Secara administratif, Talaga Warna berada di Desa Kertaangsana, Kecamatan Nyalindung, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat dan berada pada koordinat -7.048044, 106.946858. Danau dengan nama Talaga Warna memang sudah cukup banyak tersebar, bahkan hingga ke Jawa Tengah dan daerah lainnya. Di Kabupaten Cianjur pun ada Talaga Warna yang sudah cukup terkenal. Berbeda dengan Talaga Warna yang berada di Kabupaten Sukabumi.
Talaga Warna yang berada di Kabupaten Sukabumi masih terbilang belum banyak dikenal luas. Hanya warga setempat dan beberapa pengunjung dari luar Sukabumi saja yang mengetahui tentang Talaga Warna. Talaga Warna Nyalindung ini berada di perbatasan antara kawasan objek wisata danau dengan kawasan Hutan Lindung Talagawarna. Hal ini dipertegas dengan adanya papan larangan untuk berburu di kawasan Hutan Lindung Talgawarna bahkan menangkap ikan di Talaga Warna.
Belum ada fasilitas apapun di sekitar Talaga Warna. Hanya ada satu shelter tepat di salah satu jalan masuk menuju danau. Jalan masuk menuju danau pun yang terbilang mudah hanya ada dua. Pertama yang didekat shelter dengan jarak yang terbilang pendek dan kedua di pintu masuk menuju kawasan hutan lindung dengan trek treking sedikit panjang. Kendaraan pengunjung hanya dapat sampai di shelter dan di gerbang masuk kawasan Hutan Lindung Talagawarna. Perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kaki.
Talaga Warna terletak tidak jauh dari jalan raya utama Takokak – Nyalindung hanya saja akses menuju danau masih belum jelas dan kondisinya sangat tidak baik. Akses menuju Talaga Warna dari beberapa kota besar terbilang cukup mudah. Patokan paling mudah menuju Talaga Warna adalah melalui Kota Bandung, Kota Cianjur, dan Kota Sukabumi. Berikut beberapa ulasan jalur menuju Talaga Warna.
Bandung – Gununghalu – Talaga Warna
Arahkan kendaraan menuju Cililin. Setiba di Cililin, ikuti jalan raya utama menuju Gununghalu. Jalur ini merupakan jalur yang sama dengan yang menuju Curug Malela. Patokan berikutnya adalah persimpangan menuju Curug Malela dan Cilangari. Pada persimpangan ini, ambil arah ke Cilangari. Kondisi jalan dari Cililin hingga persimpangan menuju Curug Malela sudah sangat baik.
Kondisi jalan akan mulai memburuk ketika memasuki hutan pinus di Desa Bunijaya. Ikuti terus jalan utama hingga tiba di Cilangari. Setelah tiba di Cilangari, patokan berikutnya yaitu Kecamatan Campakawarna yang sudah merupakan wilayah administrasi Kabupaten Cianjur. Medan jalan yang dominan turunan dari Desa Cilangari hingga Kecamatan Campakawarna akan berubah didominasi oleh tanjakan setelah tiba di Kecamatan Campakawarna hingga memasuki Kecamatan Sukanagara.
Setelah tiba di Kecamatan Sukanagara, ikuti jalan raya Sukanagara – Pagelaran menuju Selatan hingga tiba di patokan berikutnya, yaitu Terminal Sukanagara. Di Terminal Sukanagara akan ditemui persimpangan menuju Kecamatan Kadupandak. Persimpangan berada pada koordinat -7.100420, 107.129260, Ambil arah kanan pada persimpangan yang tepat berada di Terminal Sukanagara ini.
Setelah masuk di jalan raya Sukanagara – Pasir Nangka, kondisi jalan akan berubah menjadi sedikit rusak. Semakin menuju kebun Cimapag, kondisi jalan akan semakin rusak. Lapisan aspal menghilang diganti oleh batu-batu dan lubang. Kondisi jalan akan sedikit membaik ketika memasuki perkebunan Pasir Nangka. Di kebun Pasir Nangka, akan ditemui pertigaan menuju Kecamatan Takokak dan yang menuju Kecamatan Kadupandak. Persimpangan ini berada pada koordinat -7.121454, 107.085872. Pada persimpangan ini ambil arah lurus menuju perkebunan PT. Lamteh.
