terus jalan utama hingga menuju tugu perbatasan Garut – Tasikmalaya. Kondisi jalan akan semakin berkelok dan sedikit menyempit ketika memasuki Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya. Jalan berada di pinggir tebing dengan jurang berupa sawah dan aliran sungai yang cukup besar di sisi satunya. Lalu lintas akan cukup ramai sore menjelang malam dari arah Garut oleh bus besar dan angkutan barang, sedangkan dari arah Tasikmalaya akan ramai oleh angkutan barang dan ternak, serta mobil pribadi. Tidak ada penerangan jalan sepanjang selepas Kecamatan Cilawu hingga Desa Neglasari, Kecamatan Salawu, sehingga disarankan untuk berhati-hati bila melintas pada malam hari.
Kondisi lalu lintas akan kembali ramai selepas Kantor Kecamatan Salawu hingga memasuki Singaparna. Untuk mempersingkat jarak, ambil arah kanan (menuju Jalan Sukapura) pada persimpangan di koordinat -7.365560, 108.101766 tepat di samping Polres Tasikmalaya. Jalan ini juga merupakan jalan utama menuju objek wisata Situ Sanghyang di perbatasan Desa Cibalanarik dan Desa Cilolohan. Ikuti terus jalan utama (Jalan Sukapura) hingga ke Jalan Cibalanarik. Kondisi jalan mulus hanya akan sampai di perbatasan Jalan Cibalanarik. Selebihnya, kondisi jalan berbatu dan menurun akan menjadi medan yang harus dilewati hingga memasuki Kecamatan Sukaraja. Lalu lintas cukup ramai oleh mobil pribadi dan sepeda motor, sesekali bus berukuran ¾ jurusan Cibalanarik dan ELF pun akan melintas dari pagi hingga siang hari. Ikuti terus jalan utama hingga tiba di persimpangan tepat di alun-alun Kecamatan Sukaraja pada koordinat -7.451698, 108.194136. Pada persimpangan ini ambil arah kanan menuju Karangnunggal. Kondisi jalan sepanjang Jalan Raya Karangnunggal sudah cukup baik dan sedikit berkelok-kelok. Arus lalu lintas akan ramai oleh bus ¾ dan sepeda motor. Ikuti terus jalan utama hingga tiba di persimpangan pada koordinat -7.475868, 108.208370 dan ambil arah kiri. Ikuti terus jalan utama hingga tiba di persimpangan pada koordinat -7.475868, 108.208370 ambil arah kanan. Ikuti terus jalan utama hingga tiba di persimpangan dengan jalan yang dari arah Kampung Bantarpayung pada koordinat -7.510221, 108.193234 dan ambil arah kanan. Setelah melewati persimpangan tersebut, ikuti jalan utama menuju Desa Mandalamekar dan akan terdapat papan penunjuk arah menuju Desa Mandalamekar di Desa Kersagalih. Papan penunjuk arah ini berada di pertigaan pada koordinat -7.536306, 108.198786. Arah menuju Desa Mandalamekar yaitu yang mengikuti jalan utama. Aspal jalan akan sedikit mengelupas setiba di Kampung Cinunjang, kampung yang berada tepat sebelum Kampung Cibeureum. Perjalanan dengan menggunakan kendaraan bermotor akan berhenti pada koordinat -7.550838, 108.222455 tepat setelah jembatan kecil. Kendaraan bisa dititipkan di rumah warga yang berada persis setelah jembatan di kiri jalan. Setelah koordinat ini, perjalanan akan dilanjutkan dengan berjalan kaki yang dimulai dari jalan setapak tepat di seberang rumah tempat menitipkan kendaraan bermotor. Jika ragu, bisa bertanya atau meminta bantuan warga untuk mengantar ke lokasi Curug Sawer.
Total jarak dan lama waktu perjalanan yang tertera pada pembacaan peta yaitu sejauh 73,6 Km dengan waktu tempuh selama 1 jam 56 menit.
