Selatan Bandung, tujuan wisata yang sudah ada sejak jaman penjajahan
Apa yang terlintas ketika mendengar kata “Bandung Selatan”? Mungkin sebagian ada yang langsung teringat dengan Kawah Putih, Situ Patenggang, Rancaupas, Situ Cileunca, Pangalengan, Ciwidey, touring, kemping, kebun teh. Bandung Selatan, memang merupakan destinasi wisata yang cukup terkenal semenjak dahulu kala. Bahkan konon dari masa penjajahan Belanda, kawasan Selatan Bandung merupakan area perkebunan teh sekaligus tempat peristirahatan bagi bangsawan-bangsawan Belanda. Setelah masa kemerdekaan, banyak lokasi-lokasi yang kemudian dikelola dan dibuka untuk kepentingan wisata umum.
Sebut saja Situ Cileunca, Situ Patenggang, Kawah Putih, Rancaupas, pemandian air panas, dan KPBS (Koperasi susu murni terbesar di Bandung Selatan) yang sudah menjadi tujuan-tujuan wisata yang sudah terkenal semenjak jaman penjajahan Belanda. Seperti yang kita tahu, Situ Cileunca dan Kawa Putih pertama “muncul” di Selatan Bandung pada jaman penjajahan. Situ Cileunca merupakan danau buatan yang mulai dibangun pada 1919 dan berakhir pada 1926. Peruntukan Situ Cileunca adalah sebagai sumber air bersih dan sumber listrik untuk Kota Bandung pada zaman kolonial. Berbicara tentang Situ Cileunca, tidak akan terlepas dengan Bendungan Syphon yang berada di area Perkebunan Malabar.
Kawah Putih pun tidak luput dari cerita di seputar masa penjajahan Belanda. Area Kawah Putih tidak sengaja ditemukan oleh ilmuwan Belanda bernama Dr. Franz Wilhelm Junghun pada 1837. Penemuan Kawah Putih ini diawali ketika Dr. Junghun tidak sengaja melihat pemandangan ke arah Gunung Patuha. Saat itu, muncul rasa penasaran mengapa tidak ada seekor burungpun yang melintas di atasnya. Selain, itu, kondisi sekitar Gunung Patuha pada masa itu masih berupa hutan sangat lebat dan tidak luput dari berbagai cerita mitos dan habitat binatang buas. Rasa penasaranlah yang mendorong Dr. Junghun nekat mencari penyebab sepinya area tersebut dari lalu lalang hewan. Rasa penasaran sebagai seorang ilmuwan pulalah yang pada akhirnya membuat Kawah Putih “ditemukan”
Bergeser ke Selatan dari Kawah Putih, terdapat danau cantik bernama Situ Patenggang. Berbeda dengan Situ Cileunca, Situ Patenggang merupakan danau alami yang pada awalnya berada di kawasan Cagar Alam. Pada 1981, status di sekitar Situ Patenggang berubah menjadi Taman Wisata, sementara sisa areanya masih merupakan Kawasan Cagar Alam. Situ Patenggang sarat akan mitos antara Ki Santang dengan Dewi Rengganis. Dari mitos inilah kemudian muncul sebuah pulau kecil di tengah danau dengan nama populer Pulau Sasuka yang berarti Pulau Cinta. Tepat di tengah pulau ini terdapat sebuah batu yang dinamakan Batu Cinta yang juga tidak terlepas dari cerita mitos Ki Santang dengan Dewi Rengganis.
Selain danau, kawasan di Selatan Bandung pun tidak terlepas dari perkebunan teh dan peternakan. Semenjak zaman penjajahan Belanda, peruntukan kawasan terluas di Selatan Bandung adalah perkebunan teh. Sebut saja perkebunan Malabar dengan makam Boschanya, perkebunan Kertasari, Perkebunan Talun, Perkebunan Kertamanah, Perkebunan Cukul, Perkebunan Cibuni, Perkebunan Sinumbra, dan yang paling popoler, Perkebunan teh Rancabali. Berbagai olahan teh (tidak hanya teh biasa, tapi juga pengolahan teh hijau dan teh hitam) tersedia di areal ini.
Tipikal perkebunan teh yang seperti memiliki pola tersendiri dan terhampar menutupi lereng-lereng perbukitan menjadi daya tarik bagi para fotografer landscape. Tak terhitung jumlah foto yang menampakkan keindahan perkebunan-perkebunan teh yang ada di Selatan Bandung dari jaman kolonial Belanda hingga saat ini. Selain perkebunan teh, khusus di kawasan Pangalengan, juga diperuntukkan bagi peternakan sapi. Sapi perah merupakan jenis peternakan utama. Selain itu menyusul peternakan ayam dan kambing. Sementara di daerah Ciwidey, kini bahkan sudah terdapat peternakan Luak.
