Secara administratif, Curug Dadali berada di perbatasan Desa Waringinsari, Kecamatan Takokak dengan Desa Wargaasih, Kecamatan Kadupandak, Kabuapaten Cianjur, Jawa Barat dan berada pada koordinat -7.186489, 107.004450. Aliran Curug Dadali bersumber dari Sungai Cibala. Sungai Cibala merupakan salah satu anak dari Sungai Cibuni yang nantinya bermuara di laut Selatan. Sungai Cibuni memiliki debit air yang cukup besar dan stabil pada musim kemarau. Hal ini menyebabkan Curug Dadali menjadi air terjun permanen. Artinya, pada saat musim kemarau, aliran Curug Dadali tidak akan mengering hanya mengalami penurunan volume jatuhan.
Sebelum menjadi aliran Curug Dadali, aliran Sungai Cibuni sudah terlebih dulu dibendung. Posisi bendungan tepat setelah perkebunan teh. Sejak tahun 2014 sudah dimulai pembangunan PLTA di aliran Sungai Cibala, dekat dengan posisi Curug Dadali. Pembangunan PLTA ini bertujuan untuk menambah daya listik di sekitar Desa Wargaasih, Kecamatan Kadupandak, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat dan sekitarnya. Menurut informasi warga di sekitar Desa Wargaasih, target penyelesaian pembangunan akan berakhhir pada 2020. Namun, target pengaspalan akses jalan dari Desa tedekat hingga PLTA dan jalan masuk menuju Curug Dadali ditargetkan selesai pada 2019.
Terdapat beberapa alternatif jalur menuju Curug Dadali, baik dari Kota Bandung, Cimahi, Cianjur dan Sukabumi. Berikut uraiannya
Cimahi – Gununghalu – Desa Wargaasih
Arahkan kendaraan menuju Batujajar. Jalur yang ditempuh dari Cimahi merupakan jalur yang sama bila akan menuju objek wisata Curug Malela. Jalur akan berpisah ketika memasuki Kecamatan Rongga, tepatnya di persimpangan pada koordinat -7.009495, 107.275776. Patokannya adalah mini market yang berada di kanan jalan (bila dari arah Cililin) dan tepat berada di persimpangan. Ikuti jalur utama pada persimpangan ini menuju Jalan Gununghalu – Desa Bunijaya. Patokan berikutnya adalah kebun teh PT. Montaya kemudian lapangan kosong lokasi rencana Terminal Tipe C Bunijaya, dan hutan pinus.
Kondisi jalan akan didominasi oleh tanjakan. Pada beberapa titik, tanah merah akan menutupi sebagian permukaan jalan akibat longsor. Pada musim hujan, jalan akan sangat licin karena tertutup tanah merah. Kondisi jalan berlubang dan cukup dalam akan ditemui sepanjang hutan pinus hingga memasuki Desa Cilangari. Setelah jalur keluar dari hutan pinus, medan jalan akan didominasi oleh turunan panjang dan curam. Kondisi jalan sudah cukup baik dengan perkerasan aspal. Sudah banyak ditemui permukiman penduduk, termasuk toserba dan bengkel di sepanjang jalur.
Kondisi jalan akan kembali memburuk ketika tiba di perbatasana Desa Cilangari – Desa Campakamulya. Batu-batu cukup besar akan ditemui tepat di tanjakan dan turunan karena lapisan aspal paling atas sudah menghilang total. Jalan pun cukup sempit dan masih berkelok-kelok. Disarankan untuk tidak memacu kendaraan dengan kecepatan tinggi. Patokan berikutnya yaitu hutan yang cukup lebat yang merupakan perbatasan antara Kecamatan Campakamulya dengan Kecamatan Sukanagara.
Jalur ini akan bertemu dengan jalur utama Cianjur – Sindangbarang di persimpangan pada koordinat -7.087761, 107.142320. Pada persimpangan ini, ikuti jalur utama ke arah Selatan. Patokan berikutnya yaitu SPBU Sukanagara kemudian Terminal Sukanagara. Terminal Sukanagara ini sekaligus persimpangan jalur dari Sukanagara menuju Kadupandak dan Takokak. Persimpangan ini berada pada koordinat -7.100331, 107.129215. Ambil arah kanan menuju Kecamatan Kadupandak – Kecamatan Takokak dan Kebun Pasir Nangka. Ikuti jalan utama hingga bertemu dengan patokan berikutnya, yaitu persimpangan menuju Kecamatan Kadupandak dengan Kecamatan Takokak.
Persimpangan menuju Kecamatan Kadupandak dengan Kecamatan Takokak berada pada koordinat -7.121433, 107.085860. Ambil arah kiri pada persimpangan ini menuju patokan berikutnya, yaitu Kebun dan area pabrik teh Kebun Pasir Nangka. Kondisi jalan dari Terminal Sukanagara hingga memasuki area Perkebunan Cimapag cukup buruk. Banyak lubang besar dan cukup dalam di sepanjang jalan. Memasuki area perkebunan Pasir Nangka, kondisi jalan sangat baik hingga area pabrik Kebun Pasir Nangka. Selepas area pabrik Kebun Pasir Nangka, kondisi jalan akan kembali memburuk.
