Secara administratif, Curug Bilik berada di Desa Jayasari, Kecamatan Langkaplancar, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat dan berada pada koordinat 7.533039, 108.357015. Kabupaten Pangandaran merupakan salah satu kabupaten baru hasil pemekaran dari Kabupaten Ciamis pada 2012 lalu dan selama ini yang identik dengan Pangandaran adalah wilayah pesisirnya. Tidak banyak yang tahu dan mengeksplore wilayah Kabupaten Pangandaran yang berada di perbukitan. Kabupaten Pangandaran yang sudah merupakan hasil pemekaran memiliki batas wilayah adminstratif sebagai berikut:
Sebelah Utara : Kabupaten Ciamis dan Kabupaten Tasikmalaya
Sebelah Selatan : Samudera Indonesia
Sebelah Timur : Kabupaten Cilacap
Sebelah Barat : Kabupaten Tasikmalaya
Akses menuju Kabupaten Pangandaran selama ini memang lebih dikenal melalui Kota Ciamis – Kota Banjar – Pangandaran dengan akses yang sangat mudah, begitu pula dengan yang melewati jalur Lintas Selatan Jawa Barat yang saat ini kondisinya sudah sangat baik. Akses menuju Kabupaten Pangandaran memang masih diprioritaskan menuju wilayah pesisir. Wilayah pesisir Kabupaten Pangandaran merupakan potensi pendapatan utama dari segi pariwisata, oleh karena itu, pembangunan wilayahnya jauh lebih cepat dan berkembang dibandingkan dengan wilayah perbukitannya.
Wilayah perbukitan memang sebagian besar diperuntukan untuk lahan kehutanan. Lokasi Curug Bilik termasuk ke dalam salah satu BKPH/RPH Cijulang yang di dalamnya termasuk Kecamatan Parigi, Kecamatan Cigugur, dan Kecamatan Langaplancar. BKPH/RPH Cijulang bahkan menjadi yang terluas diantara BKPH/RPH lainnya, yaitu seluas 9.299,88 Ha dan tersebar di Kecamatan Cijulang, Kecamatan Parigi, Kecamatan Cigugur, dan Kecamatan Langkaplancar. Hutan terluas berada di gunung Gadung, Cigugur yang mencapai 3.168,9 Ha Tidak heran jika akses menuju Curug Bilik baik dari Kota Ciamis, Kabupaten Pangandaran, dan Kabupaten Tasikmalaya kondisi jalannya sangat buruk. Berikut beberapa uraian singkat jalur menuju Curug Bilik
BANDUNG – SALOPA – CURUG BILIK
Arahkan kendaraan menuju Kota Garut melalui Nagreg – Kadungora – Leles – Cipanas – Kota Garut. Setiba di Kota Garut ambil jalur menuju Singaparna melalui Kecamatan Cilawu, Kabupaten Garut dan Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya. Kondisi jalan relatif bagus dan akan banyak berkelok-kelok di Kecamatan Cilawu hingga Kecamatan Salawu. Arus lalu lintas akan sangat ramai ketika akhir pekan semenjak memasuki Kecamatan Kadungora hingga Kecamatan Cilawu.
Setelah memasuki Kecamatan Singaparna, ambil jalan menuju Desa Cibalanarik melalui Jalan Sukapura – Jalan Cibalanarik pada koordinat -7.365579, 108.101816. Persimpangan pada koordinat ini berada tepat di sebelah Polsek Singaparna. Kondisi jalan akan cukup buruk memasuki Desa Cibalanarik hingga Kecamatan Sukaraja. Setelah tiba di Kecamatan Sukaraja, tepat di alun-alun Kecamatan Sukaraja pada koordinat -7.451717, 108.194143, ambil arah ke kanan menuju Kecamatan Karangnunggal. Ikuti jalan raya utama hingga menemukan pertigaan dengan papan penunjuk arah menuju Salopa, Cikatomas, dan Danau Lemona pada koordinat -7.464947, 108.195530. Ambil kiri pada pertiaan ini. Ikuti terus jalan utama melewati Kecamatan Jatiwaras dan Kecamatan Salopa. Kondisi jalan sepanjang Kecamatan Jatiwaras cukup baik namun memasuki Kecamatan Salopa, kondisi jalan akan sedikit buruk. Aspal yang sudah mengelupas dan lubang akan menjadi medan yang harus dilalui. Jalan cukup sempit dan medan yang terus menanjak akan terus ditemui hingga memasuki Kecamatan Salopa.