Kawasan Ciwidey, karena berada dekat dengan gunung purba menjadikan daerah ini pun memiliki beberapa sumber mata air panas. Sumber mata air panas ini telah dimanfaatkan oleh warga sekitar semenjak lama. Karena suhu udara di Ciwidey yang cukup dingin, maka lama kelamaan, sumber-sumber air panas ini kemudian dikelola dan dikembangkan menajdi objek wisata pemandian air panas sederhana.
Perkembangan industri wisata di Selatan Bandung
Seiring berjalannya waktu dan berkembangnya industri pariwisata, kawasan Selatan Bandung seolah tidak pernah kehabisan tempat baru. Selain objek-objek wisata alam yang sudah ada dari jaman penjajahan Belanda, kini mulai bermunculan objek-objek wisata baru. Diantara kemunculan objek-objek wisata baru ini, ternyata ada juga “wajah lama” tujuan wisata yang melakukan pembenahan. Objek wisata Kawah Putih bebenah dari segi pengelolaan dan akomodasi bagi para wisatawan, objek wisata Rancaupas pun tidak ketinggalan. Dahulu Rancaupas hanya merupakan bumi perkemahan yang lebih sering digunakan sebagai acara-acara kampus atau organisai atau pun institut, kini lebih dibenahi agar bisa dinikmati oleh keluarga. Penambahan sarana outbound dan penataan di sekitar danau pun menjadi prioritas utama.
Situ Cileunca dan Situ Patenggang pun tidak mau ketinggalan. Kini, selain dimanfaatkan sebagai objek wisata air (arung jeram Sungai Palayangan, lokasi latihan olahraga kano dan dayung), kini terdapat resort di tepi Situ Cileunca yang berkonsep Family Camp. Kini, kemping di pinggir danau bersama keluarga pun menjadi lebih mudah karena sudah difasilitasi lengkap oleh resort bernama Cileunca Group House. Selain fasilitas tenda, terdapat juga Cottage dan ruang meeting.
Sementara Situ Cileunca memiliki ikon baru Cileunca Group House, Situ Patenggang pun kini memiliki ikon baru selain Pulau Sasuka dan Batu Cinta. Glamping Lakeside kini menjadi salah satu tujuan wisata paling hits di sekitar Rancabali. Sebuah tujuan wisata berupa restoran dan cottage/bungalow di tepi Situ Patenggang memiliki desain arsitektur unik berupa sebuah perahu besar. Desain inilah yang menjadi nilai jual Glamping Lakeside hingga menjadi tujuan wisata yang tidak boleh dilewatkan jika berkunjung ke Rancabali.
Selain pembenahan “objek-objek wisata tua” yang semakin mengikuti perkembangan kreatifitas di bidang industri pariwisata, tempat wisata baru dengan berbagai konsep pun semakin banyak ditemukan di Selatan Bandung. Agar tidak tertukar, sebelumnya mari kita bagi dulu kawasan Selatan Bandung menjadi dua jalur utama. Jalur pertama adalah Soreang – Ciwidey – Rancabali. Jalur kedua adalah Banjaran – Pangalengan – Ciparay.
Soreang – Ciwidey – Rancabali
Objek wisata yang sudah lama terkenal di jalur ini diantaranya Perkebunan Gambung, Kawah Putih, pemadian air panas Cimanggu dan Ciwalini, perkebunan teh Rancabali, dan Situ Patenggang. Hingga awal 2018, kini diantara lokasi objek-objek wisata ini sudah banyak bermunculan tujuan wisata baru. Objek wisata yang bermunculan pun bukan hanya objek wisata alam bagi para penyuka kegiatan di alam bebas, tetapi juga objek wisata yang diperuntukkan bagi keluarga, wisata, kuliner, bahkan edukasi. Selain tempat wisata yang memang baru muncul, terdapat beberapa objek wisata yang sebenarnya sudah ada hanya baru dikelola/dibenahi sehingga baru mendapat perhatian baru-baru ini.
Sebut saja Kawah Cibuni yang kini lebih dikenal sebagai Kawah Rengganis, pemandian air panas Cimanggu yang kini lebih dikenal dengan nama Cimanggu Hot Spring & Cottage, Bumi Perkemahan Rancaupas yang kini lebih dikenal dengan nama Rancaupas Smart Camp Adventure atau Kampung Cai, dan Kebun petik strawberry. Selain objek wisata alam, ada juga tempat kuliner dan tempat wisata keluarga yang sudah ada sejak lama di jalur ini. Sebut saja Resto & Hotel Sindangreret, Patuha Resort, Saung Gawir, Kampung Pa’Go. Beberapa tahun kebelakang, mungkin hanya Hotel & Restoran Sindangreret dan Patuha Resort saja yang sudah populer sejak lama.