Jalan berkelok dan didominasi turunan akan ditambah dengan lubang-lubang besar dan dalam di sepanjang perjalanan hingga patokan berikutnya, yaitu Situ Ciasmay kemudian kantor Desa Sukasari, Kecamatan Kadupandak, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Tepat di depan Kantor Desa Sukasari, merupakan persimpangan menuju Desa Wargaasih dan yang menuju Desa Bojongkasih. Persimpangan ini berada pada koordinat -7.192064, 107.052058. Ambil arah kanan pada persimpangan ini menuju Jalan Sindangsari – Jalan Situ Wangi. Ikuti jalan utama hingga tiba di persimpangan cukup besar pada koordinat -7.190177, 107.026728. Ambil arah kanan pada persimpangan ini menuju Jalan Pasir Layung.
Ikuti jalan utama (Jalan Pasir Layung) hingga tiba pada persimpangan berikutnya pada koordinat -7.182826, 107.026913. Ambil arah kiri pada koordinat ini menuju Jalan Pasir Layung. Ikuti jalan utama hingga tiba pada persimpangan berikutnya pada koordinat -7.181689, 107.019048. Ambil arah kiri pada persimpangan ini. Jalur ini merupakan jalan pintas menuju ke arah lokasi Curug Dadali. Jalur ini akan berujung di persimpangan dengan jalan utama menuju Curug Dadali dan jalur proyek pembangunan PLTA. Persimpangan ini berada pada koordinat -7.182259, 107.011623.
Pada persimpangan ini, terdapat dua pilihan. Pertama menitipkan kendaraan di bengkel tepat di seberang persimpangan kemudian berjalan kaki sejauh kurang lebih 1,8 Km menyusuri jalan tanah merah akses PLTA. Pilihan kedua yaitu tetap membawa kendaraan melewati jalur tanah merah akses PLTA hingga tiba di rumah warga terakhir pada koordinat -7.187081, 107.005706. Setelah rumah pada koordinat ini, perjalanan hanya dapat dilanjutkan dengan berjalan kaki. Setelah rumah pada koordinat ini, perjalanan hanya dapat dilanjutkan dengan berjalan kaki.
Jarak dan waktu tempuh yang tertera pada peta kurang lebih 117 Km dengan waktu tempuh kurang lebih 5 jam 36 menit.
Cianjur, Sukabumi – Sukanagara – Desa Wargaasih
Arahkan kendaraan menuju Terminal Pasir Hayam, baik dari arah Cianjur kota maupun Kota Sukabumi, Bogor, dan Jakarta. Setiba di Terminal Pasir Hayam, ambil jalur menuju Kecamatan Sukanagara dan Kecamatan Sindangbarang (arah Selatan). Ikuti jalan raya utama hingga tiba di patokan pertama, yaitu Terminal Sukanagara. Terminal Sukanagara ini sekaligus persimpangan jalur dari Sukanagara menuju Kadupandak dan Takokak. Persimpangan ini berada pada koordinat -7.100331, 107.129215. Ambil arah kanan menuju Kecamatan Kadupandak – Kecamatan Takokak dan Kebun Pasir Nangka. Ikuti jalan utama hingga bertemu dengan patokan berikutnya, yaitu persimpangan menuju Kecamatan Kadupandak dengan Kecamatan Takokak.
Persimpangan menuju Kecamatan Kadupandak dengan Kecamatan Takokak berada pada koordinat -7.121433, 107.085860. Ambil arah kiri pada persimpangan ini menuju patokan berikutnya, yaitu Kebun dan area pabrik teh Kebun Pasir Nangka. Kondisi jalan dari Terminal Sukanagara hingga memasuki area Perkebunan Cimapag cukup buruk. Banyak lubang besar dan cukup dalam di sepanjang jalan. Memasuki area perkebunan Pasir Nangka, kondisi jalan sangat baik hingga area pabrik Kebun Pasir Nangka. Selepas area pabrik Kebun Pasir Nangka, kondisi jalan akan kembali memburuk.
Jalan berkelok dan didominasi turunan akan ditambah dengan lubang-lubang besar dan dalam di sepanjang perjalanan hingga patokan berikutnya, yaitu Situ Ciasmay kemudian kantor Desa Sukasari, Kecamatan Kadupandak, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Tepat di depan Kantor Desa Sukasari, merupakan persimpangan menuju Desa Wargaasih dan yang menuju Desa Bojongkasih. Persimpangan ini berada pada koordinat -7.192064, 107.052058. Ambil arah kanan pada persimpangan ini menuju Jalan Sindangsari – Jalan Situ Wangi. Ikuti jalan utama hingga tiba di persimpangan cukup besar pada koordinat -7.190177, 107.026728. Ambil arah kanan pada persimpangan ini menuju Jalan Pasir Layung.
