Talaga Cicerem secara administratif berada di Desa Kaduaela, Kecamatan Pasawahan, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat dan berada pada koordinat 6°47’52.0″S 108°25’23.2″E. Talaga Cicerem memiliki luas genangan kurang lebih 2,7 Ha dan tidak akan surut meskipun kemarau. Talaga Cicerem memiliki kedalam kurang lebih 5 m.
Talaga Cicerem berada di kaki Gunung Ceremai di sisi Utara pada ketinggian 315 mdpl. Talaga Cicerem memiliki air yang sangat jernih dan berwarna kebiruan. Karena warna air di danau inilah, Talaga Cicerem menjadi salah satu objek wisata unggulan di Kabupaten Kuningan.
Talaga Cicerem memiliki banyak ikan yang dimanfaatkan sebagai pelengkap objek foto pengunjung. Ikan-ikan di Talaga Cicerem tidak diperbolehkan untuk ditangkap. Meskipun danau ini dipenuhi oleh ikan (bahkan sesekali ada juga kura-kura dan ular), tetapi airnya tetap jernih dan tidak berbau amis.
Talaga Cicerem berada persisi di samping jalan utama antar desa sehingga sangat mudah untuk dicapai. Talaga Cicerem pertama kali dikenal oleh masyarakat luas pada 2010. Semenjak 2010, pembenahan terus dilakukan. Hingga saat ini sudah terdapat fasilitas penunjang wisata yang sangat lengkap bagi pengunjung.
Talaga Cicerem memiliki fasilitas pendukung wisata berupa area parkir yang cukup luas, warung makan, toilet, musola, spot swafoto, spot berenang, perahu karet, ayunan, bangku kayu, dan bumi perkemahan. Pengunjung akan dikenai tarif retribusi sebesar Rp 5.000,00 – Rp 10.000,00 tergantung jenis kendaraan dan Rp 6.000,00 per orang.
Untuk bisa menggunakan fasilitas lainnya di Talaga Cicerem, pengunjung akan dikenai tarif lagi. Tarif tersebut antara lain Rp 2.000,00 untuk menaiki ayunan di pinggir danau, Rp 35.000,00 untuk berkeliling danau menggunakan perahu karet.
Talaga Cicerem berjarak kurang lebih lebih 157 Km dari Kota Bandung, kurang lebih 22,3 Km dari Alun-Alun Kota Cirebon dan kurang lebih 34,3 Km dari Alun-Alun Winduaji Kuningan.
Talaga Cicerem dapat ditempuh dengan tiga rute dari Kota Bandung. Berikut adalah uraian rute yang dapat ditempuh dari Kota Bandung menuju Talaga Cicerem:
BANDUNG – TOL PADALEUNYI – TOL CIPULARANG – TOL CIPALI
Untuk mengambil rute ini, perjalanan dimulai dari GT kota Bandung. Arahkan kendaraan menuju Tol Cipularang. Setiba di Cikampek, arahan kendaraan menuju Tol Cipali. Ikuti Tol Cipali dan keluar di GT Sumberjaya. Setelah keluar dari GT Sumberjaya, arahkan kendaraan kembali ke arah Barat menuju Desa Palasah. Patokannya adalah pertigaan Alfamart Palasah pada koordinat -6.721227, 108.297617. Ambil kiri pada pertigaan ini menuju Jalan Palasah.
Ikuti jalan hingga tiba di pertigaan Buniwangi – Palasah pada koordinat -6.731482, 108.311264. Ambil arah kanan pada pertigaan ini menuju Jalan Buniwangi. Ikuti jalan hingga melewati Alfamart Buniwangi. Ikuti jalan utama hingga tiba di persimpangan Tugu Leuwimunding pada koordinat -6.737566, 108.346323. Ambil arah kanan pada pertigaan ini.
Ikuti jalan utama melewati Alun-Alun Leuwimunding hingga tiba di persimpangan Terminal Rajagaluh. Pada persimpangan Terminal Rajagaluh ambil arah kiri menuju Jalan Raya Rajagaluh. Ikuti jalan utama hingga melewati tugu perbatasan Kabupaten Majalengka – Kabupaten Cirebon.
Patokan berikutnya setelah gapura perbatasan yaitu persimpangan Polsek Dukupuntang yang berada pada koordinat -6.775152, 108.409515. Ambil arah kanan di persimpangan ini menuju Jalan Cisaat – Kramat (Jalan Buyut Ngabei). Ikuti jalan utama hingga tiba di persimpangan pada koordinat -6.778338, 108.428223. Ambil arah kanan pada persimpangan ini menuju Jalan Padamatang – Cisaat. Patokannya adalah Kantor Desa Mandala setelah belok ke arah kanan.
Ikuti jalan utama hingga bertemu gapura perbatasan Kabupaten Cirebon – Kabupaten Kuningan. Ikuti terus jalan utama hingga tiba di persimpangan Polsek Pasawahan yang berada di koordinat -6.797615, 108.429132. Ambil arah kanan pada persimpangan ini.
Ikuti jalan utama hingga melewati Kantor Desa Kaduela. Setelah kantor Desa Kaduaela akan ditemui persimpangan. Ambil arah kiri pada persimpangan ini. Ikuti jalan utama hingga tiba di Talaga Cicerem.
