Artikel serupa pernah dipublikasikan di Majalah Travelnatic
Siapa yang tidak kenal dengan Kawah Wurung, salah satu destinasi wisata unggulan di Kabupaten Bondowoso. Kawah Wurung merupakan destinasi wisata populer setelah Kawah Ijen. Kawah Ijen sendiri berada di perbatasan antara Kabupaten Banyuwangi dengan Kabupaten Bondowoso. Meskipun secara administratif berada di dua wilayah, namun, Kawah Ijen lebih identik menjadi kepunyaan Kabupaten Banyuwangi.
Gambaran Kawah Wurung
Kawah Wurung secara administratif berada di Desa Kalianyar, Kecamatan Sempol, Kabupaten Bondosowo, Jawa Timur. Luas keseluruhan area Kawah Wurung kurang lebih mencapai 1.000 Ha, namun luas lokasi inti Kawah Wurung hanya seluas 161 Ha. Hampir keseluruhan area Kawah Wurung merupakan hamparan padang savana dan berbentuk cekungan.
Pada musim hujan, padang savana ini akan ditumbuhi ilalang dan semak belukar dan nampak seperti hamparan karpet hijau luas di dalam cekungan. Banyak kambing yang digembalakan secara liar. Meskipun hampir seluruh permukaannya ditumbuhi oleh semak belukar, rumput liar, bahkan ilalang, tidak terdapat satu pun sumber air di lokasi ini. Untuk minum ternak pun, disediakan oleh masing-masing pemilik ternak.
Pada musim kemarau, hamparan hijau di dalam cekungan akan berubah menjadi kekuningan. Rumput liar, semak belukar, dan ilalang akan mati karena tidak ada lagi air hujan sebagai sumber pertumbuhannya. Bahkan, menurut salah satu warga, tidak jarang di beberapa titik area di Kawah Wurung sengaja dibakar oleh warga untuk membuka lahan.
Kawah Wurung memiliki arti kawah yang tidak jadi. Wurung dalam Bahasa Madura berarti “tidak jadi”. Penamaan ini sesuai dengan morfologi Kawah Wurung yang terlihat seperti kawah akibat letusan gunung, tetapi tidak memiliki karakteristik yang dimiliki kawah pada umumnya, bahkan untuk kawah mati sekalipun.
Bentuk area utama Kawah Wurung berupa sebuah bukit yang bagian tengahnya membentuk cekungan sangat luas, layaknya sebuah kawah hasil letusan. Di sekeliling bibir cekungan merupakan tanah kosong yang ditumbuhi pepohonan liar. Luas cekungan area utama Kawah Wurung memiliki luas kurang lebih 4,61 Ha dan diameter cekungan kurang lebih 176 m. Area datar di sekeliling bibir cekungan lebih dikenal sebagai Bukit Cincin.
Kawah Wurung ditinjau dari segi Geologi dan Geomorfologi
Berdasarkan kutipan dari sebuah jurnal penelitian, tipe batuan hasil erupsi Gunung Kawahwurung didominasi oleh tuf serta dapat dijumpai lapilli. Tuf dan lapili tersebut diendapkan secara seruakan, aliran, dan jatuhan. Endapan base surge merupakan endapan paling dominan yang menyusun tubuh Gunung Kawahwurung. Berdasarkan hasil analisis XRF, batuan Gunung Kawahwurung tergolong kedalam basalt. Hal tersebut mengindikasikan bahwa magma Gunung Kawahwurung berasal dari magma yang cukup mafik dan mengalami diferensiasi yang tidak terlalu intens.
Gunung Kawahwurung termasuk kedalam tipe gunung api monogenetik jenis cincin tuf (tuff ring) dikarenakan dimensi gunung yang cenderung kecil, bentukan geomorfologi berupa kerucut sinder dengan elevasi tidak terlalu tinggi, berbentuk seperti cincin, lereng cenderung landai (±60), diameter kawah yang lebar, dan didominasi oleh tuf hasil dari endapan seruakan. Hal ini menandakan bahwa pembentukan Gunung Kawahwurung hanya berasal dari satu tipe erupsi dengan umur relatif singkat sehingga dimensi gunung cenderung kecil. Gunung Kawahwurung terbentuk dari hasil erupsi freatomagmatik.
Erupsi freatomagmatik terjadi ketika magma mengalami kontak dengan lapisan batuan yang jenuh air. Kontak tersebut akan menghasilkan uap dengan tekanan tinggi, kemudian terjadi erupsi. Erupsi tersebut akan menghasilkan energy mekanik yang cukup besar sehingga menghasilkan endapan base surge yang sangat dominan.