Ikuti Terus jalan utama hingga memasuki perbatasan kebun PT. Lamteh dan PT. Pasir Luhur di Desa Sindangsari, Kecamatan Sukanagara, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Kondisi jalan akan sangat bervariasi. Mulai dari beton, aspal, aspal rusak, hingga makadam. Umumnya kondisi jalan akan cukup baik jika memasuki area perkebunan dan dekat pabrik teh.
Ikuti jalan raya utama hingga tiba di persimpangan pada koordinat -7.046843, 107.039502. Persimpangan ini berada di tengah kebun teh, sehingga sebaiknya menanyakan jalur terlebih dahulu di Desa Sindangsari. Ikuti terus jalan raya utama pada persimpangan ini. Jalur kemudian akan memasuki area hutan. Akan ditemui lagi persimpangan pada koordinat -7.045289, 107.039030. Ambil kiri pada persimpangan ini. Persimpangan berikutnya tidak jauh dari persimpangan sebelumnya, yaitu berada di koordinat -7.044962, 107.038268. Pada persimpangan ini ambil arah kiri.
Setelah mengambil arah kiri, jalan akan menurun dan berkelok-kelok. Ikuti terus jalan raya utama hingga bertemu kembali persimpangan pada koordinat -7.076170, 107.010799. Ambil arah kanan (mengikuti jalan raya utama). Patokan berikutnya adalah pusat Kecamatan Takokak. Setelah melewati pusat kota Kecamatan Takokak, kondisi jalan akan sangat buruk. Jalan berkelok dengan perkerasan makadam harus dilalui hingga memasuki Perkebunan Goalpara.
Setelah memasuki Perkebunan Goalpara ikuti terus jalan raya utama hingga ke patokan berikutnya yaitu gapura perbatasan Kabupaten Cianjur dengan Kabupaten Sukabumi. Kondisi jalan merupakan aspal rusak dengan lubang yang cukup besar. Ikuti terus jalan raya utama hingga tiba di persimpangan cukup besar pada koordinat -7.042722, 106.944823. Ambil arah kiri pada persimpangan ini. Patokan berikutnya adalah kantor pos Nyalindung. Tepat setelah kantor pos akan tedapat persimpangan pada koordinat -7.042806, 106.943247. Ambil kiri pada persimpangan ini menuju Jalan Sri Herawati.
Ikuti Jalan Sri Herawati hingga bertemu persimpangan pada koordinat -7.046752, 106.943032. Ambil arah kiri di persimpangan ini menuju Jalan Nyalindung – Margaluyu. Kondisi jalan Nyalindung – Margaluyu sudah merupakan makadam dan semakin mendekati danau permukiman warga akan digantikan dengan hutan dan perkebunan teh. Ikuti jalan makadam hingga bertemu shelter tepat setelah persimpangan pada koordinat -7.047759, 106.944411. Simpan kendaraan di shelter. Perjalanan kemudian dilanjutkan dengan berjalan kaki kurang lebih 100 m.
Total pembacaan jarak berdasarkan peta pada jalur ini adalah sejauh 129 Km dengan waktu tempuh tercatat pada peta adalah 5 jam 41 menit.
Cianjur – Nyalindung – Talaga Warna
Arahkan kendaraan menuju Terminal Pasir Hayam. Arahkan kendaraan menuju Terminal Pasir Hayam di Kota Cianjur melalui Padalarang, Citatah, Rajamandala. Jalur yang dilalui merupakan jalan provinsi yang kondisinya sudah cukup baik dengan arus lalu lintas yang cukup padat. Di Kecamatan Karang Tengah, Kota Cianjur, ambil arah menuju By Pass Cianjur yang akan tembus dekat dengan Terminal Pasir Hayam.
Setiba di Terminal Pasir Hayam, ambil arah Selatan menuju arah Selatan Cianjur. Kondisi lalu lintas akan cukup ramai hingga Kecamatan Cibeber. Jalur ini juga merupakan salah satu jalur menuju Curug Cikondang dan Situ Megalitikum Gununpadang. Kepadatan arus lalu lintas akan berkurang setiba di Kecamatan Campaka. Ikuti jalan raya utama dari Kecamatan Campaka menuju Kecamatan Sukanagara.