Patokan berikutnya yaitu berada di Kecamatan Salopa. Jika jalan raya sudah memasuki area perkebunan karet, berhenti di persimpangan pada koordinat -7.531604, 108.279135. Belok kiri menuju perkebunan karet. Kondisi jalan di dalam area perkebunan karet sangat baik, hanya tidak memiliki penerangan jalan. Ikuti terus jalan utama hingga menyeberangi sungai kecil. Ikuti jalan utama hingga tiba di persimpangan Desa Tanjungsari pada koordinat -7.515912, 108.317532. Pada persimpangan ini ambil arah kanan menuju Desa Mulyasari. Ikuti jalan utama hingga tiba di persimpangan pada koordinat -7.524142, 108.324641 yang ditandai oleh SD Mulyasari. Ambil jalan ke arah kiri menuju Desa Jayasari. Kondisi jalan akan cukup buruk di Desa Tanjungsari, bila hujan, jalanan akan tertutup aliran air ditmabah dengan jalan yang masih berupa batu akan cukup mempersulit perjalanan bila belum terbiasa. Medan jalan dari perkebunan karet yang dikenal dengan nama Bolang hingga Desa Mulyasari relatif datar, jalannya pun cukup lebar.
Memasuki Desa Mulyasari, jalan akan berada di kaki Gunung Parang dan akan terus menyusuri Gunung Parang hingga tiba di Desa Jayasari. Medan jalannya pun mulai beragam, dari datar, sedikit tanjakan, dan yang paling dominan yaitu turunan. Posisi geografis Desa Mulyasari sedikit lebih tinggi dibandingkan posisi geografis Desa Jayasari, sehingga medan yang akan banyak ditemui adalah turunan. Kondisi jalan pun akan sedikit lebih buruk. Batu-batu yang cukup besar dan beberapa ada yang lepas akan menjadi kondisi utama di jalur ini hingga di perbatasan Desa Mulyasari Kabupaten Tasikmalaya dengan Desa Jayasari Kabupaten Pangandaran. Perbatasan antar dua kabupaten ini tidak seperti pertbatasan pada umumnya, hanya ditandai oleh tugu yang tidak terlalu baik kondisinya pada sebuah jembatan. Ikuti jalan utama jika menemukan persimpangan di Desa Jayasari hingga tiba di koordinat -7.532824, 108.357094, lokasi Curug Bilik. Kondisi jalan di Desa Jayasari sedikit lebih baik dibandingkan kondisi jalan Desa Mulyasari hanya saja medan berupa turunannya jauh lebih panjang dan lebih curam. Total pembacaan jarak dan waktu tempuh pada peta yaitu 157 Km dengan waktu tempuh selama 4 jam 41 menit.
BANJAR – CIKUPA – CURUG BILIK
Ikuti jalan raya utama (Banjar – Jawa Tengah) hingga tiba di persimpangan pada koordinat -7.458323, 108.558673. Ambil arah kanan menuju Jalan Pamarican. Ikuti jalan hingga bertemu dengan persimpangan pada koordinat -7.458961, 108.520478 ambil arah kiri, patokan berikutnya yaitu kantor pos Pamarican. Medan jalan yang harus dilalui dari titik ini didominasi oleh tanjakan dan sudah jarang ditemui lagi permukiman di sepanjang jalur yang dilalui. Pada ujung jalan akan ditemukan persimpangan pada koordinat -7.476378, 108.516742, ambil kanan. Medan yang dilalui dari persimpangan ini cukup sulit. Jalan yang terus menanjak hingga puncak perbukitan akan ditambah dengan longsor dan pasir serta batu yang lepas. Jalur ini akan sangat sepi menjelang sore dan di kanan serta kiri jalan merupakan areal hutan yang masih cukup lebat hingga ke puncak perbukitan.