Rute Menuju Kawah Wurung dari Bondowoso
Arahkan kendaraan dari alun-alun Bondowoso menuju Jalan K.H. Wahid Hasyim lalu menuju Jalan Raya Situbondo. Ikuti jalan raya utama hingga tiba di persimpangan jalan menuju Jalan Kawah Ijen. Sepanjang Jalan Kawah Ijen akan ditemui beberapa persimpangan, namun di setiap persimpangan sudah ada papan penunjuk jalan menuju objek wisata Kawah Ijen. Ikuti papan penunjuk arah menuju objek wisata Kawah Ijen.
Ikuti jalan utama hingga tiba di kota Kecamatan Sempol. Sepanjang jalan menuju Sempol, perjalanan akan melalui padang ilalang, hutan pinus, hingga perkebunan dan lahan milik perhutani. Medan akan didominasi tanjakan. Setelah memasuki kota Kecamatan Sempol, terus ikuti jalan menuju objek wisata Kawah Ijen. Selepas pusat kota Kecamatan Sempol, akan ditemui persimpangan besar lagi.
Pada persimpangan ini akan ditemui dua penanda jalan. Pertama yaitu papan penunjuk jalan menuju objek wisata Kawah Ijen, yang kedua yaitu papan penunjuk jalan menuju objek wisata Kawah Wurung. Ambil arah kanan pada persimpangan ini menuju objek wisata Kawah Wurung. Ikuti jalan utama hingga tiba di gerbang masuk menuju objek wisata Kawah Wurung.
Kondisi jalan akan berubah menjadi pasir dan bahkan mendekati area objek wisata Kawah Wurung akan banyak ditemui jalan makadam. Pada area Kawah Wurung sendiri, kondisi jalan lebih banyak makadam dan jalan pasir. Jalan pasir di area Kawah Wurung seringkali diselingi oleh jalur air. Jalur air yang terbentuk di sepanjang jalan utama berasal dari rembesan air hujan. Pada musim kemarau, tidak jarang banyak jalur air yang amblas sehingga menyisakan lubang cukup dalam di sepanjang jalan utama.
Objek wisata di sekitar Kawah Wurung.
Luas areal objek wisata Kawah Wurung kurang lebih 1.000 Ha. Pada area seluas itu, selain tiga buah bukit yang menjadi spot utama Kawah Wurung yang terbentuk dari Gunung Kawahwurung, terdapat juga beberapa objek wisata lainnya. Objek wisata tersebut diantaranya Bukit Jabal Kirmit di sebelah Barat, Guest House Jampit di Barat Daya, Bukit Lengker Patek di Barat Laut, Kawah Ilalang di Timur, serta Curah Penai dan Bukit Apet-Lepet di Tenggara.
Semua objek wisata ini berada di dalam area Kawah Wurung dan jalan penghubungnya dapat melalui Kawah Wurung ataupun jalan setapak di perkebunan tepat sebelum memasuki Desa Curah Macan. Jalan penghubung yang tersedia masih merupakan jalan berpasir lepas ketika musim kemarau dan akan berlumpur ketika musim hujan tiba. Selain itu, untuk mengunjungi objek lain selain Bukit Jabal Kirmit dan Kawah Wurung masih memerlukan trekking minimal 30 menit.
Di luar area Kawah Wurung pun masih terdapat banyak objek wisata, diantaranya Kawah Ijen, air terjun Kalipait, Air Terjun Gentongan, Air Terjun Busa, Air Terjun Niagra Mini, Air Terjun Belawan, Goa Kapur Belawan, Petilasan Damar Wulan, Puncak paralayang Megasari, serta pemandian air panas. Untuk akomodasi pun relatif banyak ditemukan di sekitar Sempol. Sebut saja Arabica Homestay, Jampit Guest House yang berada di dalam area Kawah Wurung, Catimore Homestay yang sudah cukup terkenal di kalangan traveler.
Untuk menuju lokasi Kawah Wurung dan sekitarnya, masih belum terdapat rute angkutan umum. Kebanyakan pengunjung yang datang melakukan perjalanan ke Kawah Wurung dengan mobil carteran. Kunjungan ke Kawah Wurung biasanya disatukan dengan perjalanan ke Kawah Ijen dari arah Banyuwangi. Namun, jika ingin mendatangi langsung Kawah Wurung dari arah Bondowoso tanpa haru repot memikirkan akomodasi, para calon pengunjung dapat meminta bantuan dari R-Jek milik Komunitas Relawan Muda Bondowoso.