Secara administratif Talaga Remis berada di Desa Kaduela, Kecamatan Pasawahan, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat dan berada pada koordinat 6°47’18.5″S 108°24’55.6″E. Talaga Remis memiliki luas genangan kurang lebih 1,92 Ha. Talaga Remis merupakan salah satu objek wisata danau andalan di Kabupaten Kuningan. Talaga Remis memiliki air yang jernih. Talaga Remis berjarak kurang lebih 157 Km dari Kota Bandung, kurang lebih 22,3 Km dari Alun-Alun Kota Cirebon dan kurang lebih 34,3 Km dari Taman Kota Kuningan.
Lokasi Talaga Remis sudah berada dalam satu kawasan objek wisata terpadu. Artinya, selain Talaga Remis terdapat juga objek wisata lain yang lokasinya berdekatan dengan Talaga Remis. Objek wisata yang juga berada satu kawasan dengan Talaga Remis yaitu Talaga Nilam dan Batu Karang Pajaten Kuningan.
Luas keseluruhan objek wisata ini kurang lebih 13 Ha dengan akses jalan yang dapat dilalui oleh sepeda motor, mobil pribadi, mini bus, hingga bus ukuran besar. Hal inilah yang menjadikan Talaga Remis menjadi salah satu objek wisata andalah di Kabupaten Kuningan.
Talaga Remis sendiri memiliki fasilitas penunjang wisata berupa area parkir yang sangat luas, warung, musola, prasana pejalan kaki berupa jalan setapak berpavling block yang mengelilingi seluruh area Talaga Remis. Terdapat juga bangku-bangku kayu dan bambu bagi pengunjung di area warung, toilet, musola, sepeda air, perahu kayu khusus wisata, spot berfswafoto, hingga arena bermain anak.
Talaga Remis berjarak kurang lebih 157 Km dari Kota Bandung dan dapat ditempuh dengan tiga rute utama. Berikut adalah uraian rute utama yang dapat ditempuh dari Kota Bandung menuju Talaga Remis:
BANDUNG – TOL CIPULARANG – TOL CIPALI – TALAGA REMIS
Untuk mengambil rute ini, perjalanan dimulai dari GT kota Bandung. Arahkan kendaraan menuju Tol Cipularang. Setiba di Cikampek, arahan kendaraan menuju ruas Tol Cipali. Ikuti ruas Tol Cipali dan keluar di GT Sumberjaya. Setelah keluar dari GT Sumberjaya, arahkan kendaraan kembali ke arah Barat menuju Desa Palasah. Patokannya adalah pertigaan Alfamart Palasah pada koordinat -6.721227, 108.297617. Ambil kiri pada pertigaan ini menuju Jalan Palasah.
Ikuti jalan hingga tiba di pertigaan Buniwangi – Palasah pada koordinat -6.731482, 108.311264. Ambil arah kanan pada pertigaan ini menuju Jalan Buniwangi. Ikuti jalan hingga melewati Alfamart Buniwangi. Ikuti jalan utama hingga tiba di persimpangan Tugu Leuwimunding pada koordinat -6.737566, 108.346323. Ambil arah kanan pada pertigaan ini.
Ikuti jalan utama melewati Alun-Alun Leuwimunding hingga tiba di persimpangan Terminal Rajagaluh. Pada persimpangan Terminal Rajagaluh ambil arah kiri menuju Jalan Raya Rajagaluh. Ikuti jalan utama hingga melewati tugu perbatasan Kabupaten Majalengka – Kabupaten Cirebon.
Patokan berikutnya setelah gapura perbatasan yaitu persimpangan Polsek Dukupuntang yang berada pada koordinat -6.775152, 108.409515. Ambil arah kanan di persimpangan ini menuju Jalan Cisaat – Kramat (Jalan Buyut Ngabei). Ikuti jalan utama hingga tiba di persimpangan pada koordinat -6.777656, 108.420175. Ambil arah kanan pada persimpangan ini menuju Jalan Talaga Remis. Ikuti jalan utama hingga tiba di gapura objek wisata Talaga Remis – Talaga Nilem.
