Tentang Nusantaride Human Action (NHA)
Nusantaride Human Action adalah salah satu kegiatan yang diadakan oleh Forum Nusantaride Jawa Barat (NR Jabar) dengan tagline NHA Peduli Lingkungan. Kegiatan ini dilatarbelakangi oleh dampak kunjungan wisatawan terhadap kebersihan lingkungan. Saat ini, semakin marak bermunculan objek-objek wisata baru dengan tingkat kunjungan yang naik dengan pesat. Sayangnya, kemunculan objek wisata yang dengan cepat menjadi primadona ini tidak didukung oleh sarana pendukung wisata, salah satunya yaitu tempat sampah. Penumpukan sampah sudah menjadi konsekuensi jika suatu potensi wisata berubah menjadi objek tujuan wisata. Penumpukan sampah sebagai akibat banyaknya pengunjung yang tidak didukung oleh kesiapan pengelolaan sebaiknya segera diatasi, salah satunya adalah dengan menumbuhkan kesadaran akan kebersihan dan swadaya masyarakat untuk mengelola kebersihan lingkungan di objek wisata tersebut.
Kegiatan NHA yang diadakan oleh Forum Nusantaride Jawa Barat ini merupakan aksi sederhana dalam rangka menjaga kebersihan lingkungam, terutama di sekitar wilayah objek wisata. Adapun yang menjadi sasaran kegiatan NHA ini adalah:
- Objek wisata yang sudah ramai dan cukup dikenal, namun jumlah tempat sampahnya tidak memadai atau bahkan tidak ada sama sekali.
- Objek wisata baru yang jumlah kunjungannya meningkat pesat dan diprediksi jumlah kunjungan akan terus meningkat namun masih belum tersedia tempat sampah untuk mengantisipasi sampah yang berserakan
- Objek-objek wisata tersebut setidaknya memiliki pihak pengelola (non pemerintah) / relawan / kuncen / karang taruna / warga setempat, dll yang nantinya akan bertanggungjawab untuk mengelola masalah sampah dan merawat tempat sampah yang diberikan dalam program NHA Peduli Lingkungan ini
Lokasi Kegiatan Nusantaride Human Action
Beberapa lokasi yang sudah terpilih di Jawa Barat dan statusnya diantaranya:
- Puncak Guha, Kecamatan Caringin, Kabupaten Garut, Jawa Barat sebanyak 2 tempat sampah (sudah terlaksana) -7.538333, 107.483803
- Curug Ceret, Kecamatan Naringgul, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat sebanyak 3 tempat sampah (tertunda) -7.325583,107.332436
- Talaga Nila, Kecamatan Sindangwangi, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, sebanyak 3 tempat sampah (sudah terlaksana) 06°47′48.4″S 108°23′16″E
- Situ Cikuda, Kecamatan Sindangwangi, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, sebanyak 2 tempat sampah (sudah terlaksana) -6.813216, 108.393048
- Terasering Panyaweuyan, Kecamatan Argapura, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat sebanyak 3 tempat sampah (sudah terlaksana) -6.916853, 108.350299
- Curug Genclang, Kecamatan Sangiang, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat sebanyak 2 tempat sampah (belum terlaksana) -6.934558, 108.379981
- Bukit Panyawangan, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat sebanyak 7 tempat sampah (belum terlaksana) 06°53′22.0884″S 108°20′40.3116″E
- Curug Cimanitin, Kecamatan Salopa, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, sebanyak 3 tempat sampah (belum terlaksana)
- Pantai Sayang Heulang, Kecamatan Cikelet, Kabupaten Garut, Jawa Barat, sebanyak 7 tempat sampah (sudah terlaksana) -7.616779, 107.662113
- Curug Ciparay, Kecamatan Cigalontang, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat (Belum terlaksana)
- Situ Cisaladah, Kecamatan Cikalong Wetan, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat (Belum Terlaksana) 06°44′56.2″S 107°30′03.0″E
Teknis Pelaksanaan Nusantaride Human Action
- Tempat sampah dibawa dan didistribusikan oleh para voluntrider menggunakan sepeda motor, meskipun ada juga yang dibawa menggunakan mobil
- Tempat sampah kemudian dibawa oleh para voluntrider dari Purwakarta. Dalam tahap ini, ada tempat sampah yang langsung didistribusikan ke lokasi-lokasi yang telah ditentukan, ada juga yang disimpan sementara di tempat masing-masing voluntrider
- Pengadaan, pembuatan, dan penyelesaian pengerjaan fisik tempat sampah dikerjakan seluruhnya di Purwakarta
- Setelah tiba di lokasi, tempat sampah kemudian diletakan di lokasi tujuan bersama-sama dengan komunitas atau yang mengelola (dalam hal ini non pemerintah) objek wisata tersebut
1. Puncak Guha, Kecamatan Caringin, Kabupaten Garut, Jawa Barat.
Dalam pelaksanaan teknisnya, 3 unit tempat sampah untuk Puncak Guha dibawa dari Purwakarta ke Bandung terlebih dahulu bersama dengan 2 tempat sampah untuk Curug Ceret, namun hanya lokasi Puncak Guha yang sudah terlaksana. Penempatan tempat sampah di Puncak Guha sebanyak 3 unit dilaksanakan pada Minggu, 24 April 2016 oleh voluntrider asal Cimahi dengan menggunakan sepeda motor. Penempatan 2 unit tempat sampah didampingi juga oleh pihak pengelola objek wisata Puncak Guha.
