GRANIT DAN HARI BUMI 22 APRIL 2017


Dalam rangka memperingati Hari Bumi atau kerennya Earth Day, akan banyak kita temukan berbagai foto/poster yang diunggah di internet bertemakan Hari Bumi tersebut. Sebagai salah satu individu yang kebetulan melihat foto-foto bertemakan hari bumi yang menghiasi hampir sebagian besar layar laptop. Tepatnya ketika membuka mesin pencarian (sebut saja Google), rasanya sedikit terdorong untuk ikut serta meramaikan postingan Hari Bumi. Menggunakan foto milik pribadi saja tentunya.

Kali ini foto pilihan saya jatuh pada bongkahan Granit di Kepulauan Natuna, yang saya ambil hampir dua tahun lalu. Kenapa Granit? Ketika sebagian besar foto-foto yang terpampang lebih memperlihatkan betapa rusak dan tuanya Bumi kita. Salah satu alasan saya karena, Bumi itu sendiri tidak terlepas dari susunan batuan-batuan, bahkan ketika kita sedang berada di lautan sekalipun. Lalu, kenapa harus Granit? Kenapa juga harus Kepulauan Natuna?

Jawabannya, karena setelah baca beberapa litelatur tentang batuan, Granit termasuk ke dalam salah satu kelompok batuan dengan umur yang cukup tua, bahkan sedikit lebih tua dibandingkan jaman Dinosaurus. Lalu kenapa Kepulauan Natuna? Karena dari banyaknya sebaran lokasi Granit di Indonesia, baru Kepulauan Natuna saja yang saya datangi.

Mengenal Batuan Granit

Pengertian dan karakteristik

Pengertian batuan granit adalah salah satu jenis batuan beku  yang memiliki warna cerah, butirannya kasar, tersusun dari mineral dominan berupa kuarsa dan feldspar, serta sedikit mineral mika dan amfibol. Batuan jenis Granit ditemukan pada pluton-pluton besar dalam benua, pada waktu kerak bumi mengalami suatu pengikisan yang sangat besar. Granit ini mengalami suatu proses pendinginan yang sangat lama pada kedalaman yang jauh dari permukaan tanah, dan membentuk butiran-butiran mineral yang besar. Pluton yang memiliki ukuran kurang dari 100 Km2 biasa disebut dengan galang, sedangkan ukuran yang lebih besar biasa disebut dengan batolit.

Selain itu, batuan granit juga bisa terbentuk akibat letusan lava pijar yang dikeluarkan gunung berapi. Saat lava pijar keluar dari perut bumi serta memenuhi daratan bumi, akan tetapi lava pijar dengan komposisi yang sama dengan batu granit hanya akan ke luar pada permukaan bumi. Yang mana dapat diartikan bahwa granit terbentuk melalui suatu pelelehan batuan benua, dimana pelelehan tersebut dapat terjadi karena penambahan panas serta penambahan volatil yaitu air atau karbon dioksida atau bahkan keduanya. Permukaan benua tersebut trelatif panas karena banyak mengandung sebagian besar dari uranium serta potasium yang bisa memanaskan daerah sekelilingnya dengan peluruhan radiokatif.

Proses dari lempeng tektonik dapat menyebabkan naiknya magma basaltik dari bawah benua. Selain daripada panas, karbon dioksida tersebut juga melepaskan air dan magma yang akan membantu semua jenis dari batuan untuk meleleh pada suhu yang lebih rendah. Diperkirakan sejumlah besar dari magma basaltik bisa menempel pada bagian bawah dari sebuah benua. Proses tersebut biasa disebut dengan underplating. Dengan pelepasan suhu panas serta cairan yang lambat tersebut, sejumlah besar dari kerak benua dapat berubah menjadi batu Granit pada waktu yang bersamaan.

Menurut ilmu petrologi, granit didefinisikan sebagai batuan beku yang di dalamnya terkandung mineral kuarsa sebesar 10 – 50 persen dari kandungan total mineral felseik, serta mineral alkali feldspar sebanyak 65 – 90 persen dari jumlah seluruh mineral feldspar. Seperti yang telah disebutkan pada definisi, bahwa karakteristik dari batuan granit adalah memiliki butiran kasar dan berwarna cerah. Warna batuan granit meliputi warna merah, abu- abu, putih dan merah muda, dengan butiran warna gelap seperti hijau tua, coklat tua dan hitam.  Warna tersebut diperoleh dari komposisi mineral yang terkandung dalam batuan granit.