Total jarak tempuh bila mengambil rute ini kurang lebih 216 Km dengan estimasi waktu tempuh 3 jam 15 menit. Rute ini memiliki jarak terpanjang namun dengan hambatan yang paling sedikit. Hal ini karena sebagian besar rutenya merupakan ruas jalan tol.
KOTA BANDUNG – SUBANG – TOL CIPALI – TALAGA REMIS
Untuk mengambil rute ini, arahkan kendaraan dari Kota Bandung menuju Subang melalui Lembang. Setiba di Subang, arahkan kendaraan menuju GT Subang. Ikuti Tol Cipali dan keluar di GT Sumberjaya.
Rute berikutnya sama seperti rute yang melalui Tol Cipularang – Tol Cipali. Total jarak tempuh bila mengambil rute ini kurang lebih 157 Km dengan estimasi waktu tempuh 3 jam 53 menit. Rute ini mungkin akan mendapati hambatan kemacetan sepanjang Bandung – Gerbang objek wisata Tangkubanparahu ketika akhir pekan dibanding rute lainnya.
KOTA BANDUNG – SUMEDANG – MAJALENGKA –TALAGA REMIS
Untuk mengambil rute ini, arahkan kendaraan menuju Sumedang. Ikuti jalan raya utama Sumedang – Majalengka. Setiba di Jatiwangi, rute terbagi menjadi dua pilihan.
Pilihan pertama, terus mengikuti jalur Jatiwangi – Palasah. Setiba di Palasah, arahkan kendaraan menuju Leuwimunding kemudian Terminal Rajagaluh. Setiba di Palasah, rute ini sama seperti rute jika mengambil Tol Cipularang – Cipali ataupun Subang – Tol Cipali.
Pilihan kedua, setiba di Jatiwangi ambil jalur menuju Alun-Alun Majalengka. Jika mengambil rute melewati Alun-Alun Majalengka, terus saja ikuti jalan raya utama hingga tiba di Bundaran Cigasong. Bundaran Cigasong berada pada koordinat -6.835801, 108.250547.
Di Bundaran Cigasong, arahkan kendaraan menuju Cirebon melalui Sukahaji – Rajagaluh. Patokan berikutnya adalah Terminal Rajagaluh. Setiba di Terminal Rajagaluh, ambi jalan menuju arah Dukupuntang, Cirebon. Lalu ikuti petunjuk arah menuju Talaga Remis. Rute ini tidak melewati tol, jadi bila berkendara menggunakan sepeda motor, bisa mengambil rute ini.
Alternatif rute untuk sepeda motor lainnya yaitu melalui Subang. Dari Subang arahkan kendaraan menuju Ujungjaya – Cikamurang. Setiba di Cikamurang, bisa memilih jalur Tomo dan kembali bertemu dengan jalur utama Bandung – Majalengka – Dukupuntang atau diteruskan melalui jalur alternatif Kertajati –Kadipaten.
Talaga Remis sangat erat kaitannya dengan Kesultanan Cirebon, meskipun lokasinya secara adaministratif berada di bawah Kabupaten Kuningan. Terdapat dua mitos mengenai asal mula terbentuknya Talaga Remis. Legenda asal usul terbentuknya Talaga Remis yang paling populer adalah cerita mengenai Pangeran Selingsing dari Kerajaan Cirebon, Pangeran Purabaya dari Kerajaan Mataram dan Elang Sutajaya yang masih berada di pihak Kesultanan Cirebon.
Legenda ini bermula ketika Pangeran Selingsing diutus oleh Kasultanan Cirebon yang kala itu berada di bawah pemerintahan Sultan Matangaji. Di tengah perjalanan menuju Mataram, tepatnya di sekitar kaki Gunung Slamet, Pangeran Selingsing bertemu dengan Pangeran Purabaya dari Mataram. Peperangan pun tidak dapat dihindari.