Pada akhir tanjakan, jalur akan memasuki Desa Cikupa. Kondisi jalan akan sedikit lebih baik namun hanya sampai di perbatasan perkebunan PTPN Cikupa. Jalan sepanjang perkebunan karet Cikupa akan sepenuhnya berupa batu dan tanah, jika musim hujan akan sangat sulit karena kondisi jalan akan dipenuhi lumpur dan batu yang cukup besar untuk dilalui. Di sepanjang jalur di dalam perkebunan karet bila siang hingga sore hari ada beberapa titik yang dijaga oleh warga setempat. Setelah melewati perkebunan karet Cikupa, jalur akan memasuki Desa Sidamulih. Kondisi jalan akan sedikit lebih baik dibandingkan di perkebunan Cikupam tetapi masih tetap aspal yang mengelupas dan sedikit batu. Jalan akan menemui persimpangan pada koordinat -7.486843, 108.477115, ambil arah kiri pada persimpangan ini. Tidak jauh dari persimpangan tersebut, akan terdapat persimpangan berikutnya pada koordinat -7.488258, 108.470874, ambil arah kanan menuju Kantor Desa Sidamulih.
Setelah melewati Kantor Desa Sidamulih, akan terdapat persimpangan pada koordinat -7.478588, 108.469849, ambil kiri pada persimpangan ini. Jalur kemudian akan memasuki Desa Sukasari, Kecamatan Cidolog dan akan bertemu persimpangan pada koordinat -7.485246, 108.432605, ambil kiri pada persimpangan ini. Kondisi jalan akan cukup baik sepanjang Desa Sukasari, Desa Cimanggu, Desa Mekarwangi hingga Desa Bojongkondang. Memasuki Desa Bojongkondang, ikuti jalur utama menuju Desa Pangkalan di persimpangan pada koordinat -7.528438, 108.383293, ambil kanan pada persimpangan ini. Ikuti terus jalan utama Desa Pangkalan hingga tiba di koordinat -7.532816, 108.357114 lokasi Curug Bilik. Kondisi jalan selepas Desa Bojongkondang hingga memasuki Desa Pangkalan akan cukup rusak dan beberapa bebatuan. Pembacaan jarak dan waktu tempuh pada peta adalah 43,6 Km dalam waktu 1 jam 46 menit.
CIAMIS – SALOPA – CURUG BILIK
Arahkan kendaraan menuju Manonjaya. Setelah tiba di Manonjaya, ikuti jalan utama Manonjaya – Gunungtanjung – Salopa. Jalur ini merupakan jalur utama dari Kota Ciamis menuju Kabupaten Tasikmalaya bagian selatan. Kondisi jalannya sangat baik meskipun melewati areal perkebunan karet ketika memasuki Kecamatan Salopa Kabupaten Tasikmalaya. Setelah memasuki Kecamatan Salopa, Kabupaten Tasikmalaya, jalur yang ditempuh akan sama seperti jalur dari arah Bandung dan Garut, yaitu melalui Bolang, Desa Tanjungsari, Desa Mulyasari, kemudian Desa Jayasari. Pembacaan jarak dan waktu tempuh pada peta adalah 46,6 Km dalam waktu 1 jam 35 menit.
CIJULANG – CIGUGUR – CURUG BILIK
Arahkan kendaraan menuju Jalan Raya Parigi hingga tiba di persimpangan pada koordinat -7.699793, 108.495283, ambil jalan lurus (jalan raya utama akan sedikit menikung ke kanan) menuju Jalan Raya Parigi – Cigugur. Ikuti terus jalan utama hingga tiba di persimpangan pada koordinat -7.656566, 108.481807, ambil arah kanan menuju Jalan Cigugur. Kondisi jalan dari persimpangan Jalan Raya Cijulang hingga memasuki Jalan Cigugur cukup baik. Ikuti jalan utama hingga tiba di persimpangan pada koordinat -7.653655, 108.449530, ambil arah kanan menuju Jalan Jurago. Kondisi jalan akan sedikit lebih sempit dibandingkan Jalan Parigi – Cigugur sebelumnya.