Karakteristik lain dari batuan granit yaitu bersifat asam, serta ukuran butiran kristalnya relatif sama dan besar. Tekstur butiran batuan granit disebut tekstur  phaneritic  yang tidak memiliki retakan dan lubang – lubang bekas pelepasan gas (vasculer). Batuan ini sangat masif (padat) dengan kepadatan rata- rata 2,75 gr/cm3 dan kekuatan tekanan lebih dari 200 Mpa. Kepadatan tersebut memungkinkan batuan granit untuk tahan terhadap erosi dan abrasi, mampu menahan beban yang berat serta tahan terhadap pelapukan batuan.

Kata granit sendiri berasal dari kata Granum, bahasa Latin yang berarti butiran padi. Sedangkan dalam dunia industri, granit diartikan sebagai batuan yang butiran atau biji – bijiannya dapat dilihat dengan jelas dan mempunyai kepadatan yang lebih keras dari marmer. Contoh penerapannya misalnya digunakan pada mesin pengukur koordinat atau Coordinate Measuring Machine. Manfaat lain dari batu granit antara lain sebagai bahan baku pembuatan tegel. Lembaran granit yang sudah dipoles juga dapat dipergunakan sebagai ornamen dinding. Batuan ini lebih resisten akan sinar matahari dan air hujan.

Kesimpulannya, ada 3 hal mendasar yang bisa membedakan batu Granit dengan jenis batuan yang lainnya. Pertama, granit terbentuk dari sejumlah butiran mineral besar dan bersatu erat. Yang kedua adalah Granit selalu terdiri dari mineral kuarsa dan feldspar, dan dengan atau tanpa kandungan jenis mineral yang lain di dalamnya. Dan yang ketiga adalah hampir dari semua jenis batuan granit memiliki bentuk yang beku dan plutonik. Pengaturan acak dari butiran batu granit ini merupakan sebuah bukti otentik akan asal plutoniknya.

Sumber:

http://www.majalahbatu.com/2015/07/batu-granit.html

http://ilmugeografi.com/geologi/batuan-granit

Hubungan Batuan Granit dengan Kepulauan Natuna

Natuna merupakan salah satu wilayah di Indonesia yang termasuk ke dalam jalur timah. Keberadaan batuan granit dan timah di sekitar Kepulauan Natuna memang masih kurang setenar Kepulauan Bangka Belitung. Keberadaan granit dan batuan sedimen Natuna masih kalah tenar dengan keberadaan cadangan migasnya. Natuna selalu identik dengan cadangan migas terbesar di Indonesia, tetapi, jika melihat lebih luas lagi, bentang alam dan keberadaan sebaran batuan granit dan sedimen di wilayah Kepulauan Natuna pun menarik untuk dipelajari. Batuan granitoid atau disebut juga sebagai batuan granitik merupakan batuan yang plutonik, paneritik (Best, 2003). Selain granitnya, posisi Kepulauan Natuna juga berada di ujung Paparan Sunda.

Paparan Sunda terbentuk dari hasil extension dari benua Asia Tenggara, yang mana berhubungan dengan Malay Peninsula. Paparan Sunda dibatasi oleh Laut Cina Selatan di bagian Utara, bagian Selatan oleh Pulau Jawa, Selat Makassar di bagian Timur, dan  Pulau Sumatra di bagian Barat. Di kepulauan Natuna batuan tertua terdiri dari batuan beku basal (gabro, diorit, diabas, norit, ampibolit, serpentinit dan tufa) yang berasosiasi dengan rijang radiolaria. Ini merupakan tipikal asosiasi ofiolit radiolaria yang dapat  dikorelasikan dengan batuan berumur Permokarbon bagian dari Formasi Danau (Molengraff) di bagian utara Kalimantan Barat.

Seri yang lebih muda terdiri dari serpih dan konglomerat dengan batuan vulkanik basa berhubungan dengan batuan berumur Trias bagian atas di Kalimantan Barat dan di daerah paparan Sunda. Batuan ini diintrusi oleh batolit granit pasca Trias. Pulau Midai yang sangat kecil di barat daya kepulau Natuna merupakan vulkanik basal sub resen. Litologinya berupa batuan beku (gabro, diorite, diabas, norit, amphibolit, serpentin, tuff) yang berkorelasi dengan Formasi Danau di Kalimantan. Endapan sediment berupa konglomerat dengan lempung dan andesit. Lempung ungu dan lempung coklat kemerahan yang ditemukan mirip dengan lempung di kepulauan Riau dan Kalimantan yang berumur Trias atas.