Ikuti jalan utama (Jalan Pasir Layung) hingga tiba pada persimpangan berikutnya pada koordinat -7.182826, 107.026913. Ambil arah kiri pada koordinat ini menuju Jalan Pasir Layung. Ikuti jalan utama hingga tiba pada persimpangan berikutnya pada koordinat -7.181689, 107.019048. Ambil arah kiri pada persimpangan ini. Jalur ini merupakan jalan pintas menuju ke arah lokasi Curug Dadali. Jalur ini akan berujung di persimpangan dengan jalan utama menuju Curug Dadali dan jalur proyek pembangunan PLTA. Persimpangan ini berada pada koordinat -7.182259, 107.011623.
Pada persimpangan ini, terdapat dua pilihan. Pertama menitipkan kendaraan di bengkel tepat di seberang persimpangan kemudian berjalan kaki sejauh kurang lebih 1,8 Km menyusuri jalan tanah merah akses PLTA. Pilihan kedua yaitu tetap membawa kendaraan melewati jalur tanah merah akses PLTA hingga tiba di rumah warga terakhir pada koordinat -7.187081, 107.005706. Setelah rumah pada koordinat ini, perjalanan hanya dapat dilanjutkan dengan berjalan kaki. Setelah rumah pada koordinat ini, perjalanan hanya dapat dilanjutkan dengan berjalan kaki.
Jarak dan waktu tempuh yang tertera pada peta kurang lebih 71,6 Km dengan waktu tempuh kurang lebih 3 jam 20 menit.
Perjalanan dengan berjalan kaki pertama akan melewati kebun dengan jalan setapak tanah merah yang jalurnya menurun terus hingga pematang sawah. Berikutnya, jalur treking menyusuri pematang sawah hingga aliran sungai dan saluran irigasi di sampingnya. Jalur menuju ke bagian bawah Curug Dadali, yaitu mengikuti saluran irigasi hingga menemukan jalan setapak kecil menuju aliran sungai. Jalur irigasi akan berada tepat di pinggir jurang. Curug Dadali dan aliran Ci Bala akan terlihat jelas dari saluran irigasi. Pengunjung harus sangat berhati-hati jika berjalan di jalur ini karena tepat berada di pinggir jurang yang cukup tinggi tanpa pembatas. Jarak dan waktu tempuh yang tertera pada peta kurang lebih 1,8 Km dengan waktu tempuh kurang lebih 1 jam.
Curug Dadali merupakan air terjun permanen. Curug Dadali secara keseluruhan dapat diklasifikasikan ke dalam tipe Block Waterfall. Hal ini didasari oleh aliran Sungai Cibala yang cukup lebar. Lebar dinding air terjun Dadali kurang lebih 50 m dengan ketinggian air terjun kurang lebih 20 m. Pada musim hujan, akan muncul klasifikasi minor yaitu Cataract Waterfall. Hal ini dikarenakan pada musim hujan, debit air Sungai Cibala akan sangat besar.Volume jatuhan Curug Dadali pun akan sangat besar, bahkan bisa sampai menciptakan kabut dari cipratan air yang mengenai batuan di bagian bawah air terjun. Pada musim kemarau, tidak semua dinding air terjun tertutup aliran jatuhan, sehingga akan memunculkan klasifikasi Segmented Waterfall.
Area di sekitar Curug Dadali memang cukup sempit. Terdapat banyak bongkahan batu di bagian tengah aliran Ci Bala tepat di hadapan Curug Dadali. Pada kemarau, pengunjung dapat mencapai bongkahan-bongkahan batuan tersebut. Volume aliran jatuhan Curug Dadali pun tidak besar, sehingga kabut dan cipratan air dari Curug Dadali akan menghilang. Pada musim kemarau. Aliran Sungai Cibala dan Curug Dadali akan jauh lebih jernih. Pada musim hujan, aliran Sungai Cibala dan Curug Dadali akan berwarna sangat cokelat dan terdapat riam/jeram di sepanjang aliran Cibala. Pada musim hujan, akses pengunjung menuju bongkahan batu yang berada di tengah Sungai Cibala pun akan terendam air luapan dari aliran Ci Bala.
Terdapat gua di balik Curug Dadali. Masih belum dapat dipastikan apakah gua ini terbentuk karena pengikisan dinding air terjun oleh aliran jatuhan Curug Dadali atau sistem gua mandiri. Sistem gua mandiri artinya sebuah gua yang memang sudah ada dan bukan merupakan hasil pengikisan dinding batuan air terjun akibat aliran jatuhan Curug Dadali. Pengunjung dapat mengunjungi Curug Dadali kapanpun karena merupakan air terjun permanen. Hanya tinggal menyesuaikan apakah ingin Curug Dadali dengan kondisi volume jatuhan terbesardan menutupi seluruh dinding air terjun dengan air yang cukup keruh atau Curug Dadali dengan kondisi volume jatuhan yang kecil dan tidak menutupi seluruh dinding air terjun dengan air yang lebih jernih.