KOTA TASIKMALAYA – SUKARAJA – CURUG SAWER (VIA CIBALONG)
Arahkan kendaraan menuju Kawalu untuk kemudian mengikuti jalan utama menuju Cipatujah, yaitu Jalan Raya Karangnunggal. Arus lalu lintas akan cukup padat pada pagi hingga sore hari hingga lepas Kawalu. Setelah Kawalu, jalan akan mulai berkelok-kelok dan arus lalu lintas akan menjadi sedikit lebih sepi. Ikuti terus jalan utama hingga tiba pada patokan pertama, yaitu alun-alun Kecamatan Sukaraja sekaligus persimpangan dengan jalur yang dari arah Garut – Salawu pada koordinat -7.451738, 108.194141. Ikuti terus jalan utama pada persimpangan ini hingga tiba di Cibalong. Kondisi jalan sepanjang Jalan Raya Karangnunggal sudah cukup baik dan sedikit berkelok-kelok. Arus lalu lintas akan ramai oleh bus ¾ dan sepeda motor. Ikuti terus jalan utama hingga tiba di Jalan Raya Cibalong. Di jalan Raya Cibalong, ambil jalan menuju Kampung Bantar Payung ditandai dengan gapura pada koordinat -7.506948, 108.188808.
Setelah belok kiri pada koordinat -7.506948, 108.188808 (dari arah Tasikmalaya) jalan akan melewati jembatan gantung di atas aliran Ci Wulan yang bernama Sasak Masini. Di ujung jembatan akan ada warga yang menjaga jembatan sembari menjaga kotak sumbangan dari pengendara yang melintas di Sasak Masini. Jalan kemudian akan menyempit dan melewati area permukiman hingga tiba di koordinat -7.510224, 108.193231. Belok kanan pada koordinat ini. Persimpangan ini merupakan pertemuan jalan dari Kampung Bantarpayung dengan jalan tembusan dari Jalan Raya Papayan – Salopa (Jalur utama Sukaraja – Salopa) dengan kondisi yang lebih mulus dan jalan lebih lebar. Setelah melewati persimpangan tersebut, ikuti jalan utama menuju Desa Mandalamekar dan akan terdapat papan penunjuk arah menuju Desa Mandalamekar di Desa Kersagalih. Papan penunjuk arah ini berada di pertigaan pada koordinat -7.536306, 108.198786. Arah menuju Desa Mandalamekar yaitu yang mengikuti jalan utama. Aspal jalan akan sedikit mengelupas setiba di Kampung Cinunjang, kampung yang berada tepat sebelum Kampung Cibeureum. Perjalanan dengan menggunakan kendaraan bermotor akan berhenti pada koordinat -7.550838, 108.222455 tepat setelah jembatan kecil. Kendaraan bisa dititipkan di rumah warga yang berada persis setelah jembatan di kiri jalan. Setelah koordinat ini, perjalanan akan dilanjutkan dengan berjalan kaki yang dimulai dari jalan setapak tepat di seberang rumah tempat menitipkan kendaraan bermotor. Jika ragu, bisa bertanya atau meminta bantuan warga untuk mengantar ke lokasi Curug Sawer.
Total jarak dan lama waktu perjalanan yang tertera pada pembacaan peta yaitu sejauh 30 Km dengan waktu tempuh selama 52 menit.