Objek wisata Puncak Guha merupakan lahan kosong yang berada tepat di pinggir tebing dengan pemandangan luas menuju Samudera Hindia. Lokasinya tidak terlalu jauh dari kawasan objek wisata Pantai Rancabuaya. Untuk masuk ke kawasan objek wisata Puncak Guha ini, pengunjung terlebih dahulu membayar tiket masuk sebesar 5.000 Rupiah kepada pengelola, atau yang biasa disebut kuncen. Kuncen inilah yang nantinya akan mengelola masalah sampah sekaligus merawat 3 unit tempat sampah dari kegiatan NHA Jawa Barat 2016. Puncak Guha dipilih karena jumlah pengunjung yang semakin meningkat tetapi kurang diimbangi dengan fasilitas kebersihan (dalam hal ini tempat sampah) dan diprediksi jumlah kunjungan tersebut akan semakin bertambah. Adanya pihak yang mengelola Puncak Guha menjadi nilai tambahan sebagai bentuk dari pengelolaan kebersihan di sekitar objek wisata tersebut.
- Talaga Nila, Situ Cikuda, dan Terasering Panyaweuyan, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat.
Dalam pelaksanaan teknisnya, 10 unit tempat sampah diambil dari Purwakarta dan langsung dibawa ke Majalengka oleh dua voluntrider asal Bandung dengan menggunakan mobil pada Rabu, 27 April 2016. Tempat sampah untuk Majalengka akan ditempatkan di lokasi tujuan ditemani oleh teman-teman dari Komunitas Ngetrip Majalengka. Lokasi penempatan pertama yaitu Talaga Nila di Kecamatan Sindangwangi sebanyak 2 unit tempat sampah. Di lokasi ini, tempat sampah kami titipkan pada ibu penjaga warung sekaligus warga yang tinggal di dekat Talaga Nila. Ibu inilah yang nantinya akan mengelola masalah sampah, termasuk merawat 2 unit tempat sampah dari kegiatan NHA kali ini.
Talaga Nila merupakan danau alami yang airnya jernih serta berwarna kebiruan yang baru dikenal dalam dunia wisata. Jumlah kunjungan ke Talaga Nila semakin meningkat seiring dengan semakin gencarnya promosi mengenai Talaga Nila baik di media sosial, maupun media elektronik lainnya. Talaga Nila memang belum memiliki pengelola seperti di Punak Guha, namun pedagang yang rutin di lokasi ini dapat dikatakan turut serta menjaga kebersihan lingkungan di sekitar Talaga Nila.
Lokasi kedua yaitu Situ Cikuda. Situ Cikuda merupakan danau alami seluas 1 Ha (untuk wilayah airnya) yang terkenal sebagai lokasi memancing di kaki Gunung Ceremai. Situ Cikuda pada saat ini dikelola oleh penjaga warung satu-satunya yang sekaligus sebagai tempat untuk membayar retribusi memancing. Tempat sampah sebanyak 2 unit di Situ Cikuda diserahkan pada bapak penjaga warung yang nantinya akan merawat tempat sampah tersebut dan mengelola kebersihan di sekitar Situ Cikuda.
Objek wisata terasering Panyaweuyan merupakan tempat yang sedang ramai dikunjungi sekaligus sebagai icon baru pariwisata di Kabupaten Majalengka. Peningkatan jumlah kunjungan ke Terasering Panyaweuyan hanya membutuhkan waktu yang cukup singkat, terlebih setelah promosinya merambah ke media elektronik, tidak saja di media sosial. Sayangnya, peningkatan jumlah kunjungan yang hanya memerlukan waktu singkat tidak sebanding dengan waktu yang dibutuhkan untuk membenahi dan mengantisipasi masalah kebersihan di sekitar Panyaweuyan sebagai akibat semakin banyaknya jumlah pengunjung. Penempatan 3 unit tempat sampah program NHA Jawa Barat diserahkan pada Komunitas Ngetrip Majalengka sebagai pengelola dan yang penggagas terbentuknya objek wisata Terasering Panyaweuyan Kecamatan Argapura.