Setiba di Kecamatan Sukanagara, tepatnya di Pasar dan Terminal Sukanagara, ambil arah menuju Kecamatan Kadupandak, Kecamatan Takokak melalui kebun Pasir Nangka. Jalur yang dilalui selebihnya merupakan jalur yang sama dengan uraian jalur dari Bandung menuju Talaga Warna via Gununghalu.
Total pembacaan jarak berdasarkan peta pada jalur ini adalah sejauh 91 Km dengan waktu tempuh tercatat pada peta adalah 3 jam 48 menit.
Sukabumi – Nyalindung – Talaga Warna
Dari Kota Sukabumi, arahkan kendaraan menuju Baros. Jalur ini merupakan jalur utama Sukabumi – Tagalbuleud. Setelah Terminal Baros, ikuti jalan raya utama menuju Kecamatan Nyalindung. Setiba di Kecamatan Nyalindung, akan ditemui persimpangan pada koordinat -7.027418, 106.947408. Pada koordinat ini, ambil arah kiri menuju Jalan Cikawung – Kertaangsana. Patokan pertama adalah SMPN 1 Nyalindung.
Persimpangan berikutnya akan ditemui tidak jauh setelah SMPN 1 NYalindung dan berada pada koordinat -7.030865, 106.948033. Ambil arah kiri pada persimpangan ini. Patokan berikutnya adalah Kantor Pos Nyalindung. Tepat setelah kantor pos akan tedapat persimpangan pada koordinat -7.042806, 106.943247. Ambil kiri pada persimpangan ini menuju Jalan Sri Herawati.
Ikuti Jalan Sri Herawati hingga bertemu persimpangan pada koordinat -7.046752, 106.943032. Ambil arah kiri di persimpangan ini menuju Jalan Nyalindung – Margaluyu. Kondisi jalan Nyalindung – Margaluyu sudah merupakan makadam dan semakin mendekati danau permukiman warga akan digantikan dengan hutan dan perkebunan teh. Ikuti jalan makadam hingga bertemu shelter tepat setelah persimpangan pada koordinat -7.047759, 106.944411. Simpan kendaraan di shelter. Perjalanan kemudian dilanjutkan dengan berjalan kaki kurang lebih 100 m.
Total pembacaan jarak berdasarkan peta pada jalur ini adalah sejauh 24,3 Km dengan waktu tempuh tercatat pada peta adalah 56 menit.
Area di sekitar Talaga Warna merupakan bagian dari Kawasan Hutan Lindung dan berada di bawah wewenang Perhutani. Belum ada akses jalan setapak yang memadai untuk mengelilingi seluruh area Talaga Warna. Area yang disediakan bagi pengunjung sangat terbatas dengan fasilitas yang sama sekali tidak ada. Jika masuk dari arah shelter akan terlihat beton yang tergenang oleh air. Beton tersebut awalnya dimaksudkan sebagai sejenis teras bagi pengunjung Talaga Warna. Namun saat ini kondisinya sangat tidak terawat, bahkan tergenang air cukup dalam.
Pepohonan yang berada di sekeliling Talaga Warna merupakan pohon-pohon besar dan tua. Selain itu, karena terasuk kawasan Hutan Lindung, maka area di sekeliling Talaga Warna cukup tertutup dan gelap karena minimnya sinar matahari yang dapat menerobos pepohonan. Disarankan untuk membawa perbekalan makanan dan minuman sedari Nyalindung karena sama sekali tidak ada warung di sekitar Talaga Warna.
Talaga Warna merupakan danau alami yang cukup luas. Saat ini pemanfaatannya masih sebatas area resapan air, sumber pengairan, serta area budidaya ikan. Tidak menutup kemungkinan juga sebagai sumber air minum bagi hewan liar yang hidup di area kawasan hutan lindung di sekeliling Talaga Warna. Akses untuk mengelilingi Talaga Warna sangat terbatas. Terdapat satu jalur makadam yang rusak parah hingga tembus kembali di Jalan Nyalindung – Margaluyu. Selebihnya merupakan jalan setapak di dalam kawasan hutan lindung Talagawarna yang masih belum cukup layak untuk keperluan wisata.