Ikuti terus Jalan Jurago hingga jalan mulai berkelok-kelok. Setelah jalan sedikit berkelok-kelok, akan ditemui persimpangan pada koordinat -7.601229, 108.413839, ambil arah kiri. Ikut terus jalan utama hingga jalan yang dilalui berada di samping aliran sungai. Jalan kemudian akan menyeberangi aliran sungai tersebut. Mulai dari jembatan ini, jalan yang dilalui akan berada di tengah hutan, sehingga sebaiknya persiapkan logistik dan kondisi motor terlebih dahulu. Jalur akan terus melewati hutan dengan jarak yang cukup jauh hingga memasuki Kecamatan Langkaplancar. Ikuti terus jalan utama hingga tiba di persimpangan pada koordinat -7.528441, 108.383293. Ambil arah kiri pada persimpangan ini menuju Desa Pangkalan, kemudian ikuti jalan utama desa hingga tiba pada koordinat -7.532810, 108.357075, lokasi Curug Bilik. Total pembacaan jarak dan waktu tempuh pada peta yaitu 40 Km dalam waktu 1 jam 17 menit.
Curug Bilik merupakan air terjun yang posisinya berada di pinggir jalan, sehingga tanpa treking pun, pengunjung sudah dapat melihat Curug Bilik. Untuk mendekati Curug Bilik, yang posisinya lebih renddah dibandingkan jalan raya, terdapat jalan setapak melalui saluran irigasi dan pematang sawah hingga tepat ke depan Curug Bilik. Jalur treking ini termasuk yang sangat mudah dan hanya memerlukan waktu sekitar 10 menit dari pinggir jalan hingga tepat berada di depan Curug Bilik. Area di sekitar Curug Bilik tidak terlalu luas, tetapi dapat melihat Curug Bilik secara keseluruhan dan sangat jelas. Area di sekitar Curug Bilik sangat terbuka, tidak ada pepohonan atau saung sebagai tempat berteduh jika sedang terik atau hujan. Jika tiba lebih dari jam 12.00 WIB siang, maka matahari akan berada di belakang Curug Bilik, sehingga akan sedikit backlight jika mengambil gambar objek di depan Curug Bilik.
Bagian hulu Curug Bilik merupakan aliran sungai yang tidak terlalu deras dengan bongkahan batu yang cukup banyak. Lokasi ini banyak dimanfaatkan sebagai tempat bermain anak-anak setempat dan di bagian pinggir sungainya sebagian dijadikan lahan pemancingan, dan sisanya adalah area sawah yang sangat luas. Bagian hulu Curug Bilik sering dimanfaatkan oleh anak-anak setempat untuk sekedar berenang ataupun bermain tubing tanpa biaya. Aliran Sungai Curug Bilik dimanfaatkan oleh warga sebagai sumber pengairan sawah dan juga sumber air untuk mencuci kendaraan, yang didominasi oleh truk.
Lokasi Curug Bilik tidak terlalu jauh dari permukiman warga. Pengunjung yang datang biasanya menitipkan kendaraan di warung mie ayam tepat di pinggir jembatan Curug Bilik. Warung ini juga sekaligus sebagai tempat beristirahat dan jika memerlukan tempat menginap, jangan ragu untuk meminta bantuan pada warga setempat. Meskipun lokasi Curug Bilik berada tepat di pinggir jalan raya, bukan berarti tempat ini ramai dikunjungi. Akses yang cukup sulit dan jarak yang jauh dari manapun menjadikan kendala untuk jumlah kunjungan dan sebaran informasinya.
Curug Bilik dapat diklasifikasikan ke dalam tipe Block Waterfall. Dinding air terjun yang cukup luas menjadikan aliran jatuhan Curug Bilik terlihat lebar. Pada musim hujan, muncul klasifikasi lainnya dan termasuk klasifikasi minor, yaitu Cataract Waterfall, sedangkan pada musim kemarau, muncul klasifikasi minor yaitu Cascade waterfal. Curug Bilik merupakan air terjun permanen, sehingga pada musim kemarau aliran jatuhannya tidak akan kering total hanya akan berkurang volume jatuhannya. Aliran sungai yang menjadi sumber aliran Curug Bilik hingga saat ini masih sesuai penamaan warga setempat, yaitu Sungai Curug Bilik yang berhulu di Gunung Bongkok. Sungai Curug Bilik ini pada akhirnya akan menyatu dengan sistem sungai utama, yaitu Sungai Cigugur.
Sumber Lainnya: http://www.pangandarankab.go.id/