KOTA TASIKMALAYA – SUKARAJA – CURUG SAWER (VIA JALAN RAYA PAPAYAN – SALOPA)
Arahkan kendaraan menuju Kawalu untuk kemudian mengikuti jalan utama menuju Cipatujah, yaitu Jalan Raya Karangnunggal. Arus lalu lintas akan cukup padat pada pagi hingga sore hari hingga lepa Kawalu. Setelah Kawalu, jalan akan mulai berkelok-kelok dan arus lalu lintas akan menjadi sedikit lebih sepi. Ikuti terus jalan utama hingga tiba pada patokan pertama, yaitu alun-alun Kecamatan Sukaraja sekaligus persimpangan dengan jalur yang dari arah Garut – Salawu pada koordinat -7.451738, 108.194141. Ikuti terus jalan utama pada persimpangan ini hingga tiba di persimpangan pada koordinat -7.475868, 108.208370 dan ambil arah kiri. Ikuti terus jalan utama hingga tiba di persimpangan pada koordinat -7.475868, 108.208370 ambil arah kanan. Ikuti terus jalan utama hingga tiba di persimpangan dengan jalan yang dari arah Kampung Bantarpayung pada koordinat -7.510221, 108.193234 dan ambil arah kanan. Setelah melewati persimpangan tersebut, ikuti jalan utama menuju Desa Mandalamekar dan akan terdapat papan penunjuk arah menuju Desa Mandalamekar di Desa Kersagalih. Papan penunjuk arah ini berada di pertigaan pada koordinat -7.536306, 108.198786. Arah menuju Desa Mandalamekar yaitu yang mengikuti jalan utama. Aspal jalan akan sedikit mengelupas setiba di Kampung Cinunjang, kampung yang berada tepat sebelum Kampung Cibeureum. Perjalanan dengan menggunakan kendaraan bermotor akan berhenti pada koordinat -7.550838, 108.222455 tepat setelah jembatan kecil. Kendaraan bisa dititipkan di rumah warga yang berada persis setelah jembatan di kiri jalan. Setelah koordinat ini, perjalanan akan dilanjutkan dengan berjalan kaki yang dimulai dari jalan setapak tepat di seberang rumah tempat menitipkan kendaraan bermotor. Jika ragu, bisa bertanya atau meminta bantuan warga untuk mengantar ke lokasi Curug Sawer.
Total jarak dan lama waktu perjalanan yang tertera pada pembacaan peta yaitu sejauh 34,4 Km dengan waktu tempuh selama 1 jam.
KAMPUNG CIBEUREUM – CURUG SAWER
Perjalanan dari Kampung Cibeureum menuju Curug Sawer hanya bisa dilakukan dengan berjalan kaki sejauh 1,01 Km di tengah pematang sawah dan kebun. Perjalanan akan menjadi cukup sulit karena licinnya jalur di kebun warga ketika musim hujan. Jalan setapak pada beberapa titik merupakan jalur air ketika hujan, sehingga pijakannya akan menjadi licin akibat campuran air dan tanah merah. Tanah merah mendominasi hampir seluruh jalur jalan setapak. Pada jalur ini akan ditemui juga persimpangan menuju Curug Amoh, yang masih satu aliran sungai dengan Curug Sawer. Setelah persimpangan dengan Curug Amoh, perjalanan akan menyeberangi aliran Sungai Cibaregbeg. Aliran sungai ini merupakan aliran yang sama dengan sumber Curug Amoh dan Curug Sawer. Setelah menyeberangi sungai, pemandangan akan kembali terbuka. Hamparan sawah, jurang, dan puncak-puncak perbukitan akan menjadi pemandangan yang cukup menyejukan mata. Dari area ini pula akan terlihat bagian atas Curug Sawer dengan latar belakang jurang dan puncak-puncak perbukitan terjal. Trek setelah menyeberangi sungai akan kembali melewati pematang sawah, kemudian kembali masuk ke kebun. Disarankan untuk memakai celana dan baju tangan panjang serta lotion/spray anti nyamuk. Trek menuju Curug Sawer akan menurun terus dan pada beberapa bagian akan cukup tertutup daun, ranting kayu, dan ilalang.