Sumber:

https://poetrafic.wordpress.com/2010/08/15/intrusi-magma/

https://kelompoklimahmg09.wordpress.com/2010/12/16/paparan-sunda/ http://www.tekmira.esdm.go.id/newtek2/

http://blog.fitb.itb.ac.id/BBrahmantyo/?p=1714

Mengenal Lapian Kulit Bumi

  1. Litosfer

Lithosfer merupakan lapisan kerak bumi yang paling luar dan terdiri atas batuan dengan ketebalan rata-rata 1200 km.  Lithosfer adalah lapisan kulit bumi paling luar yang berupa batuan padat.  Lithosfer tersusun dalam dua lapisan, yaitu kerak dan selubung, yang tebalnya 50 – 100 km.  Lithosfer merupakan lempeng yang bergerak sehingga dapt menimbulkan persegeran benua. Penyusun utama lapisan lithosfer adalah batuan yang terdiri ari campuran antar mineral sejenis atau tidak sejenis yang saling terikat secara gembur atau padat.  Induk batuan pembentuk litosfer adalah magma, yaitu batuan cair pijar yang bersuhu sangat tinngi dan terdapat di bawah kerak bumi.  Magma akan mengalami beberapa proses perubahan sampai menjadi batuan beku, batuan sedimen dan batuan metamorf.

Lithosfer memegang peranan penting dalam kehidupan tumbuhan.Tanah terbentuk apabila batu-batuan di permukaan litosfer mengalami degradasi, erosi maupun proses fisika lainnya menjadi batuan kecil sampai pasir.  Selanjutnya bagian ini bercampur dengan hasil pemasukan komponen organis mahluk hidup yang kemudian membentuk tanah yang dapat digunakan sebagai tempat hidup organisme. Tanah merupakan sumber berbagai jenis mineral bagi mahluk hidup.  Dalam wujud aslinya, mineral-mineral ini berupa batu-batuan yang treletak berlapis di permukaan bumi.  Melalui proses erosi mineral-mineral yang menjadi sumber makanan mahluk hidup ini seringkali terbawa oleh aliran sungai ke laut dan terdeposit di dasar laut.

Lithosfer terdiri dari dua bagian utama, yaitu :

  1. Lapisan sial yaitu lapisan kulit bumi yang tersusun atas logam silisium dan alumunium, senyawanya dalam bentuk SiO2dan Al2O3.
    Pada lapisan sial (silisium dan alumunium) ini antara lain terdapat batuan sedimen, granit andesit jenis-jenis batuan metamor, dan batuan lain yang terdapat di daratan benua. Lapisan sial dinamakan juga lapisan kerak, bersifat padat dan batu bertebaran rata-rata 35 km.  Kerak bumi ini terbagi menjadi dua bagian yaitu :
  2. Kerak benua, merupakan benda padat yang terdiri dari batuan granit di bagian atasnya dan batuan beku basalt di bagian bawahnya. Kerak ini yang merupakan benua.
  3. Kerak samudera, merupakan benda padat yang terdiri dari endapan di laut pada bagian atas, kemudian di bawahnya batuan batuan vulkanik dan yang paling bawah tersusun dari batuan beku gabro dan peridolit. Kerak ini menempati dasar samudra
  4. Lapisan sima (silisium magnesium) yaitu lapisan kulit bumi yang tersusun oleh logam logam silisium dan magnesium dalam bentuk senyawa Si O2 dan Mg O lapisan ini mempunyai berat jenis yang lebih besar dari pada lapisan sial karena mengandung besi dan magnesium yaitu mineral ferro magnesium dan batuan basalt. Lapisan merupakan bahan yang bersipat elastis dan mepunyai ketebalan rata rata 65 km .

Sumber:

http://severalcut.blogspot.co.id/2012/08/lapisan-dan-lempeng-bumi.html

Berdasarkan uraian di atas, batuan Granit berada pada Litosfher di Lapisan Sial atau Lapisan Kerak. Dengan kata lain, Batuan Granit tidak dapat dipisahkan dari unsur-unsur pembentuk Bumi.

Dalam rangka memperingati hari Bumi di tahun 2017 ini alangkah baiknya tidak hanya mengekspose tentang kerusakan-kerusakan yang ditimbulkan manusia terhadap Bumi yang sudah tua ini, tetapi juga dibarengi dengan pemahaman-pemahaman tentang Bumi itu sendiri. Sebagai catatan, saya sendiri bukanlah seorang yang mendalami ilmu kebumian (Geologi, Geografi dan Geo-geo lainnya). Hal-hal yang dituliskan diatas merupakan hasil pencarian dari berbagai litelatur. Hal-hal yang dicantumkan pun hanya yang benar-benar dapat saya pahami dan yang sesederhana mungkin agar tulisan ini dapat dipahami oleh kalangan umum. Tidak hanya terbatas untuk para ahli ilmu kebumian atau akademisi ilmu kebumian saja.

 

 


About Dya Iganov

Penyuka traveling, tidak hanya mendaki gunung, tapi juga touring, rafting, explore, city tour, kemping ceria, susur pantai, dll