Total waktu tempuh bila mengambil rute ini kurang lebih 3 jam 26 menit dengan total jarak 218 Km. Jarak tempuh ini menjadi lebih jauh karena harus masuk tol Cipularang terlebih dahulu, tetapi waktu tempuhnya menjadi lebih singkat karena hambatan selama perjalanan tidak sebanyak jika melewati jalan non-tol.
KOTA BANDUNG – SUBANG – TOL CIPALI
Untuk mengambil rute ini, arahkan kendaraan dari Kota Bandung menuju Subang melalui Lembang. Setiba di Subang, arahkan kendaraan menuju GT Subang. Ikuti Tol Cipali dan keluar di GT Sumberjaya.
Rute berikutnya sama seperti rute yang melalui Tol Cipularang – Tol Cipali. Total jarak tempuh bila mengambil rute ini kurang lebih 161 Km dengan estimasi waktu tempuh 4 jam 16 menit. Rute ini mungkin akan mendapati hambatan kemacetan sepanjang Bandung – Gerbang objek wisata Tangkubanparahu ketika akhir pekan dibanding rute lainnya.
KOTA BANDUNG – SUMEDANG – MAJALENGKA
Untuk mengambil rute ini, arahkan kendaraan menuju Sumedang. Ikuti jalan raya utama Sumedang – Majalengka. Setiba di Jatiwangi, rute terbagi menjadi dua pilihan.
Pilihan pertama, terus mengikuti jalur Jatiwangi – Palasah. Setiba di Palasah, arahkan kendaraan menuju Leuwimunding kemudian Terminal Rajagaluh. Setiba di Palasah, rute ini sama seperti rute jika mengambil Tol Cipularang – Cipali ataupun Subang – Tol Cipali.
Pilihan kedua, setiba di Jatiwangi ambil jalur menuju Alun-Alun Majalengka. Jika mengambil rute melewati Alun-Alun Majalengka, terus saja ikuti jalan raya utama hingga tiba di Bundaran Cigasong. Bundaran Cigasong berada pada koordinat -6.835801, 108.250547.
Di Bundaran Cigasong, arahkan kendaraan menuju Cirebon melalui Sukahaji – Rajagaluh. Patokan berikutnya adalah Terminal Rajagaluh. Setiba di Terminal Rajagaluh, ambi jalan menuju arah Dukupuntang, Cirebon. Rute berikutnya sama dengan rute jika melewati tol Cipali.
Rute ini tidak melewati tol, jadi bila berkendara menggunakan sepeda motor, bisa mengambil rute ini. Total jarak tempuh bila mengambil rute ini kurang lebih 121 Km dengan estimasi waktu tempuh 4 jam 3 menit.
Talaga Cicerem memiliki cerita asal mula pembentukannya. Menurut Cerita rakyat Setempat, cerita dimulai dari adanya seorang pemuka agama yang datang dari Kasepuhan Cirebon. Pemuka agama ini datang untuk menyebarkan agama Islam.
Dalam penyebaran agama Islam di desa tersebut, sang pemuka agam mengajak para warga untuk mengadakan pertemuan di danau. Pada saat itu, Situ Cicerem hanyalah sumber mata air yang masih kecil. Kemudian sesepuh desa memutuskan untuk melakukan perluasan pada mata air tersebut. Hingga akhirnya menjadi sebuah danau yang saat ini menjadi sumber mata air masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sehari hari.
Ada juga cerita yang menyebutkan bahwa danau tersebut berasal dari ketukan tongkat seorang Wali Songo. Dari ketukan tongkatnya terebut, munculah air dari dalam bumi yang kemudian lama kelamaan menjadi sebuah danau. Air di danau ini pada waktu itu dijadikan sebagai tempat untuk mengambil Wudhu.
Selain itu, ada juga legenda mengenai Nyi Bomas Inten yang diabadikan dalam sebuah patung yang ada di Talaga Cicerem. Nyi Bomas Inten merupakan warga Desa Kaduela yang dipersunting oleh Syekh Abdul Iman. Syekh Abdul Iman masih merupakan keturunan Keraton Cirebon.
Pada saat itu, Desa Kaduela masih menganut agama Hindu. Syekh Abdul Iman dan Nyi Bomas Intenlah yang menyebarkan agama Islam di Desa Kaduela. Tidak terlalu banyak cerita yang diketahui mengenai Nyi Bomas Inten, namun, sosoknya diyakini menjadi penjaga Talaga Cicerem.
Lokasi Talaga Cicerem masih berdekatan dengan Talaga Remis dan Talaga Nilem, meskipun tidak dalam satu kawasan wisata. Talaga Cicerem berada di hulu Talaga Remis dan Talaga Nilem. Pengelolaan Talaga Cicerem berada di bawah Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Kaduela.
Dilihat dari lokasinya, baik Talaga Nilem dan Talaga Remis masih berada di kaki Gunung Ceremai. Tepatnya di sisi Utara Gunung Ceremai. Bukan tidak mungkin pembentukan kedua talaga ini masih berhubungan dengan efek dari letusan Gunung Ceremai pada masa lalu.
Waktu yang tepat untuk berkunjung ke Talaga Cicerem adalah sepanjang musim dan disarankan pagi atau sore hari. Area di sekitar Talaga Cicerem tidak terlalu tertutup oleh pepohonan yang rimbun, sehingga sinar matahari masih akan tetap menerangi hingga sore hari.