Pada peperangan ini, pihak Pangeran Selingsing mengalami kekalahan. Pangeran Selingsing kemudian memberi surat kepada Sultan Matangaji. Singkat cerita, Sultan Matangaji memerintahkan Elang Sutajaya, yang juga merupakan menantunya untuk membantu Pangeran Selingsing. Peperangan pun kembali pecah. Kali ini Pangeran Selingsing dibantu oleh Elang Sutajaya memenangkan peperangan.
Perlu diketahui, menurut catatan, Pangeran Purabaya merupakan bagian dari Kerajaan Mataram Islam. Dengan kondisi yang sangat tedesak akibat serangan Elang Sutajaya dengan keris dan ilmunya yang sakti, tubuh Pangeran Purabaya terbelah menjadi dua. Pada saat inilah Pangeran Purabaya menyerah dan meminta belas kasih Elang Sutajaya.
Elang Sutajaya tidak menghiraukan karena menurutnya muslim yang baik tidak melakukan kekerasan. Nasihat yang diberikan oleh Elang Sutajaya kepada Pangeran Purabaya membuat Pangeran Selingsing menangis. Ia menangis tidak berhenti apalagi saat Elang Sutajaya memandanginya. Hingga kemudian air matanya berubah menjadi danau. Sementara Pangeran Purabaya berubah menjadi kura-kura. Hingga kini cerita ini dipercaya secara turun temurun dan beredar hingga saat ini.
Adapun cerita lain yang beredar memiliki alur cerita yang berbeda namun dengan tokoh yang sama. Ada yang percaya jika peperangan yang terjadi tidak ada habisnya membuat pangeran Selingsing menangis tidak berhenti. Air matanya kemudian berubah menjadi sebuah talaga, yang sekarang menjadi Talaga Remis. Terdapat juga masyarakat yang percaya jika Telaga ini merupakan sisa embun di Kisah Prabu Siliwangi. Karena menganggap jika nama Remis dari kata Reumis yang dalam bahasa Sunda berarti tetesan embun.
Adapun asal-usul lainnya terkait penamaan Talaga Remis adalah karena di sekitar danau banyak ditemukan remis. Remis merupakan sejenis kerang yang hidup di air tawar. Remis juga dikenal memiliki banyak manfaat untuk tubuh, baik sebagai sumber protein maupun untuk membantu penyembuhan beberapa penyakit.
Selain Legenda mengenai asal usul terbentuknya Talaga Remis, ada juga mitos yang berkaitan dengan Telaga Remis. Salah satunya yang paling populer adalah larangan untuk berpacaran ketika mengunjungi Telaga ini. Menurut mitos jika melanggarnya maka jalinan kisahnya bisa putus setelah mereka mengunjungi Telaga ini. Hal ini karena Telaga Remis merupakan simbol dari kerendahan hati seorang pangeran muslim (Elang Sutajaya).
Ada kalanya pada waktu tertentu, seperti musim hujan, permukaan danau tertutup tanaman air. Air Talaga Remis sangat jernih, namun pengunjung tidak diperkenankan untuk berenang. Pengunjung hanya diperbolehkan untuk bermain air menggunakan sarana wisata seperti sepeda air maupun perahu kayu kecil. Talaga Remis juga dipenuhi oleh ikan Mas dan Nila.
Talaga Remis merupakan objek wisata yang sudah dikelola, sehingga pengunjung akan dikenai tarif retribusi. Adapun tarif retribusi masuk kawasan Talaga Remis sebesar Rp 7.500,00. Selain retribusi masuk, ada juga retribusi parkir sebesar Rp 1.000,00 untuk sepeda motor, Rp 2.500,00 untuk mobil dan Rp 5.000,00 untuk bus.
Waktu yang tepat untuk berkunjung ke Talaga Remis adalah pada waktu kemarau dan pada pagi hari. Area di sekitar Talaga Remis masih sangat rindang dengan pepohonan yang cukup lebat, sehingga jika terlalu siang atau sore, sinar matahari terhalang pepohonan.