Adapun kelompok wisata alam yang kini menjadi tempat hits di sekitaran Ciwidey dan Rancabali antara lain Kawah Putih, Situ Patenggang, Kawah Rengganis, Perkebunan teh Rancabali, Cimanggu Hot Spring & Resort, pemandian air panas Ciwalini, Kampung Cai, Barusen Hills, Bukit Jamur, dan Kebun Petik Strawberry. Tempat wisata lainnya selain wisata alam, ada juga tempat wisata khusus bagi anak yaitu Taman Kelinci, wisata edukasi kebun tanaman obat Sari Alam, serta lokasi kuliner Sindangreret dan Pinisi Resto.
Sebagai daerah tujuan wisata, kurang lengkap rasanya jika tidak sekaligus menghadirkan tempat wisata bagi keluarga. Kini, terdapat beberapa pilihan untuk menginap dan berwisata bersama keluarga di sekitaran Ciwidey, Adapun pilihan tempat wisata hits di Ciwdey yaitu Ciwidey Valley Resort, EmTe Highland Resort, Green Hill Park, Legok Kondang Lodge, Glamping Lakeside, Kampung Pa’Go, Saung Gawir Bungalow & Resto, serta D’Riam Riverside & Resto.
Selain tempat-tempat yang disebutkan sebelumnya dan sudah mulai hits, di sekitar Ciwidey dan Rancabali pun masih terdapat lokasi-lokasi yang menjadi potensi wisata. Bagi para pendaki gunung, banyak terdapat gunung-gunung yang masih sangat jarang didaki. Sebut saja Gunung Patuha dengan tujuan Kawah Saat, Gunung Cadaspanjang, Gunung Singa, Gunung Lolongokan, Gunung Padang, dan lainnya. Bagi para penikmat keindahan alam yang masih sepi dan alami, area perkebunan Sinumbra dapat dijadikan alternatif. Situ Balekambang dan embung-emung yang tersebar di area perkebunan Sinumbra dapat menjadi tempat perhentian sambil menikmati keindahan perkebunan Sinumbra.
Banjaran – Pangalengan – Ciparay
Sebagian besar objek wisata yang berada di area ini merupakan wisata alam. Situ Cileunca, Situ Cipanunjang dan Gunung Puntang merupakan objek wisata andalan dan sudah sejak lama menjadi tujuan wisata utama. Situ Cileunca masa kini pun sudah jauh berbeda dengan wajah Situ Cileunca masa lalu. Area darat di sekitar Situ Cileunca kini dimanfaatkan sebagai tujuan wisata keluarga dibawah pengelolaan Cileunca Group House. Area perairan Situ Cipanunjang pun kini dimanfaatkan sebagai area latihan bagi atlet kano dan dayung. Aliran Sungai Palayangan pun semenjak 2010 lalu sudah mulai dimanfaatkan sebagai objek wisata sekaligus olahraga air Arung Jeram.
Jembatan di area bendungan Situ Cileunca yang dahulu hanya sebagai jalur mobilitas warga, kini menjadi tempat paling hits di sekitar area Situ Cileunca. Jembatan Merah, kini sebutannya. Tidak sedikit wisatawan yang rela datang sedari subuh untuk mendapatkan efek kabut dan sinar matahari pagi di Jembatan Merah dan Situ Cileunca. Selain Situ Cileunca, Situ Cipanunjang pun kini mulai dilirik oleh wisatawan. Spot paling populer di Situ Cipanunjang yaitu DAM Cipanunjang serta lokasi latihan atlet kano yang akan berubah menjadi tempat wisata ketika akhir pekan.
Objek wisata kebun teh di area Pangalengan jauh lebih luas dibandingkan dengan yang berada di areal Ciwidey. Terdapat kurang lebih lima pabrik teh besar dengan jenis pengolahan teh yang berbeda di area Pangalengan. Sebut saja pabrik teh Kertasari, pabrik teh Talun Santosa, pabrik teh Malabar, pabrik teh Cukul, dan pabrik teh Ketamanah. Area perkebunan teh yang berada di perbukitan telah menghadirkan Bukit Nini di sekitar area Perkebunan Malabar dan Puncak Giri di area Perkebunan Cukul menjadi tempat tujuan wisata yang hits di Pangalengan. Makam Boscha yang juga berada di area Perkebunan Malabar pun menjadi lokasi wisata yang tidak boleh terlewat.
Area Pangalengan pun erat kaitannya dengan Kawasan Geothermal. Geothermal di Pangalengan berada di sekitar Gunung Wayang dan Gunung Windu, oleh karena itu lebih dikenal sebagai Geothermal Wayang Windu. Keberadaan Geothermal tidak terlepas dengan munculnya mata air panas ke permukaan, oleh karena itu, tidak jauh dari jalur menuju Geothermal Gunung Wayang akan ditemukan pemandian air panas Cibolang. Pemandian air panas Cibolang ini masih berada di area Perkebunan Malabar.