Setelah tiba di area Curug Sawer, jika musim hujan harus cukup berhati-hati karena batuannya sangat licin. Area di sekitar Curug Sawer akan terdapat banyak batu berukuran bongkahan raksasa yang berlumpur. Jika ingin mendapatkan spot untuk mengabadikan Cuurg Sawer, maka, harus mengambil dari aliran sungai. Spot di sekitar Curug Sawer cukup sempit. Untuk menyimpan barang-barang dapat memanfaatkan bongkahan-bongkahan batu di sekitar aliran Sungai Cibaregbeg. Lama perjalanan normal menuju Curug Sawer dari Kampung Cibeureum adalah kurang lebih empat puluh menit dan perjalanan dari Curug Sawer menuju Kampung Cibeureum yang didominasi oleh tanjakan akan memakan waktu normal kurang lebih satu jam.
Curug Sawer merupakan air terjun semi permanen. Air terjun ini akan memiliki volume yang besar jika hujan turun terus menerus dengan intensitas besar berturut-turut. Volume terbesarnya pun jarang terlihat karena benar-benar mengandalkan curah hujan. Pada musim kemarau, terutama jika sudah memasuki puncak musim kemarau, air di Curug Sawer akan kering total. Curug Sawer pada musim kemarau hanya akan nampak seperti tebing curam saja, tanpa ada sedikitpun air yang menetes/jatuh dari atas tebing. Curug Sawer memiliki klasifikasi utama Curtain dan Segmented, dan Ledge. Klasifikasi Curtain muncul akibat munculnya klasifikasi Segmented. Aliran jatuhan pada bagian atas Curug Sawer terbagi ke dalam beberapa lintasan jatuhan akibat bentuk tebing yang tidak sejajar, namun jaraknya tidak terlalu berjauhan dan tidak ada penghalang lain selain bentuk ujung tebingnya yang tidak rata sejajar. Klasifikasi Segmented yang berjarak tidak terlalu jauh ini akan membentuk jatuhan air yang terpisah-pisah dengan jarak yang tidak terlalu jauh, sehingga membentuk tirai air, inilah yang menjadi ciri utama klasifikasi Curtain. Volume jatuhan air yang rata-rata kecil di Curug Sawer ini akan lebih menampilkan klasifikasi Curtain dibandingkan klasifikasi Segmented. Bila volume jatuhan besar, maka yang akan lebih terlihat adalah klasifikasi Segmented dibandingkan klasifikasi Curtain. Klasifikasi Ledge muncul akibat bentuk bagian atas tebing yang sedikit memiliki jarak dengan dinding air terjun, sehingga jatuhan air akan langsung jatuh secara vertikal tanpa menyentuh dinding air terjun. Kondisi bagian atas tebing ini memungkinkan tidak adanya kontak antara jatuhan air dengan dinding air terjun sekalipun dalam volume terkecilnya. Tidak seperti air terjun pada umumnya, yang akan memunculkan klasifikasi Horsetail pada musim kemarau dan Ledge pada musim hujan.
Batuan dinding air terjun dan tebing di sekitarnya didominasi oleh batukapur, dan pada tebing di samping Curug Sawer bahkan terbentuk celah menyerupai mulut gua yang cukup lebar. Batukapur yang berada di sekitar Curug Sawer termasuk yang mudah larut di air sehingga bongkahan-bongkahan batu di aliran sungai, terutama yang terkena aliran air akan cukup licin. Berbeda dengan batuan di dasar Sungai Ciwatin dan di sekitar Curug Koja, Curug Cibakom, dan Curug Ciwatin yang tidak licin meskipun terendam air.
Waktu terbaik untuk mengunjungi Curug Sawer adalah pada puncak musim penghujan, tetapi hal ini juga memiliki risiko yang sangat besar. Licinnya jalur menuju Curug Sawer dan potensi adanya air bah menjadi pertimbangan utama untuk melihat jatuhan air Curug Sawer dalam volume terbesarnya. Oleh karena itu, sebaiknya memang meminta tolong pada warga dan meminta informasi mengenai keamanan akses dan selama berada di Curug Sawer karena Curug Sawer merupakan potensi objek wisata yang sama sekali belum dikelola, bahkan oleh warga sekitar.