- Pantai Sayang Heulang
Penempatan 7 unit tempat sampah di Pantai Sayangheulang dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama penyerahan 7 unit tempat sampah pada RT setempat sekaligus Kompepar Pantai Sayang Heulang (Bapak Duseng) pada Rabu, 11 Mei 2016 oleh dua voluntrider asal Bandung dengan menggunakan mobil. Tahap kedua yaitu penempatan 7 unit tempat sampah di titik-titik yang ramai pengunjung oleh Bapak Duseng selaku Ketua RT Sayang Heulang sekaligus Kompepar Pantai Sayang Heulang dibantu oleh warga setempat. Kedua tahapan ini dilakukan karena keterbatasan waktu, sehingga tahap peletakan 7 unit tempat sampah diserahkan pada pihak yang selama ini mengelola Pantai Sayang Heulang.
Permasalahan ketersediaan fasilitas kebersihan di areal Pantai Sayang Heulang bukanlah sesuatu yang baru. Pantai Sayang Heulang merupakan salah satu objek tujuan wisata utama di pesisir Selatan Kabupaten Garut bersama dengan Pantai Rancabuaya, Puncak Guha, dan Pantai Santolo. Kunjungan wisatawan sudah pasti cukup tinggi, namun ketersediaan fasilitas kebersihan (dalam hal ini tempat sampah) masih belum memadai. Berdasarkan penuturan Bpk. Duseng, sudah ada perintah langsung dari Camat Pameungpeuk pada Kades Mancagahar untuk segera menyediakan tempat sampah di areal Pantai Sayang Heulang dan sekitarnya. Kegiatan ini belum juga terlaksana akibat keterbatasan dana, oleh karena itu, Bpk Duseng mengambil inisiatif untuk membuat sendiri tempat sampah.
Tempat sampah yang dibuat secara swadaya oleh Bapak Duseng terbuat dari besi yang dilubangi bagian tengahnya. Ukurannya pun lebih besar, dan biayanya cukup mahal, sekitar 250.000 Rupiah untuk 1 unit tempat sampah. Bpk. Duseng membuat 5 unit tempat sampah sebagai percontohan dan sebagai penambah motovasi bagi pihak berwenang untuk segera memperhatikan permasalahan ketersediaan fasilitas kebersihan. Dengan adanya tambahan 7 unit tempat sampah dari program NHA Peduli Lingkungan ini, tentu akan semakin menjadi motivasi agar program penyediaan tempat sampah yang sekiranya sudah menjadi tugas pihak berwenang segera terlaksana.
- Curug Ceret, Curug Genclang, Curug Cimanitin, Bukit Panyawangan
Beberapa unit tempat sampah yang rencananya akan ditempatkan di Curug Ceret, Curug Genclang, Curug Cimanitin, Pantai Sayangheulang, dan Bukit Panyawangan masih tertahan. 2 unit tempat sampah untuk Curug Genclang masih tertahan di Basecamp Komunitas Ngetrip Majalengka karena masih terfokus dengan proses penempatan tempat sampah di Terasering Panyaweuyan dan proses pembenahan atas beberapa kerusakan lingkungan di Terasering Panyaweuyan. Kerusakan yang baru-baru ini dialami oleh tanaman bawah milik petani di Panyaweuyan akibat oknum tidak bertanggungjawab di objek wisata Panyaweuyan menjadi fokus utama beberapa komunitas di Majalengka, sehingga penempatan tempat sampah di Curug Genclang masih tertunda.
- Situ Cisaladah dan Curug Ciparay
Target berikutnya dalam tahap lanjutan program NHA Peduli Lingkungan in yaitu Situ Cisaladah di Kecamatan Cikalong Wetan, Kabupaten Purwakarta dan Curug Ciparay, Kecamatan Cigalontang, Kabupaten Tasikmalaya. Jumlah untuk masing-masing lokasi belum ditentukan dan masih dalam tahap awal pembuatan tempat sampah.
Penempatan 3 unit tempat sampah di Curug Cimanitin Kecamatan Salopa masih tertunda karena posisi voluntrider yang berada di Ciamis. Diperlukan waktu yang tepat untuk mengantarkan 3 unit tempat sampah ke lokasi Curug Cimanitin dari Ciamis, 2 unit tempat sampah di Curug Ceret, dan 7 unit tempat sampah di Bukit Panyawangan masih tertunda karena masalah waktu yang dimiliki voluntrider yang bersangkutan.
Target penempatan tempat sampah dalam kegiatan NHA Jawa Barat ini adalah sebanyak 50 unit tempat sampah dan dalam waktu satu bulan sejak penempatan pertama (27 April 2016) hingga tulisan ini dibuat (11 Mei 2016) sudah mencapai 25 unit tempat sampah atau sudah 50% dari target yang ditentukan. Mengenai penempatan tempat sampah yang saat ini masih tertunda akan diupdate infonya setelah kegiatan tersebut terlaksana. Diharapkan partisipasi dari rekan-rekan voluntrider dalam kegiatan sederhana dalam partisipasi menjaga keberihan lingkungan objek wisata.