Selain lokasi-lokasi yang sudah disebutkan sebelumnya, yang juga merupakan tujuan wisata yang sudah terkenal semenjak zaman penjajahan Belanda, terdapat juga objek-objek wisata yang baru bermunculan. Kemunculan objek wisata di area Pangalengan kebanyakan merupakan potensi wisata yang kemudian dikelola dan dibenahi sehingga mampu menarik pengunjung. Sebut saja Situ Cisanti yang merupakan hulu Sungai Citarum di daerah Kertasari, penangkaran Rusa di perkebunan Kertamanah, area agrowisata Kopi Malabar dengan danau buatan yang bernama Situ Malabar, serta Puncak Giri (Cukul sunrise point) yang merupakan objek wisata paling baru di area Pangalengan.
Objek wisata lainnya yang tidak kalah hits di area Pangalengan yaitu pusat oleh-oleh dan beberapa tempat makan yang menyajikan makanan khas Sunda di sepanjang jalur Pangalengan – Puntang. Situs budaya pun terdapat di area ini, yaitu Situs Rumah Adat Cikondang yang berada di Desa Lamajang. Bendungan-bendungan yang dimanfaatkan sebagai PLTA pun lebih banyak terdapat di area ini dibandingkan dengan area Ciwidey – Rancabali. Adapun bendungan-bendungan di area Pangalengan antara lain PLTA Cikalong, PLTA Plengan, dan PLTM Cilaki.
Selain lokasi-lokasi wisata yang baru bermunculan dan sudah ramai sejak dulu, masih banyak terdapat lokasi-lokasi wisata yang masih sepi dan alami. Sebut saja Bendungan Syphon, Situ Aul, Situ Cukul, Situ Cicoledas, Situ Talun, Situ Kinceuh, Situ Cimeuhmal, Situ Margaluyu, serta Situ Ninah. Bagi para penggiat dunia pendakian, selain Pegunungan Malabar dengan Punggung Naganya, kini ada juga Bukit Artapela di Gunung Gambunsedaningsih, Datar Anjing, Gunung Wayang, Gunung Rakutak, serta Gunung Kendang. Gunung Windu pun masih merupakan lokasi potensi wisata yang belum dibuka sama sekali.
Pengaruh keberadaan objek wisata
Keberadaan objek-objek wisata yang hits di kedua jalur wisata Ciwidey dan Pangalengan membrikan berbagai dampak bagi daerah sekitarnya. Dampak yang paling terasa yaitu kondisi infrasturktur jalan. Hampir sebagian besar jalan di kedua jalur wisata ini sebelum tahun 2010 kondisinya sangat buruk. Kini, berangsur-angsur jalan utama sudah dibenahi. Pembenahan ada yang dilakukan oleh pihak swasta seperti di area Perkebunan Kertamanah dan Geothermal Wayang Windu di Pangalengan serta kawasan Perkebunan Sinumbra di Rancabali. Pembenahan jalan yang dilakukan oleh pemerintah antara lain jalur Cukul – Talegong – Cisewu hingga Rancabuaya serta jalur Rancabali – Naringgul – hingga Cidaun.
Selain tempat-wisata kuliner, rumah makan dan mini market, serta homestay pun mulai banyak bermunculan. Jika melihat kondisi pariwisata di sekitar Ciwidey dan Pangalengan sebelum tahun 2010, tempat menginap, rumah makan, dan mini market, bahkan warung dan SPBU masih bisa dihitung dengan jari. Kondisi lalu lintas pun sudah pasti terkena dampaknya. Kemacetan dan bus-bus pariwisata berukuran besar kini sudah menjadi pemandangan yang tidak asing di jalur Ciwidey dan Pangalengan. Padahal, dulu, masih bisa dihitung dengan jari.
Dampak perekonomian dan pembenahan di bidang infrastruktur serta akomodasi pun menjadi hal yang tidak luput dari perkembangan industri pariwisata. Sebut saja listrik, air bersih, sarana angkutan umum, serta pengolahan dan pemasaran komoditi lokal. Perkembangan industri pariwisata dan dampak yang dibawanya pada dua daerah ini, hendaknya tetap dalam perhitungan bukan menjadi ajang eksploitasi besar-besaran sehingga malah berganti membawa dampak negatif bagi lingkungan sekitar. Perlu diketahui, lingkungan alam di sektiar dua kawasan wisata tersebut masih ada yang berstatus hutan primer, cagar alam, perkebunan tetap, serta kawasan resapan air.