TALAGA NILEM
Talaga Nilem secara adminstratif berada di Desa Kaduela, Kecamatan Pasawahan, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat dan berada pada koordinat 6°47’16.9″S 108°25’07.7″E. Talaga Nilem memiliki luas genangan kurang lebih 1,5 Ha. Talaga Nilem memiliki dua kolam dengan kedalaman 1 m dan 3 m yang dapat digunakan untuk berenang.
Talaga Nilem termasuk salah satu objek wisata yang berada dalam satu kawasan destinasi wisata terpadu bersama Talaga Remis dan Taman Batu Karang Pajaten. Lokasi Talaga Nilem tidak terlalu jauh dari lokasi Talaga Remis. Tepatnya berada di hilir Talaga Remis.
Talaga Nilem merupakan salah satu objek wisata hits & andalah di Kabupaten Kuningan. Talaga Nilem memiliki air yang sangat jernih dan berwarna kebiruan. Talaga Nilem memiliki fasilitas pengunjung wisata yang cukup lengkap. Pengunjung dapat menemui area parkir yang cukup luas. Area parkir dapat memuat mini bus, sepeda motor, bus kecil hingga bus pariwisata ukuran besar.
Di sekitar Talaga Nilem dapat dijumpai warung-warung penjual makanan, kios perlengkapan renang, kios penyewaan ban/pelampung, toko cinderamata, gazebo, spot foto di darat maupun di dalam air, musola dan kamar mandi.
Karena termasuk kawasan wisata yang sudah dikelola, maka ada waktu kunjungan tertentu untuk berkunjung ke Talaga Nilem. Pengunjung dapat mengunjungi Talaga Nilem selama jam operasional, yaitu dari mulai pukul 08.00 WIB – 17.00 WIB. Selain itu, Pengunjung juga akan dikenai tarif retribusi sebesar RP 10.000,00 – Rp 15.000,00 untuk hari biasa dan Rp 17.000,00 untuk akhir pekan. Selain retribusi masuk, pengunjung juga dikenai retribusi parkir sebesar Rp 2.000,00 untuk sepeda motor dan Rp 5.000,00 untuk mobil.
Talaga Nilem berjarak kurang lebih 157 Km dari Kota Bandung, kurang lebih 22,3 Km dari Alun-Alun Kota Cirebon dan kurang lebih 34,3 Km dari Taman Kota Kuningan. Rute untuk menuju Talaga Nilem sama dengan rute menuju Talaga Remis.
Waktu yang tepat untuk berkunjung ke Talaga Nilem adalah pada waktu kemarau dan pada pagi hari. Area di sekitar Talaga Nilem masih sangat rindang dengan pepohonan yang cukup lebat, sehingga jika terlalu siang atau sore, sinar matahari terhalang pepohonan.
Baik Talaga Nilem maupun Talaga Remis berada di kawasan milik pmerintah Kabupaten Kuningan. Pengelolaannya pertama kali diserahkan pada Perhutani. Setelah Perhutani, kemudian pengelolaannya diserahkan kepada Disparbud dan terakhir pengelolaannya diserahkan kepada PDAU (Perusahaan Daerah Aneka Usaha) yang meliputi seluruh tempat wisata di kota Kuningan Jawa Barat.
Area yang dikelola oleh PDAU bukan hanya yang berada di pinggir Talaga Remis dan Talaga Nilem saja, tetapi meliputi area seluas 13 Ha di sekitar Talaga Nilem dan Talaga Remis. Dari area seluas 13 Ha tersebut, terdapat fasilitas-fasilitas pendukung pariwisata lainnya selain yang berada di area pinggiran Talaga Remis dan Talaga Nilem. Fasilitas-fasilitas penunjang wisata tersebut antara lain ruang meeting, penginapan, atraksi fying fox (jika ada permintaan pengunjung), atraksi panahan (khusus akhir pekan), pos jaga, area bumi perkemahan, toilet dan musola.
Dilihat dari lokasinya, baik Talaga Nilem dan Talaga Remis masih berada di kaki Gunung Ceremai. Tepatnya di sisi Utara Gunung Ceremai. Bukan tidak mungkin pembentukan kedua talaga ini masih berhubungan dengan efek dari letusan Gunung Ceremai pada masa lalu.